let them know

1K 86 17
                                    

Beritau padaku bagaimana rasanya berkencan di ruang terbuka? Berpegangan tangan saling menyandar dan sesekali berjalan santai di sebuah taman saling melempar senyum?

Pasti menyenangkan, note terakhir di buku catatanku adalah
() aku ingin berkencan tanpa rasa takut.

Aku belum menemukan cara yang tepat untuk menikmati perasaan seperti itu, aku selalu bermimpi akan ada pangeran berkuda datang menemui ayahku dan mengatakan, ingin menikahiku tapi rasanya aneh bukan siapa yang ingin menikahi gadis yang penyakitan?

"Selamat pagi nona apa hari ini kita harus olahraga lagi?"
Tanya seorang dokter muda yang sekarang meletakan finger fulse oximeter itu di jariku guna mengukur denyut jantungku

"Pagi juga dokter, apa aku sudah bisa pulang sekarang?"
Tanyaku sambil menatap kearah dokter yang sudah 5 bulan merawat ku ini.

"Jika kamu rutin minum obat istirahat yang cukup serta makan yang cukup kamu akan segera keluar dari sini, dan aku berharap kita bisa bertemu di luar rumah sakit, aku ingin segera mengusir kamu dari rumah sakit ini dan jangan kembali lagi kesini"
Ucapnya sambil mengelus rambutku

---------

Aku duduk rooftop rumah sakit yang dijadikan taman untuk istirahat sejenak.
"Disini dingin"
Dia melepaskan jas putih kebanggannya dan meletakan di bahu ku agar aku tetap hangat.

"Dokter kamu tampan ternyata jika hanya melihatmu dengan kemeja seperti itu"

"Benarkah? Padahal jas putih itu membuat aku mendapat nilai plus dari wanita"
Setelah berucap seperti itu dia tertawa.

"Oh iya dok apa ayah belum kemari?"

"Ah pak akira, eem belum apakah kamu bosan? "

"Tentu aku sangat bosan, aku lelah duduk di kursi roda aku lelah menyumbangkan tubuhku untuk jarum suntik itu lihat"
Ucapku menunjukan beberapa lebam akibat jarum suntik yang setiap hari menyentuk kulitku.

Dia menarik napas pelan lalu menunjukan expresi yang tidak bisa ku artikan.
"Aku akan berusaha menyembuhkanmu"


----------

Setelah 6 bulan aku dirawat akhirnya aku mendapat donor tulang sumsum untuk ku, dan dokter ah iya aku lupa memberitau namanya ya dia dokter son chaeyoung umurnya mungkin saat ini 24 atau 25 tahun dan aku sudah 27 tahun iya aku bukan anak remaja lagi aku tau itu.

Tapi selama 27 tahun bernapas aku tidak perna sempat mengenal laki-laki selain ayahku dan kakak ku dan dokter son chaeyoung.

Beberapa waktu berlalu dokter mengatakan menemukan tulang sumsum yang cocok dengan ku, Setelah oprasi mengangkatan tulang sumsum dan pemulihan aku sudah bisa pulang, namun ada satu yang mengganjal aku tidak perna melihat dokter itu lagi.

Padahal dia sendiri yang mengatakan untuk bertemu di luar rumah sakit dan benar dia sukses mengusirku dari rumah sakit, aku bahagia aku senang dokter jeong bilang aku akan sembuh total setelah ini.

Aku tidak akan bertemu jarum suntik lagi dan tidak akan merasakan sakit lagi disekujur tubuh tapi anehnya aku selalu menunggu dokter son chaeyoung ini.

"Jangan datang lagi yah"
Ucap dokter jeong, aku sangat berharap dokter chaeyoung yang mengatakan itu namun aku tetap tersenyum dan mengangguk kearahnya.

------

"Jadi anak ayah mau membuka tokoh bunga?"
Ayah membuka pembicaraan setelah kehengingan terjadi beberapa saat diperjalanan.

"Ayah, aku mau tempat ibu dulu boleh?"
Ayah mengangguk dan tersenyum

Setelah sampai aku melihat makamnya dan tersenyum kearah makam ibuku.
"Hy bu apa kabar? Oh iya maaf mina tidak membawa bunga karena mina baru pulang dari rumah sakit, bu jika ibu disini pasti ibu bahagia kan? Putri ibu ini tidak akan sakit lagi, sekarang giliran mina yang menjaga ayah"
Aku mengusap nisannya.

one shots about michaeng 💋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang