Maret 2008
"Kok lo nggak sekalian ngambil formulir buat gue, Dam?""Yah gue mana tau kalo lo mau ikut try out juga."
"Terus mintanya sama siapa?"
"Noh, sama si Kunyuk."
Adam menunjuk cowok yang duduk di bangku paling depan dengan dagunya, seketika Clara meringis ketika tahu siapa yang dimaksud.
"Kenapa harus dia sih?" Decaknya tak suka, melihat Galen, si Ketua OSIS yang songong. "Mintain dong, Dam."
"Ah, males."
"Gitu ya lo jadi temen."
Adam berdiri dan merenggangkan tangannya. "Soalnya gue mau ngebasket. Byeeee." Adam langsung ngacir keluar tanpa mengindahkan gerutuan Clara.
Clara jadi kebingungan, tak tahu harus meminta bantuan siapa. Karena ia tidak begitu akrab dengan teman sekelasnya selain Adam yang memang sudah ia kenal sejak kecil.
Memberanikan diri, Clara pun mencoba menghampiri Galen yang sibuk menulis entah apa di sana.
"Galen …"
Mendengar namanya dipanggil, Galen mengangkat kepalanya. Mengerutkan kening kala melihat Clara berdiri di samping mejanya.
"Formulir untuk try out katanya minta sama kamu, kan?" tanya Clara.
Galen mengangguk. "Mau ikut try out juga?"
"Iya."
Galen mengamati Clara sejenak dan menghela napas. "Tapi beneran harus ikut, ya. Karena kuotanya terbatas untuk satu sekolah. Sayang formulirnya kalau misalkan kamu nggak ikut tapi udah ngisi formulir, sementara ada yang nggak kebagian padahal pengen ikut."
Apa sih malah ceramah! Batin Clara mendengus tak suka ketika mendengar ucapan Galen yang panjang lebar. Padahal Clara cuma minta formulir doang, tapi malah dinyinyirin.
"Iya, gue beneran pengen ikut." Clara mencoba untuk bersabar.
"Bukannya gimana-gimana ya, Clara. Tapi kamu itu sibuk syuting terus, masuk kelas aja jarang. Takutnya kamu batal ikut try out karena mendadak syuting."
Clara tak bisa lagi menyembunyikan kejengkelannya. Ia pun mendengus berat. "Jadi, formulirnya masih ada atau nggak? Kalau nggak ada lagi ya nggak papa. Gue nggak ikut try out juga nggak masalah." Clara mulai tak sabar.
Sebenarnya try out Ujian Nasional ini diadakan serentak satu provinsi, dan tidak ada kewajiban untuk ikut. Hanya kalau mau saja. Tapi karena Clara sudah dua kali tidak ikut, jadi kali ini ia tidak ingin alpha lagi.
"Ada. Bentar." Galen mengambil beberapa kertas dari lacinya.
Dari tadi kek.
Clara mendengus karena ternyata formulir di tangan cowok itu masih banyak, tapi malah sudah menceramahi Clara takut yang lain nggak kebagian.
"Ini, beneran harus ikut, ya," kata Galen seraya menyodorkan sebuah kertas pada Clara. "Jangan bikin kerepotanku sia-sia, Clara."
Clara tak menjawab, dan mengambil formulir itu dengan kasar. Lantas pergi dari sana dengan suasana hati yang berapi-api saking kesalnya. SD
Dasar Ketos Tukang Nyinyir.
***
"Abis ini gue ngapain, Bim?""Nggak ada. Lo free."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shoulder to Lean On (END)
ChickLitClara Attesia, seorang artis sensasional yang sulit berkomitmen dalam percintaan. Ia hanya takut orang yang hidup bersamanya kelak akan kecewa dan penuh penyesalan. Galen Thrisaan, teman sekelas Clara sewaktu SMA sekaligus si ketua OSIS yang duluny...