20

10.6K 618 8
                                    

Kehancuran Arkana
Happy Reading

_

Hancur. Satu kata yang menggambarkan keadaan Arkana saat ini, ia harus kehilangan berlian demi sebuah batu kerikil yang tidak berharga sama sekali. Menyesal bahkan sudah tidak ada gunanya sekarang, pria itu hanya bisa mengurung diri di kamar sambil menangis dan mengatakan kata maaf untuk mantan istrinya yang 3 tahun lalu sudah ia sakiti hanya karena egonya sendiri.

Sekarang rumah tangga kedua yang ia bangun juga hancur, kebahagiaan dan kehangatan keluarga seakan lenyap dalam sekejap.

Di balik pintu kamar Arkana, Skala diam sambil memeluk lututnya, anak yang tidak tau apa apa itu hanya bisa diam sambil mendengar tangisan pilu sang papa, ralat mungkin papanya adalah pria yang sekarang sedang di duduk di ruang tengah bersama mamanya, dan kakeknya. Jika bisa memilih skala lebih baik tinggal dan hidup bersama Arkana, karena selama 2 tahun lebih ia hidup, hanya pria itulah yang tulus menyayanginya.

Lantas bagaimana peran Maira sebagai ibu bagi skala? Bagi skala maira itu ibu yang buruk, bersikap baik padanya hanya di hadapan Arkana tapi ketika Arkana pergi ia disiksa dan diacuhkan. Itu sebabnya ia sangat membenci sang mama meskipun wanita itu telah melahirkannya.

"Pa-pa" cicit skala sambil mengetuk pintu kamar Arkana pelan. Tidak ada sahutan dari dalam, membuat anak itu semakin menunduk dalam, takut jika Arkana ikut membenci keberadaanya seperti sang mama.

"Ckala cayang papa.. maafin ckala ya udah buat papa cedih. Maafin ckala kalo kehadilan ckala cuma jadi macalah buat papa" setelah mengatakan itu skala beranjak dari duduknya, kemudian turun dari lantai dua dan berlari ke arah taman belakang.

Sesampainya disana, skala menatap gerbang taman belakang yang terbuka, tanpa penjaga. Ia menatap pagar itu kemudian beralih pada mansion yang selama ini ia tinggali. "Ckala gak mau ikut mama sama olang itu, ckala mau pelgi aja. Maaf papa, campai jumpa dan semoga kita ketemu lagi lain kali"

Skala berlari keluar pagar, kaki kecilnya melangkah tanpa arah tujuan. Entah kemana ia akan pergi mungkin hanya takdir yang bisa menyelamatkannya dari kekejaman dunia.

Disisi lain, Arkana sempat mendengarkan kata kata yang keluar dari mulut skala. Arkana tidak munafik untuk mengatakan bahwa ia sangat menyayangi skala seperti anak kandungnya sendiri, tapi sekarang ia sedang amat kecewa pada Maira. Jika ia menemui skala sekarang, ia tidak yakin akan bisa mengontrol emosinya yang kapan saja bisa memuncak.

"Maafkan papa nak, papa juga sayang skala" monolognya dengan air mata yang kembali turun.

Katakan saja Arkana cengeng, siapa yang tidak sedih jika kehidupannya hancur hanya karena sebuah kenyataan apalagi rasa penyesalannya karena telah menceraikan asya dan meninggalkan anak kandungnya. Ia menyesal.

**

Berbeda dengan keadaan di mansion Aryasatya. Di pantai, Aldrin, Asya, dan Karel terlihat Sik bermain air.

Yap, sesua janji Aldrin dua hari lalu, setelah ia pulang ke Indonesia, ia akan membawa Asya dan Karel ke pantai untuk menghabiskan waktu bersama.

"Karel, kesini dulu yuk. Kita makan siang" titah Asya.

"Bental mami, kalel masih asik main cama Daddy" sahutnya acuh.

"Al.." panggil Asya pada Aldrin.

"Kenapa yang?" Sahutnya.

"Karelnya suruh berhenti dulu, sekalian kita makan siang" ucap Asya.

Aldrin memangku Karel kemudian membawanya ke pinggir pantai. "Tulunin Daddy, kalel mau main"

"Makan dulu boy" titah Aldrin sambil mendudukkan Karel di tikar yang sudah penuh dengan makanan yang di bawa dari rumah.

"Makan dulu boy" titah Aldrin sambil mendudukkan Karel di tikar yang sudah penuh dengan makanan yang di bawa dari rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalel belum lapan Daddy. Macih mau main" ucapnya dengan bibir mengerucut.

"Iya. Tapi makan dulu ya. Nanti setelah makan baru sambung mainnya" ucap Aldrin sabar.

"Tapi gak lapal Daddy" kekehnya

"Makan gak harus nunggu lapar boy. Nanti kalo kamu gak mau makan kita pulang" ancam Aldrin yang sukses membuat Karel menurut.

"Iyah, Iyah. Kalel makan nih. Mami kalel mau candwichnya dong"

_To be continued_

Follow ⬇️

Bonus visual Arkana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus visual Arkana

Papi kandungnya Karel nih, calon duda dua kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Papi kandungnya Karel nih, calon duda dua kali. Ada yang mau daftar jadi istrinya?

Perfect Mom (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang