9

13.8K 856 20
                                    

HARI PERTAMA OSPEK
Happy Reading

_

Mobil BMW i8 milik Asya terparkir mulus di depan gedung Starlight university (Nama samaran). Sontak kedatangannya langsung menjadi pusat perhatian, karena penasaran dengan siapa yang ada di dalam mobil mewah itu.

"Buset, orang orang langsung berkerumum gitu.. dikira kita artis apa?" cetus Ardion

"Iya lah, coba kalo Lo nurut kita naik bis aja gak akan begini kejadiannya. Gue males jadi pusat perhatian sumpah!" Geram Asya.

"Sabar Sya, gue sembunyiin muka Lo.." Ardion mengeluarkan masker dan kaca mata hitam, lalu memberikannya pada Asya.

"Buat apaan coba? Ngasih gue beginian" Bingung Asya.

"Pake neng, ini buat nutupin muka Lo" gemas Ardion yang langsung memasngkan Asya masker dan kaca mata.

"Yok turun" Ajaknya.

Asya pasrah, ia keluar dari mobil dengan kaca mata hitam dan masker yang menutupi wajahnya. Sedangkan Ardion, pemuda itu justru sedang tebar pesona pada gadis gadis senior yang meneriakinya ganteng.

"Gini amat punya temen yak!" Karena kesal, Asya langsung menarik tangan Ardion dan pergi meninggalkan parkiran.

"Sya lepas dulu tangan gue nya, sakit tau ditarik tarik" ucap Ardion saat mereka sudah sampai di aula kampus, tempat para maba berkumpul untuk mengikuti ospek.

Asya membuka kaca mata dan maskernya, lalu menatap Ardion kesal. "Lo sih, udah tau gue risih. Masih aja sempet sempetin tebar pesona. Dasar buaya.."

"Cemburu bilang atuh neng, jangan marah marah nanti makin geulis.." goda Ardion sambil merangkul pundak Asya

"Apaan sih Lo, geli tau gak!" Asya menepis tangan Ardion.

Asya dan Ardion terus berdebat, hingga tanpa sadar keduanya sudah menjadi pusat perhatian para maba termasuk senior yang menjadi pengurus acara ospek itu.

"Gila bro, tuh ceweknya cakep bener" celetuk Geraldi Saputra, salah satu senior yang kini sedang melihat ke arah Asya bersama dua kawannya Alfares Adiska dan Aldrin Adhlino Emilio.

"Iya, gue kira dia buruk rupa karna pake masker sama kaca mata. Eh pas dibuka bidadari dong" timpal Alfares, sedangkan Aldrin pemuda itu hanya diam dengan wajah datar tapi pandangannya tertuju pada Asya, ikut terpesona dengan kecantikan gadis itu.

"Mine.." gumamnya pelan, hingga tidak ada seorangpun yang mendengarnya.

**

"Ehem.." deheman seseorang sukses membuat perdebatan Asya dan Ardion berhenti. Diliriknya ternyata seorang wanita dengan pakaian minim tidak lupa wajahnya yang penuh dengan makeup.

"Astagfirullah.. ini Tante Tante kenapa bisa ada disini" Sunggul blak blakan sekali mulut Ardion ini, tidak tau kah siapa orang di hadapannya sekarang sudah melotot.

"Cih! Caper" gumam wanita itu tapi masih bisa di dengar oleh Asya dan Ardion.

"Siapa yang caper sih bego, gue gak ada caper sama siapa siapa juga" kesal Ardion.

"Lo bisa sopan gak sih, gue ini senior. Baru hari pertama udah buat masalah!"

"Heh, Lo duluan yang ngatain gue sama sahabat gue caper. Sadar diri Tante.."

"Lo-" wanita itu hendak menampar Ardion tapi tiba tiba ada tangan yang menahan pergelangan tangannya.

"Jaga sikap bisa kan Leona Lewis" ucap dingin Aldrin.

Yap, pemuda yang menahan tangan wanita itu adalah Aldrin Adhlino Emilio, pemuda yang sejak tadi bungkam. Entah kenapa melihat Asya di ganggu Aldrin merasa tidak senang dan muak, apalagi melihat Leona lah yang mengganggunya.

"Sayang.. mereka duluan yang mulai" rengek wanita bernama Leona itu sambil bergelayut manjadi tangan Aldrin.

Disisi lain, Asya dan Ardion hanya menatap jijik wanita itu. Bayangkan saja dia memakai dress pass body yang begitu ketat, sepatu heels dengan tinggi hampir 10 cm, jangan lupa makeup tebalnya. Benar benar menggelikan.

"Biduan dari mana itu?" Tanya Asya pada Ardion dengan suara pelan.

"Dia bukan biduan Sya. Lebih mirip banci kaleng.. alisnya tebel banget kek warna spidol"

"Pft..." Keduanya menahan tawa.

"Lepas!" Ucap Aldrin dingin.

"Gak mau, liat mereka malah mau ngetawain aku" tolak Liona manja.

"Lepas Liona, atau Lo tau akibatnya" mendengar ucapan penuh penekanan dari Aldrin liona segera melepas gandengannya.

"kalian berdua, masuk barisan" titahnya yang langsung dituruti oleh Asya dan Ardion

"dan untuk Lo" tunjuk Ardion pada Liona. "Jangan merasa jadi ratu di kampus ini!" Sambungnya lalu pergi begitu saja. Meninggalkan Liona dengan wajah masamnya.

_To be continued_

Follow me⬇️

Follow me⬇️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perfect Mom (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang