23

9K 560 15
                                    

Memutuskan
Happy Reading

_

Asya menatap undangan di tangannya dengan tatapan nanar, ia tak menyangka aldrin akan memberikannya kejutan yang tidak terduga.

Kemarin mereka masih menghabiskan waktu bersama seolah tidak ada masalah sedikitpun tapi tiba tiba kenapa harus ada undangan pernikahan atas nama aldrin tapi bukan dia sebagai calon istrinya.

Awalnya ia ingin menelpon aldrin dan meminta penjelasan tapi niat itu seketika urung saat sebuah chat dari Devina masuk ke ponsel-nya.

Devina mengirimkan pesan seolah menyuruh Asya sadar diri dan menjauh dari aldrin.

"Aku harus apa sekarang al, aku percaya kamu gak mungkin nyakitin aku sejauh ini tapi--" Gumam asya tak mampu melanjutkan kata katanya. Lagi dan lagi asya merasa di khianati.

"Mami" Panggil karel yang ternyata sudah menatao asya sejak tadi.

"Kenapa?" Tanya asya lembut.

"Mami baik baik aja kan? Muka mami cedih" Tanya karel

"Mami gakpapa, karel bukannya mau main sama cia ya? Kok masih di sini?"

"Gak jadi, cia bawa anak balu namanya Justin dia suka ngatain kalel anak halam yang gak punya papi"

Asya menghela nafasnya lalu berjongkok menyamai tinggi karel. "Maaf ya, mami gak bisa kasih karel keluarga yang lengkap seperti orang lain"

"Gakpapa kok mami, yang penting kalel punya mami yang sayang banget sama kalel, telus ada daddy juga yang selalu sayang sama kalel" Balas karel lalu memeluk leher asya.

"Mami gak yakin setelah ini kamu bakal ketemu lagi sama daddy atau enggak nak" Batin asya sedih.

"Semoga karel selalu bahagia" Gumam asya pelan.

**

"Papa sudah berusaha untuk bujuk mama, tapi mama sangat keras kepala al" Ucap gavin pada anaknya aldrin

"Terus al gimana pah, al gak mau nikah sama leona. Please bantu al pah" Mohon aldrin.

"Kamu cinta sama asya?"

Aldrin mengangguk tanpa berpikir panjang.

"Besok kamu nikah sama asya al, papa akan urus semuanya dan untuk mama jangan sampai dia tau dulu"

"Tapi kalo nanti mama tau terus dia nyakitin asya sama karel gimana?" Tanya aldrin.

"Mama gak sejahat itu sampai nyakitin asya dan karel. Mungkin memang mama bakal marah tapi papa yakin lambat laun mama juga akan Terima asya dan karel. Kalo perlu untuk sementara waktu bawa asya dan karel pindah dulu setelah menikah nanti sampai keadaannya benar benar membaik" Usul gavin.

"Papa yakin?"

"Kamu tenang aja sisanya serahin ke papah. Sekarang kamu cuma perlu ngomong baik baik sama asya, pergi temui dia dan besok papah share loc lokasinya. Semoga berhasil"

"Oke, aku percaya sama papah. Kalo gitu aldrin pamit" Pungkas Aldrin kemudian langsung mengambil kunci mobil untuk pergi ke rumah asya.

Sesampainya di sana Aldrin langsung menemui asya yang kebetulan sedang duduk bersama karel di ruang keluarga wanita terlihat sibuk mengajarkan karel menggambar hingga tak menyadari kehadirannya.

"Sya.." Panggil aldrin yang sukses membuat asya mengalihkan perhatiannya.

"Al, ada apa? Kok kamu disini?" Kaget asya.

"Aku mau ngobrol sebentar bisa, berdua aja penting"

"Tapi--"

"Please?"

"Oke, karel main di kamar dulu ya, mami sama daddy mau ngomong sebentar"

"Oke mami" Karel menurut lalu pergi meninggalkan 2 insan yang masih berdiri di ruang keluarga.

**

Disinilah asya dan aldrin sekarang, duduk di taman samping mansion.

"Ada apa al?"

"Nikah sama aku besok ya"

"Gak usah aneh aneh al, bukannya kamu mau nikah sama Leona?" Tanya asya namun menusuk.

"Kamu tau darimana?" Aldrin ikut kaget.

"Undangan dari Leona" Jawab asya seadanya.

"Sialan tuh cewek main main sama gue" Batin aldrin emosi.

"Sya, denger dulu ya, Aku bisa jelasin. aku dijodohin sama Leona mama maksa aku nikah sama dia minggu depan. Maka dari itu nikah sama aku ya, setelah itu kita pergi dari sini. Please bantu aku, aku gak mau nikah sama Leona, papah juga udah setuju dan mau bantu kita"

"Entahlah al, aku bingung"

Banyak yang harus asya pertimbangkan, tentang dirinya yang belum 100% siap, trauma yang takut terulang lagi apalagi mamanya aldrin yang belum setuju dengan hubungan mereka, dan tanggung jawab perusahaan yang tidak mungkin ia tinggalkan begitu saja. Semua ini terlalu mendadak bagi asya, tapi disisi lain ia juga takut kehilangan aldrin, apalagi Karel yang mengharapkan sosok aldrin untuk menjadi ayahnya.

Menghela nafas asya merasa ini saatnya ia tidak boleh lagi egois, kebahagian Karel nomor satu jangan sampai ia mengecewakan Karel lagi. Lagipula asya yakin aldrin pilihan terbaiknya untuk saat ini.

"Ya, aku mau"

_To be continued_

Bonus
Visual Gerald dan fares temen temennya aldrin.

⬇️Gerald yang kelakuannya selalu minta di hajar Aldrin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇️
Gerald yang kelakuannya selalu minta di hajar Aldrin

⬇️Gerald yang kelakuannya selalu minta di hajar Aldrin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇️
Fares, cowok imut idolanya para kaum hawa.

Perfect Mom (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang