Hala hala, judul lagu dong wkwk.
Happy reading. . . .
____________°°°_________Sudah satu minggu yang lalu sejak kejadian itu, karin juga sudah melupakannya walaupun ada sedikit trouma terhadap laki-laki.
Karin sedang duduk di bangku di bawah pohon besar di pinggir jalan, dia tampak sangat cantik dari biasanya, rambutnya yang digerai, dress putih yang sangat cocok dengan warna kulitnya, lihatlah bibirnya yang mungil berwarna merah muda itu tak henti-hentinya tersenyum menatap laki-laki di sebrang jalan.
"Kenapa terus tersenyum?"-tanyanya duduk di sebelahnya
"Gapapa pengen aja"-jawab karin menganbil minumannya.
"Belum ada ingatan yang datang?"-tanyanya lalu karin menggelengkan kepalanya
"Sayang sekali"
"Emang dulu kita disini ngapain?"
"kamu marah-marah sambil nangis"
"lagi?"
"hmm,saya tidak pernah melupakan itu"-david mengangguk sambil tersenyum.
Flashback. . .
...Dibawah hujan yang deras dan banyak petir, mungkin ini sudah menjadi nasib Karin harus pulang sekolah dengan david menggunakan sepeda david. Dirinya berpegangan kuat, berdoa agar tidak jatuh, sepertinya david belum bisa membawa sepeda dan akhirnya mereka terjatuh. jujur saja david khawatir karna membuat karin terjatuh dan lututnya berdarah.
"aww"-ringis karin langsung mentap david marah.
"ma-maaf, g-gw gak sengaja"
"Gw tadi udah bilang gw gak mau ikut sama lo! gw gak mau naik sepeda sama lo!"-teriak karin, david langsung jongkok menggendong karin untuk duduk di bangku yang ada disana.
"maaaf gw gak hati-hati bawa lo,lo tunggu dulu disini gw beli perban dulu"
"gak usah! gw mau telpon bang daniel buat jemput!"-karin mengeluarkan handphonenya, astaga dia lupa handphonenya taada batre.
"mana hp lo, lo punya nomor bang daniel kan?"-pinta karin masih dengan nada marah biasanya ketika mengobrol dengan david
"Hp gw gaada bantrenya"-jawab david, karin menatap david marah dan tidak suka, sungguh karin ingin mencakar mukanya yang terlihat menyebalkan.
"maaf sekali lagi"
Srakk
"lo mau ngapain?"-tanya karin was was karna david merobek ujung bajunya sendiri, tanpa menjawab apapun david meniup luka di lutut karin yang cukup besar, dia langsung mengikatkan bajunya yang dia sobek di lutut karin.
Karin terdiam memperhatikan apa yang akan david lakukan, karin sedikit merasa bersalah melihat david mengobati lukanya, tapi bagaimanapun karin tetaplah karin yang keras kepala dan gengsi.
"l-lo ma-mau ngapain?"
david membuka bajunya untuk melindungi kepala karin walaupun sudah telat tapi setidaknya jangan terlalu terkena air hujan.
"ayo naik, gw anter, tenang aja gak bakal jatoh lagi"-ajak david sambil tersenyum, karin berpikir sebentar lalu naik ke atas sepeda.
Rasanya sedikit canggung, karna david berjalan menuntun sepedanya sementara karin berpegang pada bahunya.
"Maaf untuk tadi"-ujar david
"kenapa sih lo ngejar-ngejar gw terus? perasaan gw gak cantik-cantik amat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Runtuh 1 | END✓
Roman d'amour"Davin ayo kita berhenti"-ujar gadis dengan rambut kuncir kuda tersebut "kenapa? hubungan kita baik-baik aja kan?"-tanya Davin menatap gadisnya dengan penuh tanda tanya "Ayo pokus dengan hidup kita sendiri, lagipula kita tidak bisa bersama"-perempua...