26

1.1K 65 5
                                    

Warning! 18+
Awal yang indah
Happy Reading

Bali, Indonesia.

Karel terlihat asik bermain istana pasir dengan seorang anak perempuan bernama Syila. Mereka baru saja berteman satu minggu tepat setelah karel, asya, dan aldrin pindah ke bali.

Keluarga kecil itu membeli sebuah rumah mewah yang tidak jauh dari pantai dan sudah menjadi rutinitas setiap hari jika karel selalu bermain di pantai meskipun masih dalam pengawasan pengasuh dan beberapa bodyguard yang aldrin siapkan.

Syila sendiri merupakan anak dari nelayan yang tinggal tidak jauh dari pantai, gadis kecil dengan penampilan sederhana tapi lucu di mata karel.

"Syila, lihat istana kalel sudah jadi. Bagus kan?" Pekik karel saat istana pasir buatannya sudah jadi.

"Wah istana kalel bagus, punya syila jelek. Susah buatnya" Balas syila dengan mempoutkan bibirnya sebal.

"Sini kalel bantu, jangan ngambek ya nanti muka suka nyelemin kaya muka mami pas marah sama daddy"

"Mami kalel suka malah malah ya"

"Gak juga, cuma kalo daddy nakal aja"

"Ohh, kapan kapan syila boleh main kelumah kalel gak. Nanti syila bawa mainan"

"Boleh kok, besok gimana?"

"Boleh boleh"

**

Di tempat lain tepatnya di rumah mewah yang tidak jauh dari pantai asya menatap jengah aldrin yang sejak tadi terus menempelinya. Kemanapun asya pergi aldrin terus mengikutinya bahkan ke kamar mandi sekalipun.

"Al, minggir ih. Gak cape apa nempel mulu aku mau masak makan siang nih sebelum karel pulang main"

"Yang.. Ayolah sebentar aja, mungpung bocil gak ada"

"Apanya yang sebentar? Jangan mulai aneh aneh ya! Masih siang ini"

"Abis kalo malem gagal terus, karel ngerecok mulu" Aldrin mendengus.

"Tapi semalem berhasil kan?"

"Iyah tapi mau lagi gimana dong"

"Gak ya, aku cape tau. Pengen nyantuy sehari aja" Ucap asya sambil mengeluarkan bahan makanan di kulkas untuk di masak.

"Iya deh, sehari aja. Besok gak mau tau!" Balas aldrin lalu duduk di pantri sambil menatap asya yang sedang memasak.

"Iya bawel, sekarang mending kamu susul karel ke pantai. Cuacanya lagi panas banget jangan sampe kelamaan main"

"Biarin aja lah sayang. Kan udah ada pengasuh sama bodyguard nya yang jagain"

"Yaudah telpon mereka suruh pulang!"

"Boleh aja sih tapi kiss dulu"

Asya menghela nafas jengah, kemudian berbalik menghampiri sang suami lalu kecium pipi kanan nya.

"Bukan di situ sayang, disini" Aldrin menunjuk bibirnya.

"Gak!"

"Yaudah, aku gak mau telpon mereka"

"Ih, ngeselin banget sih jadi suami!"

"Di dunia ini gak ada yang gratis beb, ayok cepetan"

Cup.

Dengan perasaan dongkol asya mengecup bibir aldrin sekilas, namun saat hendak menjauh aldrin malah menahan tengkuk asya dan memperdalam ciumannya.

Cukup lama mereka terhanyut, hingga suara ember jatuh mengalihkan atensi keduanya.

Di ambang pintu dapur, karel menatap keduanya dengan mata melotot, bahkan ember bekas main pasirnya terjatuh tanpa sadar. Refleks ia berbalik kemudiaan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Solly, kalel gak sengaja liat. Tapi lain kali kalo mau bikin dedek bayi di kalam aja ya mi, dad. Oh ya liqwes  adek cewek ya yang cantik bye bye" Setelah mengatakan itu karel lari terbirit berit karena tau asya pasti mengamuk.

"Karel!! Belajar dari mana kamu heh!!" Pekik asya geram.

"Gara gara kamu ini pasti!" Tunjuk asya pada aldrin.

"Kok aku"

"Ya terus siapa yang suka ngajarin aneh aneh ke karel kalo bukan kamu" Gemas asya.

"Iya sih hehe..ups keceplosan"

1

2

3

"Kabur!!" Aldrin ikut lari meninggalkan asya yang sudah memerah menahan emosi.

"Awas ya kalian!" Geramnya sambil mengambil centong sayur lalu terjadilah kejar kejaran.

_to be continued_

Jangan lupa vote
Bye bye👋

Perfect Mom (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang