SS-56 💸

185K 13.5K 1.5K
                                    


Selamat membaca

Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentar

•••

Tidak ada gunanya dendam kepada orang yang sudah tiada

•••

Bella menatap kearah Keenan lalu berlari memeluk suaminya sampai terhuyung ke samping.

"Keenan..."

Keenan membalas pelukan Bella sambil menutup kedua matanya. Saatnya melepas kerinduan setelah hampir 4 bulan lamanya Keenan terbaring tanpa sadar.

"Aku merindukanmu Keenan," ucap Bella sambil menangkup wajah suaminya.

Kemudian Bella menarik kepala Keenan untuk dipeluknya kembali. "Sungguh, ini hari yang sangat aku nantikan."

"Aku mencintaimu, Arabella."

Semua yang berada di ruangan inap Keenan hanya menatap dua insan yang saling melepas rindu di hadapannya.

Tiba-tiba saja, bayi di gendongan Harsa menangis dan membuat pelukan Bella terlepas dari Keenan.

"Suara bayi?" Tanya Keenan lalu meraba perut Bella yang sudah datar. "Bel..."

Bella menatap Keenan sambil tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

Harsa lalu mendekat dan memberikan bayi di gendongannya kepada Bella.

"Bayi kita," ucap Bella lalu memperlihatkan wajah anaknya kepada Keenan.

"Dia mirip seperti kamu Keenan, persis sekali fotokopian kamu saat masih bayi," ucap Karina di belakang Bella.

Kedua mata Keenan berkaca-kaca menatap bayi di gendongan Bella. Memang benar jika wajah anaknya lebih mirip dengannya dibanding Bella.

"Kamu mau gendong?" Tawar Bella kepada Keenan namun tidak mendapat jawaban.

Sebenarnya Keenan ingin sekali menggendong anaknya, tetapi Keenan takut dan tidak pernah menggendong bayi sebelumnya.

"Keenan, ayo gendong." Bella sudah mendekatkan bayinya namun tidak di respon oleh Keenan.

"Aku tidak bisa Bel, aku takut dia tidak nyaman di gendongan aku."

Tiba-tiba saja bayi di gendongan Bella menangis, setelah Keenan selesai berbicara dengan menolak menggendong bayinya sendiri.

"Tuh kan, bayinya nangis. Sayangnya Mama jangan nangis, Papa jahat ya nggak mau gendong kamu," ucap Bella sambil terus menenangkan bayinya.

"Keenan, anak kamu juga rindu sama kamu. Masa kamu tolak dia buat di gendong," ucap Karina.

"Keenan takut Ma, Keenan belum pernah menggendong bayi."

"Makanya belajar, Papa juga dulu belajar gendong bayi pas kamu lahir."

Keenan menatap Allard sambil menggaruk tengkuknya. "Tapi..."

"Ulurkan kedua tangan kamu," ucap Bella lalu dengan kaku Keenan mengulurkan kedua tangannya kedepan.

Perlahan-lahan Bella memberikan baiknya untuk digendong oleh Keenan.

"Jangan kaku gitu, gendong dia pelan-pelan jangan terlalu erat gendongnya," ucap Bella memberitahu.

Keenan menelan salivanya, untuk pertama kalinya ia menggendong manusia mungil di tangannya.

Saat berada di gendongan Keenan, tiba-tiba saja bayinya menangis dan itu membuat Keenan menjadi panik.

Suamiku SultanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang