SS-8💸

208K 18.2K 548
                                    

Selamat membaca

•••💸•••

Dengan memakai jas berwarna hitam rapi, Keenan memasuki sebuah restoran yang sudah ramai dengan orang-orang yang berpakaian sama dengannya.

Sebuah acara makan malam, tetapi bukan makan malam biasa. Restoran ini di booking khusus untuk acara besar malam ini.

Banyak rekan bisnis dan CEO seperti Keenan yang menghadiri acara tersebut, selain untuk saling mengenalkan perusahaan juga dapat meningkatkan kerja sama satu sama lain.

Keenan menjabat tangan seorang lelaki tua dengan rambut yang sudah di penuhi uban dan di dampingi oleh istrinya.

"Senang bertemu denganmu, Pak Keenan."

"Senang bertemu dengan anda Pak Albert," jawab Keenan.

"Silahkan duduk, Pak Keenan!"

Keenan menatap orang-orang yang akan satu meja dengannya, terlihat hanya Keenan dan satu rekan bisnisnya bernama Pak Santoso yang tidak di dampingi oleh wanita.

Dan yang menarik perhatian Keenan adalah Asya, mantan kekasihnya yang mendampingi Adrian suaminya juga akan satu meja dengan Keenan.

Asya tersenyum ke arah Keenan, "Aku fikir Pak Keenan akan di dampingi oleh seorang gadis kecil lagi," ucap Asya.

Keenan memalingkan wajahnya merasa muak.

"Pak Keenan adalah pengusaha muda sukses, pasti susah untuk mendapatkan gadis yang cocok dengannya sebab dia terlalu sempurna," ucap seorang wanita yang seumuran dengan Mama Keenan yang merupakan istri Pak Albert.

"Andai saja aku memiliki seorang putri, sudah aku jodohkan dia dengan Pak Keenan," lanjut Pak Fathur.

Keenan ingin sekali pergi dari tempatnya, jika bukan karena Allard yang memaksanya untuk datang maka Keenan tidk akan datang ke acara ini.

"Saya mau ke toilet, permisi!"

"Sayang, aku ke toilet dulu." Adrian menganggukkkan kepalanya sebagai jawaban atas perkataan Asya.

Asya menarik tangan Keenan sehingga membuat langkah lelaki itu terhenti.

"Kamu bosan?" Tanya Asya.

Keenan menatap tangannya yang di pegang oleh Asya dan menghempaskannya.

"Dimana gadis yang bersamamu saat ke pesta pernikahan aku?" Tanya Asya lagi.

"Aku rasa tidak perlu memberitahu kamu," ucap Keenan.

"Apa dia pergi meninggalkan kamu atau dia hanya menginginkan hartamu?"

"Jaga ucapanmu, dia tidak seperti itu."

Asya terkejut atas pembelaan yang Keenan lakukan terhadap gadis itu.

"Kamu membelanya, ini hebat. Siapa gadis itu?" Tanya Asya.

Keenan terdiam tidak menjawab pertanyaan Asya.

"Kenapa diam? Atau berita itu memang benar kalau kamu hanya menyewa seorang gadis hanya untuk terlihat kuat di hari pernikahanku?"

Keenan mengeraskan rahangnya menatap ke arah Asya dengan nyalang.

"Untuk apa aku menyewa seorang gadis, kamu lupa? Wanita yang mendekat kepadaku."

"Ohiya, kalau begitu apa kamu berani menikahinya?"

Lagi dan lagi Keenan hanya terdiam.

"Kenapa diam Keenan? Kalau kamu memang sudah melupakan aku dan sudah mendapatkan penggantiku maka nikahi gadis itu, apa kamu berani?" Tantang Asya.

Suamiku SultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang