love or ride

407 62 18
                                    

"Kamu bangun jam berapa huh"
Tanya sang perempuan dengan suara serak dan mata masih tertutup.

"Baru saja"
Seorang lelaki yang selalu saja membuat wanita itu lemah, cintanya sudah terlalu besar untuk lelaki yang sudah menikah beberapa bulan lalu.

Tapi dia tidak salah, mereka saling mencintai hanya saja takdir yang mengerikan tidak mampu mereka imbangi hingga mereka memutuskan jalan salah seperti ini.

"Sharangeo"
Kalimat itu seolah menjadi tanda bahwa semua akan baik-baik saja, tentu saja wanita yang hampir gila karen cintanya akan membalas juga.

"Nado sharangeo chaengii-yah"
Wanita itu memegang wajah pujaan hatinya yang kini sudah terasa sedikit bulu halus memenuhi dagunya.

"Kemarilah"
Tubuh kecil itu langsung masuk kepelukan lelaki.

"Ah, besok kita sudah harus pulang ke seoul sana. Hari ini kita habiskan waktu berdua sepuasnya disini"

"Chaeng, kamu mencintaiku bukan?"

"Tentu saja, kamu lucu dari jaman kita kuliah aku selalu mencintai minatozaki sana"
Sana malah mengeratkan pelukannya kedalam dada chaeyoung, lelaki pemilik hatinya jiwanya bahkan raganya adalah milik son chaeyoung.

"Tentu saja, kamu lucu dari jaman kita kuliah aku selalu mencintai minatozaki sana"Sana malah mengeratkan pelukannya kedalam dada chaeyoung, lelaki pemilik hatinya jiwanya bahkan raganya adalah milik son chaeyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chaeng mengusap anak rambut yang ada dikening sana lalu menyelipkannya kesamping telinga.

"Aku minta maaf membut situasi kita menjadi seperti ini, andai aku bisa menolak kamu tau sendiri gimana keras dulu aku menolak pernikahan itu bukan. Bahkan kamu tau aku dipukuli habis-habisan oleh ayah karena menentang semua ini hum. Aku mencintai kamu bahkan sampai nyawaku berakhir sana"
Entahlah chaeng selalu mampu menenangkan hati sana, ya wanita itu tau bagaimana tuan son sangat keras.

Bahkan dia tidak segan memukuli anaknya sendiri, bahkan tubuh chaeyoung berulang kali mendapatkan memar.

Saat mereka menghabiskn waktu suara dering telpon sedikit mengganggu, membuat chaeng meraih hp nya.

"Hallo"

"...."

"Aku masih di busan, kenapa"

"...."

"Besok baru pulang"

"...."

"Ya aku usahakan untuk kerumah ayahmu tapi aku tidak bisa menjanjikan itu" dengan cepat chaeng mematikan telponnya, sana menatap tanpa mengucap sepatah katapun.

Lalu ia berdiri meraih baju yang berserakan dilantai karen ulah panas mereka tadi malam.

Sana meraih kuncir ditangannya lalu mencepol sambutnya, chaeng dengan tidak tau dirinya malah berdiri dan memeluk sana dari belakang.

"Aku harus apa sekarang san, aku mencintaimu tapi aku juga ingin membuat ayahku tidak menyakitimu"
Chaeng masih betah menyandarkan dagunya di bahu sana.

one shots about michaeng 💋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang