14

12.3K 776 29
                                    

Bertemu (part.2)
Happy Reading

_

"Aldrin.."

"Yes honey, it's me. Maaf ya aku telat Dateng" sahut Aldrin sambil membawa baby Karel ke gendongannya.

Deg!

Jantung asya mendadak berdetak dua kali lebih cepat, bahkan pipi gadis itu langsung memerah saat Aldrin memanggilnya dengan panggilan 'honey'.

"Kenapa pipi kamu merah? Kamu sakit?" Tanya Aldrin lagi yang sukses membuat asya memekik karena tidak kuat dengan debaran jantungnya.

"Aldrin!"

"Hahaha, sorry honey. Aku tau kamu blushing.."

Jujur sekali pemuda yang satu ini, membuat Asya gemas dan ingin sekali melemparnya dari atas gedung hotel.

"Koq kamu bisa ada disini? Dan kenapa kamu ngaku ngaku calon suami aku? Mana manggilnya honey lagi" Tanya asya berbisik, tapi Aldrin hanya membalas pertanyaan itu dengan senyum manisnya.

"Halo tuan Arkana, perkenalkan nama saya Aldrin Aldhlino Emilio. Senang bisa bertemu anda di sini" ucap Aldrin memperkenalkan diri.

"Saya Arkana, mantan suami Asya!" Balasnya sambil menekankan kata mantan suami. Entahlah Arkan juga tidak tau kenapa ia merasa tidak suka dengan pengakuan Aldrin yang menyebut Asya sebagai calon istrinya.

"Senang bisa berkenalan dengan anda dan---"

"Halo Aldrin, aku maira. Salam kenal" dengan tampang watadosnya Maira memotong ucapan Aldrin yang bahkan belum atau bahkan tidak mengajaknya berkenalan.

"Gak sopan" cibir Asya.

"Koq asya ngomongnya gitu. Aku niat baik loh mau kenalan sama Aldrin" balasnya dengan wajah sok sedih.

"Dih, istri CEO koq cengeng, mana suka motong ucapan orang kayak gak punya etika"

Mendengar kata kata pedas Asya, bibir maira semakin melengkung ke bawah, siap menumpahkan tangis. Namun hal itu langsung di cegah oleh Arkana.

"Jangan nangis sayang, kasian baby di dalam perutnya. Dan untuk kamu Asya, tolong bicara dengan baik hargai perasaan istri saya yang rapuh. Dia tidak cengeng hanya sedikit sensitif karena sedang hamil dan moodnya sering berubah ubah"

"Ohhhh..." Balas Asya acuh.

"Aldrin koq mau sih nikah sama Asya yang mulutnya pedes?" Sepertinya Maira belum menyerah untuk membuat Asya emosi.

"Saya mencintai Asya apa adanya. Mungkin dia memang gakak, ceplas cepos, ceroboh, dan sedikit bar bar. Tapi di balik itu dia bukan perempuan lemah, terlalu manja, menye menye, dan kekanakan. dia perempuan baik, pekerja keras, mandiri dan saya sangat suka semua yang ada pada diri Asya" jelas Aldrin yang entah kenapa terasa menohok dan menyindiri Maira.

"T-tapikan wajar kalo istri manja sama suami. Kalo istrinya terlalu mandiri lantas peran kamu sebagai suami nanti seperti apa?" Sepertinya Maira belum menyerah.

"Apa saya perlu menceritakan bagaimana Asya ketika mode manja?! Ayolah dia mungkin memang mandiri dan kuat tapi ada kalanya dia juga bersikap manja di hadapan saya. Lagipula pasangan tidak harus manja setiap saat bukan? Apalagi sampai menempeli kemana mana, karena ada saatnya saya juga sibuk untuk bekerja, kuliah, dan beberapa urusan lain" jawab Aldrin sambil menatap Asya yang pipinya kembali memerah.

"Berbakat sekali sahabat masa kecilku ini membual" batin Asya.

Merasa kalah telak, akhirnya Maira dan Arkana pergi menjauh dari Asya dan Aldrin.

**

Maira dan Arkana pulang lebih awal. entah kenapa mood Arkana sangat hancur setelah bertemu dengan Asya dan Aldrin. Pria itu bahkan tidak menegur istrinya sama sekali dan masuk keruang kerja, bahkan niat hati ingin menginap sebentar di Bandung mendadak urung dan langsung pulang ke Jakarta malam ini juga.

Arkana duduk di kursi ruang kerjanya sambil merenungkan respon hatinya yang berbeda dengan pikirannya. Entah kenapa ia merasa panas saat Aldrin bersikap manis pada Asya, ia tidak suka saat Asya dekat dengan laki laki lain, bahkan ia tidak suka saat Asya terang terangan menjalin hubungan dengan laki laki lain.

Hatinya seperti bicara 'Asya hanya boleh menikah lagi dengan-nya' dan 'menjadi istri keduanya'. Sungguh egois bukan.

**

Disisi lain, pesta telah usai beberapa menit yang lalu. Dan sekarang Asya sedang berada di mobil Aldrin bersama baby Karel yang sudah terlelap di pangkuannya.

Mereka sedang berada di perjalanan pulang, dan suasana nampak canggung karena kejadian tadi. Bahkan tidak ada satu katapun keluar dari mulut Asya sampai Arkana buka suara.

"Tidur aja sya, nanti kalo udah sampe aku bangunin"

"G-akpapa koq, a-aku gak ngantuk" tolak Asya.

Suasana kembali hening, hingga beberap menit kemudian asya memberanikan diri untuk bicara. "Soal tadi, makasih ya udah nolongin sampe pura pura jadi calon suami.."

"Kata siapa aku pura pura?"

"Hah? Maksudnya?"

"Nikah sama aku mau?"

"Hahaha.. kamu becanda ya"

"I'm serious asya"

_To be continued_

Follow⬇️

Follow⬇️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perfect Mom (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang