PENGASUH DADAKAN
Happy Reading_
Malam hari, setelah pertemuan pertama Asya dengan Adiknya. Sekarang mereka tengah makan malam bersama. Sedangkan revan, pemuda itu sudah pulang lebih dulu tadi sore karena besok harus sekolah.
Asya juga sudah menjelaskan dan menceritakan perjalanan hidupnya selama 19 tahun ini pada Sean. Dimulai dari perceraian kedua orang tuanya hingga ia yang harus menikah muda dan cerai karena suaminya lebih memilih wanita lain.
"Gimana kalo kakak ikut aku pulang ke Korea?" Ucap Sean setelah makan malam selesai.
"Gak segampang itu Sean, disini kakak juga punya tanggung jawab. Dan gak mungkin kan kakak biarin perusahaan begitu aja" balas Asya sambil meletakan garpu dan sendoknya.
"Iya juga sih.. yaudah deh, nanti Sean izin ke papa buat menetap disini. Seenggaknya meskipun nanti beda rumah tapi kan gak terlalu jauh kalo mau jenguk kakak sama baby Karel"
"Kakak sih setuju setuju aja kalo kamu mau pindah, tapi gimana papa? Dia kan juga punya tanggung jawab disana.."
"Yaudah Sean sendiri aja yang pindah"
"Terserah kamu aja sih, tapi harus tetep izin ke papa ya"
"Siap kak.. btw kakak gak lanjut kuliah?"
"Minggu depan mulai ospek nya"
"Oh.. berarti besok bisa jalan jalan dong" ucap Sean berbinar.
"Kalo besok kakak gak bisa. Masih banyak banget kerjaan gimana kalo hari Minggu aja"
"Yah, gabut dong aku. Gak ngapa ngapain"
"Kalo kamu gabut, bantu kakak aja tuh jagain baby Karel. Lumayan nanti kakak gaji tiket ke Bali buat liburan.."
"Serius digaji ini?" Sambutnya antusias.
"Heem.. asal bener jaganya"
"Siap kak, serahin aja ke Sean. Gini gini Sean bisa koq jaga bayi. Tapi janji ya tiket ke Bali"
"Iyah, janji"
**
Keesokan harinya seperti biasa Asya sudah berada di kantor untuk mengurus pekerjaannya. Baru saja hendak masuk ke ruangan, Asya sudah disuguhkan tumpukan berkas dan jadwal meeting yang padat.
Asya menyesal telah memberikan cuti pada Haris jika pada akhirnya ia keteteran sendiri. Tapi ya sudahlah ia harus cepat menyelesaikan semua ini.
Sedangkan di rumah ada pemandangan unik saat ini, terlihat Sean dengan telaten mengurus keponakannya, bahkan pemuda itu begitu sabar saat baby Karel menangis minta susu.
"Sabar ya ganteng, om handsome buat dulu susunya"
"Owek.. owek.. owek.."
"Baru beberapa jam, tapi gue udah cape banget. Begini amat dah, untung ponakan" gumam Sean nelangsa.
"Nih, susunya udah jadi. Jangan nangis lagi ya, cup.. cup.. anak pinter"
"Duh, den Sean kayaknya udah cocok jadi papa muda.." celetuk bi esih yang baru saja pulang dari pasar.
"Hehe.. saya masih SMA bi, masa udah harus jadi papa muda"
"Tapi sekarang banyak tuh den yang masih SMA tapi udah nikah dan punya anak.. kalo Aden mau, bibi punya kenalan di kampung, dia kembang desa loh den, cantik lagi. Cocok lah jadi istrinya den Sean"
Sean hanya bisa meringis mendengar hal itu. Ayolah dia bahkan tidak kepikiran untuk pacaran, ini malah mau dijodohkan dengan kembang desa. "Enggak dulu deh bi, ngurus ponakan satu aja udah repot"
"Iya juga sih.."
"Oh ya bi, tolong masakin makan siang buat kak Asya.."
"Loh non Asya bakal pulang makan siang dulu?"
"Bukan. Saya yang mau antar ke kantor"
"Oh.. yaudah bibi masak dulu"
_To be continued_
Follow me ⬇️
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Mom (On Going)
General FictionSTORY-1 Masih acak acakan, belum revisi. Jadi harap di maklum.. RANK : #1 - Fristlove (16 Mei 2022) #2 - Fristlove (17 Mei 2022) #1 - Fristlove (18 Mei 2022-6 juni 2022) #1 - Duda (22 Mei 2022) #2 - Brokenhome (24 Mei 2022) #4 - family (26 Mei 2022)...