Selamat membaca!
Hujan masih mengguyur jalanan kota. Banyak dari mereka yang memilih berteduh untuk menghindari hujan yang mampu membasah kuyupkan mereka dengan mudah. Tapi tak sedikit yang memilih untuk menerobos derasnya hujan, mungkin dengan alasan yang mereka pegang masing-masing.
Tak terkecuali Raka, pemuda itu membiarkan dirinya berjalan di bawah payung hitam . Menerobos hujan, karena Yaya merengek ingin makan nasi goreng. Jadi Raka bergegas mencari makanan untuk adiknya itu.
Raka melewati jalanan yang sepi, namun matanya menangkap seseorang yang terbaring di tengah jalanan ber hujan. Iya orang itu adalah Zafran.
"ZAFRAN!"
"Zaf. Bangun. Lo kenapa? Zaf bangun kata gue"
Raka menepuk-nepuk pipi Zafran guna menyadarkan Zafran dari pingsannya. Namun tidak mendapat respon dari pemuda itu.
Raka panik, karena menemukan Wajah Zafran dipenuhi oleh luka dan lebam. Apakah Zafran di rampok? Pikirnya.
Segera Raka membawa tubuh Zafran.
"Kok lu bisa kayak gini sih, Zaf. Mana Berat banget lagi"
Kini Zafran Sudah berada di kamarnya. Ia masih belum sadarkan diri. Hardinata sepertinya sedang tidak berada di rumah. Ia ada pekerjaan di luar kota. Nasib baik untuk Zafran, kalau tidak yang ada luka di sekujur tubuhnya bukan sembuh malah akan bertambah.
Pria itu memang tidak pernah bilang jika ada pekerjaan di manapun, baginya untuk apa. Dia tidak menganggap ada siapapun yang hidup bersamanya.
Raka mengganti Pakaian Zafran dan mengobati luka pemuda itu. Setelahnya, karena hari sudah malam, Raka menjemput Yaya untuk tidur di rumah Zafran sampai Zafran sadar dan keadaannya membaik. Karena Raka berfikir, Zafran tidak bisa ditinggalkan sendirian dalam kondisi seperti ini.
Esok harinya, Zafran membuka matanya. Dan menatap heran pada langit-langit kamarnya. Ia menemukan Yaya yang tidur di bawah beralaskan kasur lantai.
"Yaya!" Ucap Zafran lemah.
Tak lama Raka masuk dengan membawa semangkuk bubur dan roti untuk Yaya yang ia bawa sendiri dari rumahnya.
"Zaf lo udah sadar?"
"Kok gue bisa disini?"
"Harusnya gue yang nanya kok lu bisa jadi kayak gini sih?"
"Dah gak usah di jawab dulu"
"Nih makan"
"Sorry ya zaf, gue nginep di sini, soalnya gue gak mungkin ninggalin lo sendiri dengan kondisi kayak gini. Sorry juga udah lancang masak disini"
"Gapapa kok Ka. Oh iya Ayah gue gak ada ya?"
"Kayaknya ga ada, mobilnya juga gak ada"
"Dia pasti ada kerjaan di luar kota"
"Emang dia gak pernah bilang ke Lo kalau ada kerjaan di luar kota"
Zafran hanya menggeleng.
"Boro-boro Ka, gue diizinin tinggal bareng dia aja udah syukur. Gue hanya dianggap angin lalu doang ka"
"Lu gak boleh ngomong gitu Zaf"
"Ya mau gimana lagi, emang seperti itu kenyataannya"
Raka hanya menghela nafas, tidak ingin berdebat lebih panjang lagi.
Raka membangunkan Yaya yang masih tertidur.
"Yaya, bangun dek"
Lenguhan kecil keluar dari mulut Yaya.
![](https://img.wattpad.com/cover/262623295-288-k118287.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Semestanya Zafran
Fiksi Umum"Kita adalah sepasang rasa yang penuh luka" Kumohon pada semesta untuk berada dipihakku, karena aku hanya punya diriku dan semesta jika ingin membantu.