7

14.1K 819 3
                                    


Flashback masa lalu
Happy Reading

_

Flashback on

"Papa jangan pelgi.." ucap Asya kecil, saat melihat sang papa sudah rapih lengkap dengan koper ditangannya.

"Sayang, papa cuma seminggu di Korea untuk urusan pekerjaan.. jangan sedih ya" bujuk sang papa, yang tidak lain adalah Surya Kusuma.

"Ndak mau, papa disini aja baleng Asa" kekehnya.

"Papa janji akan pulang tepat di hari ulang tahun princess asa. Sekarang princess bilang sama papa mau kado apa?"

"Asa mau papa aja disini"

"Iyah, papa akan pulang tepat di hari ulang tahun kamu. Jangan sedih ya.."

Asya mengangguk lucu. "Janji ya papa"

"Janji" sahut Surya tersenyum. "Kamu jangan nakal, nurut kata kata mama ya" sambungnya.

"Iyah.. papa juga jangan nakal, nanti mama malah" balasnya polos.

Surya terkekeh gemas, lalu menghujami wajah Asya dengan ciuman. "Gemesin banget sih kamu, papa pamit ya"

Asya mengangguk, lalu mencium punggung tangan Surya. "Hati hati papa"

"Ma, titip Asya ya. Jangan dibuat nangis, kasian. Kalo asya mau permen beliin aja kita bukan orang susah.." ucap Surya dengan nada candaan.

"Kamu nih mas, masa anaknya dibiasakan makan permen. Nanti giginya bolong gimana" sahut Chintya

Surya nyengir. "becanda sayang, kalo gitu aku pamit ya. Jaga diri baik baik"

"Iyah, kamu juga hati hati"

"Assalamualaikum.."

"Waalaikum salam.."

Seminggu kemudian, tepat di hari ulang tahun asya yang ke-3. Surya benar benar pulang, tapi ia tidak sendirian, ia membawa Anita bersanya. Awalnya Chintya menyambut Anita dengan baik, karena sang suami sering menceritakan tentang Anita sebagai sahabatnya.

Tapi itu hanya beberapa saat, sebab Anita tiba tiba mengaku bahwa ia memiliki hubungan lebih dengan sang suami dan sekarang dirinya sedang mengandung anak dari Surya. Hancur? Tentu saja. Apalagi Surya sendiri tidak menyalahkan ataupun membenarkan ucapan Anita, pria itu diam seolah apa yang diungkapkan Anita itu benar adanya.

"Mas, bilang sama aku Kali ucapan mbak Anita itu gak bener?!" Ucap Chintya dengan derai air mata, tapi Surya tetap bungkam.

"Aku mengandung anak mas Surya Chintya, lihat suami kamu pun tidak bicara apapun, berarti apa yang aku katakan itu benar kan?" Ungkap Anita.

"Mas.. selama ini aku selalu percaya sama kamu, tapi kenapa kamu mengkhianati kepercayaan aku----" ucap Chintya menjeda. "Hahaha.. aku bodoh ya, percaya aja gitu sama kamu yang setiap bulan bolak balik ke Korea untuk urusan kerjaan! Sekarang aku ngerti, kamu kesana buat nemuin dia kan? Jawab mas?!"

"Kalau iya kenapa?!" Bentak Surya tanpa sengaja.

Chintya menggeleng tak percaya, hancur, kecewa, dan sedih bercampur jadi satu dihatinya. "Salah aku sama kamu apa mas? Kenapa kamu tega kaya gini?!"

"Kamu gak salah Chintya, aku yang salah Karena masih mencintai Anita.. maaf"

"Cinta! Hanya karena cinta kamu sampai tega menghancurkan aku dan anak kita.. Kalo dari awal kamu gak cinta sama aku, buat apa cape cape nikahin aku? Kejar aja cinta kamu! Jangan jadilan aku pelarian kayak gini. Kamu egois!" Ucap Chintya dingin.

Surya bungkam. Pikirannya sedang sangat berkecamuk sekarang

"Sadar Chintya, kamu itu cuma orang baru yang masuk ke kehidupan Surya. Aku yang lebih tau dia, dan aku berhak mendapatkan cintaku kembali" bukan Surya yang bicara, tapi Anita.

"Oke, ambil cinta kamu itu. Biar aku yang ngalah. Dan untuk kamu mas, silahkan ceraikan aku"

Tanpa mereka sadari, dibalik tembok ada Asya mendengar percakapan mereka. Umur Asya memang baru 3 tahun, tapi otaknya yang cepat tanggap bisa memahami maksud ketiga orang dewasa itu.

Hari ulang tahun yang harusnya menjadi hari paling membahagiakan, berubah menjadi hari paling mengerikan untuk asya, karena Seorang pria yang selama ini ia panggil papa, telah menorehkan luka mendalam di hatinya. "Asa benci papa, papa udah buat mama nangis"

Flashback off

_To be continued_

Follow me⬇️ 

Follow me⬇️ 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perfect Mom (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang