Bab 7

40K 2.9K 32
                                    

Clara menutup mulut agar napasnya yang tersengal-sengal tak kedengaran terlalu jelas. Ia bersembunyi di balik dinding bangunan tua yang tak berpenghuni, menghindar dari jangkauan Burhan.

Tadi ketika ia dan Bimbi akan pulang ke apartemennya, mobil Burhan mencegatnya di tengah jalan, bersama dua anak buahnya. Bak pahlawan, Bimbi lebih dulu pasang badan untuk melawan anak buah Burhan, sementara Clara melarikan diri dari kejaran Burhan.

Heran, ia tak tahu entah apa lagi mau laki-laki satu ini. Sudah mendapatkan harta miliknya, sekarang malah menerornya. Maunya apa?

Di tengah ketakutannya, Clara memikirkan bagaimana nasib Bimbi yang dihajar di sana. Laki-laki itu tenaganya tidak bisa dibandingkan dengan anak buah Burhan yang nampak lebih berotot dan sangar.

"Clara, kamu masih di sana? Bertahan ya, aku dan polisi hampir sampai di lokasi kamu."

Suara Galen menyapa Clara dari seberang, ia belum mematikan sambungan telepon agar Galen bisa memantau keadaannya.

Clara tak menjawab karena takut mengeluarkan suara dan keberadaannya ditahu Burhan.

"Clara ... berhenti sembunyi. Keluar lo!"

Clara tersentak kala mendengar suara Burhan, suara itu sepertinya tak jauh dari tempat ia berada. Clara semakin ketakutan dan menahan napasnya meski ia nyaris saja terisak. Tangannya menggenggam tanah, berjaga-jaga kalau Burhan berada di depannya.

"Gue nggak bakalan ngapa-ngapain lo, kalo lo keluar sekarang, Cla. Kita bisa ngomong baik-baik."

Baik-baik, my ass! Batin Clara memaki. Ia tak akan mungkin semudah itu terbujuk.

Ini aneh banget. Burhan yang jadi buronan dan tersangka, kenapa malah seperti Clara yang disalahkan laki-laki itu?

"Gue terpaksa lakuin itu karena hutang gue menumpuk. Gue janji, gue bakalan ganti rugi nanti asalkan lo cabut gugatan lo itu.

Kenapa sih laki-laki itu kekeuh banget ingin Clara menghapus gugatannya?  Burhan pernah masuk sel sebelumnya meski hanya sebentar, dan seharusnya ia tak perlu setakut ini karena sudah pernah merasakan tempat tinggal narapidana itu.

Clara tetap pada pendiriannya, tak meladeni ocehan Burhan yang unfaedah. Ia tahu itu hanyalah trik agar Clara keluar dari persembunyiannya.

Tlg lebih cpt

Clara mengetik pesan chat kepada Galen karena ia tidak ingin mengeluarkan suara sedikitpun. Jantungnya kian berdebar, takut keberadaannya diketahui Burhan.

"Clara, apa Burhan ada di dekat kamu?" Melalui earpod yang terpasang di telinga, ia mendengar suara Galen yang entah kenapa membuatnya merasa aman, ia merasa tak sendirian karena ada yang berbicara dengannya.

Ya

Balas Clara melalui chat.

"Apa dia bawa senjata?"

Saya ga tau

"Oke, tenang ya. Kami sudah sampai di lokasi kami, dan Burhan sudah ada dalam jangkauan mata."

Seketika Clara bernapas lega.

Beberapa menit berlalu, ia mendengar suara gaduh di dekatnya. Itu mungkin Burhan dan Galen yang membawa bala bantuan. Ingin memastikan, Clara lantas keluar dari persembunyiannya. Di sana ia melihat Burhan sudah diborgol, tapi masih juga memaki-maki Galen yang berbicara dengannya.

Clara langsung bergegas menuju tempat itu, semua orang lantas serempak menoleh padanya.

"Oh. Baru berani keluar sekarang lo." Burhan mendesis.

Shoulder to Lean On (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang