1

30.6K 1.5K 16
                                    

PROLOG
Hi, assalamualaikum. Selamat datang di cerita pertamaku..
🌼🌼
jangan lupa untuk vote & coment karena masukan kalian sangat berguna untuk aku yang amatiran ini.

Happy Reading, and Enjoy story

_

"Kita cerai aja ya Sya. Aku masih mencintai Maira.." ucap Arkana yang sukses membuat hati Asya bergemuruh. Ia sadar, bahwa pernikahannya dengan Arkana terjadi bukan atas dasar cinta, melainkan perjodohan. Tapi, bisakah Arkana menghargainya sebagai seorang istri? Bisakah Arkana menghargai pernikahan mereka meskipun tidak ada cinta didalamnya?

Asya hanya bisa tersenyum miris. Arkana, pria dewasa yang sudah menemaninya selama 1 tahun ini nyatanya masih sangat labil. Terjebak dengan cinta pertama, menuruti ego sendiri, tanpa berpikir ada dua orang yang harus jadi korban dari keegoisannya.

"Kamu pikir pernikahan itu main-main? Sadar Ar, kamu gak cuma punya aku sebagai istri, tapi ada anak kita yang ikut jadi korban. Memangnya kamu mau Karel tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah?" tutur Asya mengeluarkan unek uneknya.

Ini memang bukan masalah Asya yang tidak rela diceraikan, Ayolah ia bukan wanita menye-menye yang akan menangis karan kehilangan satu pria. jika saja Asya belum punya anak dari Arkana, mungkin ia akan Fine saja menerima perceraian ini. Tapi masalahnya sekarang Asya memiliki Karel, bayi berusia 1 bulan yang masih butuh kasih sayang kedua orang tuanya.

"Gak usah dibuat ribet bisa kan! masalah Karel gampang, kita ganti-gantian aja ngurusin dia.."

"Pikirkan keputusan kamu matang matang Ar, ingat penyesalan itu datangnya di akhir bukan di awal. Aku cuma gak mau kamu menyesal dikemudian hari karena---"

"Aku gak akan nyesel! Karena aku mencintai Maira sebelum kenal dan menikah dengan kamu!" Potong Arkana cepat.

Asya menghela nafasnya panjang, sungguh ia tidak mengerti jalan pikiran suaminya ini. "Umur kamu sekarang udah berapa tahun sih Ar, udah 24 kan? Tapi kenapa pemikiran kamu masih kayak bocah SMA? Kamu menganggap pernikahan ini seolah permainan, kamu bahkan kamu mempermainkan perasaan aku sebagai istri kamu"

"Cukup Sya! Kenapa kamu makin memperbesar masalah dengan membanding-bandingkan aku dengan anak SMA?! Kamu sadar gak sih, kamu juga masih SMA"

"Aku memang masih SMA. Tapi aku tau cara menghargai sebuah pernikahan, dan aku tau kewajiban sebagai seorang istri itu seperti apa.. Aku gak pernah nolak apapun permintaan kamu, termasuk saat kamu minta Karel hadir diantara kita. Aku nurut, meskipun sekolah aku harus berhenti beberapa bulan karena hamil"

Arkana bungkam sesaat, mengingat bagaimana pengorbanan Asya demi membuatnya bahagia. Tapi hatinya menolak keras, ia mencintai Maira. Dan ia ingin hidup bahagia bersama gadis pujaannya.

"Keputusan aku sudah bulat, aku akan tetap menceraikan kamu. Maaf" pungkasnya dengan sedikit rasa bersalah, ingat hanya sedikit.

Asya mengangguk lemah, jika itu sudah menjadi keputusan Arkana Asya bisa apa. Ia tidak mungkin menahan orang yang bahkan tidak peduli pada anaknya sama sekali. "Oke, aku terima keputusan kamu. Aku cuma minta satu hal Ar, biarkan Karel ikut sama aku.."

"Silahkan, bawa saja Karel ikut dengan kamu"

_To be continued_


Perfect Mom (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang