Selamat membaca!
"Mamah!"
Sepi, tidak ada jawaban.
"Mah!"
Ceklek
Leo nampak membuka pintu kamar adiknya, Jevano. Dapat ia lihat wajah pucat Vano dengan mata yang masih terpejam, dan handuk yang masih setia menempel di kening pemuda itu.
Wajah Vano nampak tenang dalam tidurnya. Semalam dapat Leo dengar dengan jelas apa yang adiknya itu alami. Karena kondisi kamar mereka yang bersebelahan, sehingga suara ketakutan Vano semakin membuat Leo merasa gelisah.
Tangan Leo bergerak memegang kening Vano. Panas. Suhu tubuh Vano nampaknya belum turun.
"Ngghh"
"Bang Leo!?" Ucap Vano lemah
"Tidur lagi aja Van"
Vano menggeleng.
"Vano gak ngantuk lagi bang"
Leo memutuskan untuk mendudukkan dirinya di tepian kasur Vano. Memperhatikan Wajah pucat adik tirinya itu.
"Vano, bang Leo mau tanya"
"Semalam kamu habis dari mana, gak biasanya kamu pulang di atas jam 9 malam"
"Mamah sampai khawatir kan sampe kamu di telponin terus"
"Iya bang, Vano minta maaf"
"Itu Vano lagi nyari angin aja, terus ketemu sama teman Vano"
"Teman?"
"Iya teman Vano, Zafran. Yang waktu itu pernah Vano bawa kerumah gara-gara pingsan bang Leo gangguin"
Sorot mata Leo berubah drastis. Rahangnya nampak mengeras. Seketika pemuda itu berdiri dari duduknya di pinggiran kasur Jevano.
"Bang Leo, mau kemana?" Seru Jevano saat Leo akan beranjak pergi.
Tanpa menjawab, Leo berjalan keluar kamar adik tirinya.
Jevano menatap bingung punggung Leo yang semakin menjauh dan hilang dibalik pintu kamar.
____
"Kak El!?"
"Kak!!"
"Di dapur!" teriak Elmira, membalas orang yang juga teriak memanggil namanya.
"Kenapa dek?"
"Ada yang nyariin tuh di depan"
"Siapa?"
Genta, adik Elmira hanya mengangkat kedua bahunya.
Setelah mengelap tangannya yang basah sehabis mencuci piring. Elmira bergegas ke arah pintu depan.
Tangan Elmira bergerak membuka kenop pintu utama rumahnya.
Seketika kedua mata Elmira melotot saat melihat seseorang berdiri di hadapannya.
"LO!?"
Baru akan menutup kembali pintu rumahnya. Tangan Elmira di tahan oleh orang tersebut.
"Lepas gak!"
"Mir, dengerin aku dulu"
"Apalagi sih. Gue gak mau dengar apa-apa lagi"
"Sekarang Lo pergi deh. Sumpek gue lihat muka Lo"
"Eh nak Leo!" Entah sejak kapan mamahnya Elmira sudah berdiri pelataran rumah.
"Mamah!"
"Eh Tante!"
"Mamah sejak kapan sampai?"
Menatap acuh pada putrinya. Monika, mengalihkan pandangannya ke pemuda di depannya. Lalu tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/262623295-288-k118287.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Semestanya Zafran
Fiksi Umum"Kita adalah sepasang rasa yang penuh luka" Kumohon pada semesta untuk berada dipihakku, karena aku hanya punya diriku dan semesta jika ingin membantu.