34. Hati-Hati di Jalan

26.6K 1.9K 21
                                    

"Hari ini kita kedatangan bintang tamu cantik nan menawan, yang sekarang lagi viral-viralnya ye." Ungkap seorang Host dari acara hiburan televisi dengan suara hebohnya.

"Denger-denger katanya dia pernah ketangkap ya, Kak?"

"Gosipnya sih begitu. Tapi sekarang dia sudah bebas looh."

"Wah jadi penasaran siapa."

"Hmmm, penasaran kan? Jadi … ini dia kita sambut, Clara Attesia."

Layaknya sebuah pertunjukan panggung, Clara tiba-tiba saja muncul dari balik layar. Dengan senyum lebar seolah tanpa beban, ia melambaikan tangan ke arah penonton yang ada di studio. Sorak sorai bercampur dengan musik menghidupkan suasana acara.

Well, Clara terpaksa menjilat ludahnya sendiri perihal ia yang tak level dengan acara variety show kelas alay. Ia pernah bilang, datang ke acara seperti ini justru akan merusak image-nya. Namun ternyata, ia malah turut menerima undangan sebagai bintang tamu. Setidaknya, ia bisa memberi hiburan sekaligus menghibur dirinya sendiri. Ternyata acara hiburan tidak buruk-buruk amat. Ia bisa membuat dirinya sendiri tertawa seolah tanpa beban.

"Eh, Clara, Clara … denger-denger kamu waktu itu kamu ditahan kan ya. Kok bisa?" Tanya host tiga, laki-laki yang gayanya agak kemayu namun sudah beristri itu.

"Oh itu, waktu itu kan lagi ada pesta gitu, eh, ternyata di sana ada transaksi jual beli obat-obat yang … yah kalian tahu lah apa itu. Nah, jadi aku ikut ketangkap dong kan buat pemeriksaan."

"Ooohh, tapi nggak ikut make ya?"

"Enggak lah. Aku sama sekali nggak ikut terlibat."

"Terus, terus, pacar kamu gimana?"

"Nic?"

"Ya iyalah. Siape lagi? Emang lu punya pacar berape, hah?"

Clara spontan tertawa mendengar pertanyaan berupa amukan dari Host Dua.

"Jangan-jangan Clara nih pacarnya nggak cuma Nicholas."

"Eh, enggak ya," protes Clara pada Host Satu yang seakan ingin mengompori.

"Halah, bohong lu!"

"Beneran waktu itu, pacar aku cuma Nic."

"Waktu itu? Berarti sekarang udah enggak lagi? " Pertanyaan dari Host Tiga mengundang gelengan dari Clara. "Wah wah, berarti lu lagi single nih ceritanya."

"Iya." Clara terkekeh.

"Berarti boleh nih."

"Heeee, lu udah punya bini woy." Cecar Host Dua kepada Host Tiga.

"Lah, bukan gue. Yang onoh noh!" Host Tiga menunjuk salah satu bintang tamu pria dengan gerakan lidah melalui pipi dalam.

"Ciyeee. Ki, gue yakin lu bisa, Ki. Selagi masih ada kesempatan." Host Satu menyemangati orang yang ditunjuk.

Sementara yang Diki--yang ditunjuk--hanya bisa tersenyum cengengesan dan menatap Clara dengan malu-malu.

Clara ikut terkekeh, meskipun sebetulnya ia tak tertarik dengan laki-laki bernama Diki itu. Tapi biar bagaimana pun, gimmick harus dilakukan.

"Clara, lo kalau misalnya sama Diki, mau nggak?"

"Nanti ada yang cemburu," sahut Clara.

"Siapa yang cemburu? Orang Diki juga masih jomlo kayak elu. Ya nggak, Ki?" Host Tiga menanyai si penyanyi yang namanya sedang melejit itu.

Diki mengangguk, "yap, gue masih sendiri."

"Naaaah, masih sendiri. Jadi kayaknya lo berdua bisa tuh."

Shoulder to Lean On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang