selamat malam semuanya.
Happy reading. . . .
-------•••------
Malam ini karin sedang mengerjakan tugas-tugasnya yang sudah menumpuk seperti dosanya, eh?. tak lupa karin melihat mbah Google untuk membantu mengisi tugasnya, walaupun karin termasuk murid yang memiliki prestasi tinggi tapi tetap saja jika di rumah dia akan melihat google. 'kalo udah ada jawabannya di google, kenapa susah susah mikir?' ya kira-kira begitulah pemikiran dangkalnya.
"rin?"-panggil daniel pelan dari belakang pintu
"apa?"
"lo disuruh beli minuman sama mommy, tapi jalan kaki"
"what? jalan kaki? Indomaret jauh bang elah, males gw"
"yaudah gw bilangin sama mommy"
"ish iya iya, bentar lagi gw keluar"-karin langsung berdiri dan mengambil cardigan nya lalu keluar kamar.
Dia berjalan sendirian di trotoar yang sepi, sama sekali tak ada kendaraan dan hujan mulai turun lagi, dia berlari agar cepat sampai. setelah selesai membeli beberapa minuman karin memutuskan untuk menunggu hujan sampai reda, walaupun ini sudah jam 9 dan Indomaret sudah tutup, dan jujur saja karin sedikit takut.
Karin bahkan lupa membawa handphone nya, dan udara semakin dingin untung saja dia sempat mengambil cardigan nya. karin melihat tiga orang laki-laki berjalan kearahnya, Karin takut? tentu saja takut, siapa yang tak takut di hampiri tiga orang laki-laki tqk di kenal saat sendirian di malam hari.
"Lagi ngapain disini?"-tanyanya membuat karin mendongkakkan wajahnya, hufft syukurlah itu adalah dimas tapi dimas benar-benar seperti seorang begal, maaf.
"Gw lagi nungguin nih Indomaret buka, ya nunggu ujan reda lah!"
"kirain nungguin gw"
'"dih najis, kagak ada kerjaan bet gw nungguin lo!"
"sewot mulu lo"
"serah gw"
"mau gw anterin gak?"
"gak!"
"yaudah"-dimas dan 2 temannya pergi meninggalkan karin yang sedang menatapnya sinis.
Dan sendiri kembali. tak lama seseorang juga ikut meneduh disana,karin sepertinya kenal dari postur tubuhnya, ah benar saja dia kaka kelasnya.
"ka dean?"
"loh? Karin ngapain malem-malem disini?"
"ini lagi jual diri ka, ya neduh lah! pertanyaannya gak ngotak emang"
"oh jual diri"-jawabnya acuh membuat karin langsung menoleh cepat
"ayo saya antar, hujannya sudah reda"-ajak dena, karin tampak berfikir keras untuk menerima tawarannya takutnya karin malah dimarahin sepanjang jalan karna berpakaian tipis, dan memakai celana pendek.
"mau atau tidak? tidak mau juga tak apa, saya cuman kasian sama kamu sendirian kaya gembel gak punya rumah"
"kalo gak niat kagak usah! gw juga ogah dianter sama lo ka!"
"yasudah"
"emang ya cowo tuh gak pernah peka, heran gw jadinya. kalo emang niat nganterin yaudah anterin gak usah pake embel-embel kesian segala, kan jadinya kaya gak ikhlas dan malah ngehinain. dasar cowo semua sama aja!"-oceh karin membuat telinga dean akan meledak sekarang juga
"saya tadi udah tawarin kamu buat saya anterin tapi kamu bilang gak mau"
"karna ka dean ngomongnya kaya gitu bikin ogah tau gak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Runtuh 1 | END✓
Romance"Davin ayo kita berhenti"-ujar gadis dengan rambut kuncir kuda tersebut "kenapa? hubungan kita baik-baik aja kan?"-tanya Davin menatap gadisnya dengan penuh tanda tanya "Ayo pokus dengan hidup kita sendiri, lagipula kita tidak bisa bersama"-perempua...