Quote today :
Jiwa yang bahagia adalah pelindung terbaik untuk dunia yang kejam, jadi berbahagialah.
Happy reading
...Bulan dan karin jalan beriringan menuju kelas membuat semua orang menatapnya antara heran dan bingung juga. seingat mereka kemarin bulan dan karin bertengkar hebat sampai semuanya mengira kalo mereka tidak akan pernah saling memaafkan bahkan hanya untuk sekedar saling menatap saja mungkin mereka tidak akan melakukannya.
"Lo... udah baikan?"-tanya mark saat melihat mereka berdua, Karin dan bulan hanya menatap mark sinis lalu melewatinya. mark mengusap dadanya sabar dengan tingkah mereka berdua.
"Tar istirahat kenya gw bakal sama jongho deh"-ujar karin, bulan mengangguk lalu berlalu. Karin memasuki kelasnya lalu duduk dibangkunya, seperti biasa jongho sudah ada disana memejamkan matanya sambil menggunakan headset yang setia ditelinganya.
"Karin"-panggil seseorang, karin menoleh dengan pandangan yang dingin.
"Gw mau minta maaf"-ucapnya sambil memberikan coklat.
"gapapa, sorry gw gak makan coklat"-tolak karin sambil tersenyum kecil.
"denger-denger ka david pergi karna lo ya?"-tanyanya, karin tersenyum sinis lalu berdiri.
"Kalo iya, apa hubungannya sama lo?"-tanya karin,
"Gaada sih, cuman ya berarti lo jahat"-jawabnya,
"Bisa gak lo idup sesuai kenyataan, bukan rumor. dan lagi lo jangan terlalu ikut campur sama hidup orang, punya kacakan?"-tanya jongho ikut berdiri, karin menatap jongho tak percaya. ternyata makhluk seperti jongho bisa bicara panjang lebar.
Siska memutar bola matany lalu kembali ke bangkunya. jongho kembali duduk begitupun karin. Mereka berdua kini sedang berjalan ke ruang guru untuk mengumpulkan buku tugas dari seluruh murid di kelasnya.
"sapatu"-ujarnya langsung mengambil buku yang dipegang karin, karin mengangkat alsnya lalu melihat sepatunya. dia membungkukkan badannya untuk membenarkan tali sepatunya.
"thanks"-ucap karin kembali mengambil bukunya.
"Btw, lo nanti kerja kelompok sama siapa?"-tanya karin, jongho hanya menggelengkan kepalanya tidak tahu.
"Sama gw?"-tanya karin, mengpede emang. Jongho mengangkat sebelah alisnya lalu berjalan duluan, karin sudah tau jawabannya tanpa jongho beritahupun.
Tok... tok...
"ya?"
"permisi, ini untuk buku tugasnya"-ujarnya sopan lalu menaruh bukunya di atas meja pak iwan, pak iwan mengangguk sambil tersenyum.
"Oh iya, sekalian tempel ini di papan pengumuman ya. 10 menit lagi bapak ke kelas."-suruhnya, jongho dan karin mengangguk lalu mengambil dua gulungan kertas berukuran 70×50.
"Lo bawa lem nya?"-tanya karin, jongho menggeleng bodoh, karin kembali masuk untuk mengambil lem. Karna jongho cukup tinggi jadi jongho yang menempelkannya.
"gimana?"-tanyanya untuk mengukur,
"yang kiri agak keatas dikit"-suruh karin, jongho menurutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runtuh 1 | END✓
Lãng mạn"Davin ayo kita berhenti"-ujar gadis dengan rambut kuncir kuda tersebut "kenapa? hubungan kita baik-baik aja kan?"-tanya Davin menatap gadisnya dengan penuh tanda tanya "Ayo pokus dengan hidup kita sendiri, lagipula kita tidak bisa bersama"-perempua...