19

9.8K 610 9
                                    

Karma kah?
Warning! Mengandung kata kata kasar dan umpatan! (Harap bijak dalam bembaca!)

Happy Reading

_

"Hwa mami! Kalel cedih hiks.." teriak Karel sambil menangis, memanggil Asya hingga wanita berusia 21 tahun itu muncul tergesa gesa dari arah dapur.

"Kenapa Karel, kenapa teriak teriak? Siapa yang jahatin anak mami Hem?" Tanya Asya bertubi tubi sambil memutat mutar tubuh Karel.

"Kalel di celingkuhi cama Mia mami, maca Mia lebih milih Dio yang wajahnya biaca aja. Kulang apa kalel mami, kalel itu kan handcome kaya opa koleya hiks.." curhatnya sesegukan.

Asya yang awalnya panik, sekarang hanya memutar bola matanya malas. Ia berjongkok menyampaikan tinggi badannya dengan Karel lalu mengusap kepala anaknya itu "Udahlah jangan nangis ya, masa anak cowok nangis, apalagi cuma karena cewek, gak keren. Lagipula Karel kan masih kecil, mana ada pacar pacaran, temenan baru boleh"

"Kenapa gak boleh pacalan mami, kata papa Dion boleh koq.."

"Awas aja lu Dion. Berani beraninya dia ngajarin anak gue yang enggak enggak" batin Asya sambil tersenyum paksa.

"Gak boleh sayang, Kalel kan masih kecil. Lagian Gak ada tuh anak seusia kalel pacalan. Nanti aja ya, kamu boleh pacaran kalo usia kamu sudah 17 tahun, paham" nasehat Asya

"Paham mami, tapi usia kalel sekarang belapa?" Tanya Karel

"3 tahun" jawab Asya.

"Yah macih lama dong.." balas kalel polos.

"Ya, iya masih lama" asya berdiri sambil mengelus Surai hitam kecoklatan milik Karel. "Sekarang main aja dulu gih, biar nunggu 17 tahunya gak kerasa" sambung Asya ngawur, tapi siapa sangka Karel menurut saja.

"Oke mami, Kalel main dulu ya. Bye bye" kalel melampaikan tangannya sebelum hilang di balik pintu.

"Ada ada saja" monolog Asya sambil menggeleng.

**

Di sisi lain, tepatnya di mansion keluarga Aryasatya. Sedang terjadi keributan dimana Arkana terlihat amat marah pada istrinya Maira.

"Argh.. dasar cewek murahan! Nyesel gue dulu nikahin Lo bangsat!" Teriak Arkana tak bisa mengontrol emosinya. Pria itu benar benar tidak menyangka bahwa ia dibodohi oleh istrinya sendiri selama 3 tahun ini.

Maira, wanita yang ia anggap baik ternyata hanyalah seonggok sampah tidak berguna dimana anak yang ia kandung dulu ternyata bukanlah anak kandungnya, melainkan anak maira bersama pacarnya.

"Mas, percaya sama aku. Aku dipaksa sama dia mas, ini bukan kemauan aku" Ucap Maira membela diri, sambil menunjuk seorang laki laki yang sejak tadi berdiri di samping suaminya.

"Mau mengelak apa lagi Humaira Anastasya! Kamu tidak hanya mengecewakan aku sebagai suami kamu, tapi kamu juga mengecewakan umi dan Abi!" Ucap Arkana menusuk.

"Kamu dididik sebagai wanita muslim yang baik oleh Abi dan umi kamu, tapi kamu muak dengan hal itu dan memilih menjalani hidup dengan kesenangan kamu sendiri. 3 tahun yang lalu, kamu bukan baru pulang dari Kairo kan? Tapi dari Amerika kan?" Sambungnya

Sungguh pria itu amat kasihan pada mertuanya yang sekarang sudah menangis di sofa dengan rasa kecewa yang mendalam. Mereka pasti malu memiliki anak seperti maira.

"Kenapa kalian gak percaya sih, dia bohong" Maira masih membela diri.

"Gak ada yang bohong disini maira, gue bahkan punya bukti saat Lo hidup bebas di Amerika sana. Suami sama orang tua Lo bahkan udah tau kebiasaan Lo yang sering keluar masuk club malam.. awalnya gue diem aja dengan masalah ini, tapi gue juga gak mau Lo semakin terjerumus di arah yang salah. Masih mending malam itu gue yang ambil kehormatan Lo bukan lelaki bangkotan yang perutnya buncit itu" pria yang sejak tadi bungkam akhirnya bicara.

"Terus mau Lo apa sekarang hah! Lo mau kehidupan gue hancur kan Andriko!" Nah, keluar kan kelakuan aslinya wkwk..

"Gue jujur karena gue mau tanggung jawab sama kehamilan Lo! Gue udah taubat maira, gue mau memperbaiki satu per satu kesalahan yang dulu pernah gue buat" jawab Andriko jujur. "Hidup itu bukan selamanya tentang kesenangan maira? Ada kalanya kita juga akan semakin tua dan kita juga gak tau sampai mana umur kita nanti" sambungnya.

"Maira, boleh Abi bertanya sama kamu?" Tanya sang Abi tiba tiba, namun maira hanya bungkam.

"Kenapa kamu jadi begini nak? Kenapa kamu bohong sama umi, Abi, dan suami kamu. Bahkan kamu bohong kan saat bilang bahwa Arkana sudah lama menduda, saat itu, saat Arkana datang ke hadapan Abi untuk melamar kamu dia masih punya istri kan maira?" Tanyanya dengan raut wajah kecewa.

"Aku cape Abi, aku juga mau merasakan hidup seperti teman teman aku. Modist dengan pakaian sexy mereka, bisa bersenang senang dan merasakan alkohol di club, dan aku muak terus dikatai cupu karena gak berani kayak mereka. Mereka selalu bilang aku cupu karena sering pake gamis syar'i dan kerudung.."

Sang Abi sudah menebak inilah jawaban maira. Maira itu polos, namun polosnya mendekati bodoh hingga mau di hasut oleh Teman temannya yang rata rata memang memiliki kehidupan yang bebas.

"Ceraikan maira nak, dia bukan wanita baik baik untukmu" ucap sang umi sambil menatap Arkana sesaat sebelum pergi ke kamar tamu.

"Iya nak, Abi gak mau kamu terus terusan bersama orang yang tidak tepat. Kamu bisa mencari pengganti yang jauh lebih baik dari maira" timpal sang Abi.

Tanpa mereka sadari, sejak tadi ada seorang anak kecil yang mendengar setiap pembicaraan mereka. Ia bersembunyi di balik tembok pembatas antara ruang tengah dan dapur. Sambil memeluk kedua kakinya anak berusia 2 tahun itu menangis dalam diam. "Ckala benci mama!"

_To be continued_

Follow⬇️

BonusVisual mbak maira saat gak pake hijab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus
Visual mbak maira saat gak pake hijab. Cantik sih tapi...

 Cantik sih tapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perfect Mom (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang