SS-43💸

130K 11.2K 1.9K
                                    

Selamat membaca

Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentar

•••💸•••

"Halo Bel, kondisi Ayah memburuk."

Bella terus-menerus menangis di dalam mobil setelah mendapat telpon dari Harsa yang mengatakan jika kondisi Arif memburuk.

Jam menunjukkan pukul 1 malam dini hari, kekhawatiran sangat melanda Bella sekarang.

Sedangkan Keenan di samping Bella terus menguatkan istrinya dan mengatakan jika Ayah Arif akan baik-baik saja.

Bella tidak dapat berfikir positif, Harsa menelponnya tengah malam itu berarti kondisi Ayahnya memang sedang tidka baik-baik saja.

Bella menggigit bibir bawanhya, "aku takut Keenan."

Keenan lalu meraih kepala Bella dan memeluknya. "Berdoa Bel, Ayah akan baik-baik saja."

Sesampainya di rumah sakit, Bella langsung berjalan terburu-buru menuju ruangan inap Arif.

Di dalam ruangan sudah ada Harsa yang menangis hebat dan Naura yang sedang berada di pelukan Dimas dan sama kacaunya dengan Harsa.

"Ayah..."

Bella berlari dan memeluk Arif yang kondisinya memang sedang tidak baik-baik saja.

Nafas Arif terlihat tersenggal-senggal dengan kedua mata yang tertutup rapat.

"Ayah, ini Bella."

Bella mencium kening Arif, "Bella mohon buka mata Ayah. Bella ada disini, Bella mau lihat mata Ayah terbuka."

Naura melepaskan peluknya dari Dimas dan menyentuh bahu Bella. "Bel, tuntun Ayah. Tadi Ayah menyebut namamu," ucap Naura.

Bella menggelengkan kepalanya, lalu menatap wajah Arif yang nampak pucat.

"Ayah, coba panggil Bella. Bella mau denger sendiri."

"Ayah..."

Kini hanya suara nafas Arif yang tidak beraturan, Bella menutup kedua matanya.

"Dokter dimana kak?" Tanya Bella.

Naura menggelengkan kepalanya, "Dokter sudah tidak bisa berbuat apa-apa Bel, kondisi Ayah sudah sangat buruk. Ayah hanya butuh di tuntun untuk pergi agar tenang."

Bella menutup kedua matanya, Keenan lalu meraih Bella kedalam pelukannya.

"Bel, yang kuat."

"Nggak Keenan," ucap Bella tidak bisa menerima kenyataan.

"Sayang, bantu ayah talqin ya?" Ucap Harsa memohon.

Bella menggeleng, "Bella nggak kuat Bunda."

Harsa menghapus air matanya, "Ayah menunggu kamu Bel, Ayah ingin mendengar kamu menuntunnya untuk pulang."

Bella semakin menangis, lalu menatap Arif yang terbaring kembali.

Bella menunduk, lalu mengusap tangan Arif yang memucat dan urat-urat berwarna ungu bermunculan.

Dengan menggenggam tangan Arif kuat, Bella mendekatkan mulutnya ke telinga Arif.

"Ayah dengar suara Bella, kan?"

Tidak ada jawaban, jaya suara nafas Arif yang terdengar naik turun tak beraturan.

"Ayshadu An-la ilaha illallah Wa Ayshadu Anna Muhammada Rasulullah."

Suamiku SultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang