"Yang mana orangnya?" Clara celingukan, melihat banyaknya manusia yang asik berjoget-joget dengan irama latar yang menggebu, serta lampu kedap-kedip berubah warna. Di mana lagi kalau bukan di Kelab Malam.
"Bentar, gue chat dia dulu." Bimbi mengetik di smartphonenya.
Clara menunggu dengan sabar seraya meneguk wine-nya. Hari ini akhirnya Bimbi berhasil membawa Clara untuk kencan buta. Dan mereka janjian di kelab. Itu karena Clara sekalian ingin menghilangkan penat setelah seharian cari cuan.
"Nah, itu orangnya datang."
Ucapan Bimbi seketika membuat Clara menoleh pada arah yang ditunjuk asistennya itu. Tampak sosok pria brewokan sedang menuju ke arah mereka. Sejujurnya, Clara tidak begitu suka dengan laki-laki yang membiarkan bulu-bulu tumbuh lebat di wajah, namun melihat lesung pipi serta badannya yang tegap, Clara mungkin bisa mempertimbangkannya.
"Haiii~ apa kabar, Bro?" sapa pria itu dengan senyum ceria, seraya ber-high five dengan Bimbi.
Keduanya nampak sudah dekat, karena Bimbi bilang ia kenal pria itu lewat Charles--teman seapartemennya.
"Oh ya, kenalin, ini Clara." Bimbi mengenalkan Clara pada temannya itu. "Cyiin, ini loh cowo yang aku bilang itu."
"Hai, saya Valdo." Pria itu mengulurkan tangannya pada Clara, dan disambut baik oleh wanita itu. "Kamu model bukan sih?"
"Iya."
"Oh, pantes. Badannya bagus."
Orang-orang biasanya tidak suka kalau di body shaming, tapi Clara justru tidak suka dipuji begini oleh stranger seperti Valdo ini, meskipun mereka baru kenal. Apalagi cara Valdo melihat Clara dari atas sampai ke bawah seakan menyiratkan sesuatu, dan membuat Clara seketika merasa resah.
"Eh iya, kalian ngobrol aja dulu ya, asikin aja. Aku mau ke sana yaaa. Daaaah~"
Belum sempat Clara mencegah Bimbi, asisten akhlakless-nya itu langsung minggat ke lantai dance, bergabung dengan sekumpulan manusia yang asik meliuk-liukan tubuh.
"Sering Clubbing?" Tanya Valdo mencoba mencari topik. Clara menjawab namun tak terdengar langsung di telinga Valdo karena kerasnya suara musik, itu sebabnya ia mendekatkan telinganya pada wanita itu menyuruhnya mengulang ucapannya barusan.
"Kadang-kadang. Cuma pas lagi pengen hiburan doang." Clara mengucapkan dengan keras.
Valdo manggut-manggut. "Nggak ikut turun ke lantai dance?" tanya Valdo.
Clara melirik tempat yang dimaksud Valdo, di sana ada Bimbi yang sepertinya sudah asik sendiri, meninggalkan Clara sendirian dengan orang asing. Seharusnya, sebagai teman, Bimbi menemaninya gitu loh, agar tidak canggung seperti ini.
"Ntar lagi deh."
Kemudian hening, mereka diam pada pikiran masing-masing meskipun tubuh sama-sama kepala sama-sama bergoyang mengikuti irama lagu yang dibawakan DJ.
"Katanya, kamu lagi cari pasangan, benar?"
Pertanyaan Valdo membuat Clara spontan menaikkan alisnya. Pasti nih si Bimbi yang langsung cerita.
"Yah, begitulah. Tapi lebih pengen cari temen saja sih." Clara menjawab santai, tak ingin jawabannya akan memberi harapan pada pria yang baru ia kenal ini, karena jujur, ia tak begitu tertarik dengan Valdo. Ganteng sih iya, tapi wajahnya nampak fakboi.
"Jadi, kesepian nih?"
Clara hanya bisa nyengir pendek ketika Valdo mengatakan itu.
"Mas Valdo kesibukannya apa sekarang?" tanya Clara, mencoba membangun suasana. Ingin tahu sudah seperti apa sosok Valdo ini hingga begitu percaya diri untuk berkenalan dengan model papan atas seperti Clara. Sengaja Clara menambahi embel-embel Mas sebagai formalitas, padahal aslinya males manggil Mas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoulder to Lean On (END)
ChickLitClara Attesia, seorang artis sensasional yang sulit berkomitmen dalam percintaan. Ia hanya takut orang yang hidup bersamanya kelak akan kecewa dan penuh penyesalan. Galen Thrisaan, teman sekelas Clara sewaktu SMA sekaligus si ketua OSIS yang duluny...