17 Jealous - PB

131 29 13
                                    

PEMBUKAAN

PEMBUKAAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!

Apa kabarnya?

Ada yang nunggu Taka-Nava update?

Jangan lupa bahagia untuk hari ini

Semoga cerita ini bisa sedikit menghibur kalian ya.
Apresiasi dari kalian berupa vote dan komen di setiap kalimat sangat berarti buat aku.

Langsung aja dehhh

Happy reading and enjoyyy~

“Kenapa jadi pendiem gini sih? Gue dicuekin terus daritadi. Yang diajak ngobrol malah Yota terus. Lo gak ngehargain kehadiran gue ya?” Takanael protes karena sudah dua minggu ia merasa kalau Navara seakan memberi jarak untuknya.

“Lagi males ngomong masa dipaksa.”

“Ya apa kek. Biasanya gue ledekin marah. Ini diem aja. Gue jahil juga, cuma natap doang. Abis itu pergi. Lo kenapa?”

“Gakpapa.”

Takanael mencoba mengontrol emosinya. Lihat, betapa frustasinya dia ketika bertanya kenapa, tapi malah dijawab gakpapa. Seperti halnya perempuan lain di luar sana. Tidak ingin menjelaskan apa yang dirasa.

Padahal kaum laki-laki tidak akan pernah paham jika tidak diberi tahu.

“Va, ayolah... gue bikin salah ya sama lo?”

“Enggak.”

“Ada yang bikin lo sebel dari sikap gue?”

“Enggak.”

“Ya terus kenapa lo kayak gini coba?”

Navara mengangkat kedua bahunya ringan. Lalu memasuki kamar, menghampiri Yota yang sedang tertidur di atas tempat tidur milik Navara. Gadis itu tidak ragu untuk mencium Yota berkali-kali. Yota tambah menggemaskan akhir-akhir ini.

Tentu hal itu membuat seseorang yang berdiri diujung pintu merasa iri. Yota berapa kali mendapat ciuman dan pelukan dari Navara? Banyak banget. Sedangkan Takanael ingin mengajak ngobrol Navara saja susahnya minta ampun.

Sudah berulang kali Takanael mencoba membujuk Navara. Sudah beli es krim sampe seember pula untuk berbaikan. Tapi tidak dilihat oleh Navara. Yang Takanael dapat katanya Navara sedang diet, jadi tidak mau makan es krim.

Tidak juga ditanggapi Navara, Takanael menaiki tangga menuju kamar, merenung untuk memikirkan apa yang membuat sikap Navara berubah.

Ilka
| Weekend ini kamu kemana?

Takanael menggeram kesal melihat pesan di ponselnya. Susah sekali menghindar dari Ilka yang terus mendekatinya. Di kampus juga seperti itu. Ilka bahkan tidak segan untuk merangkul tangan Takanael. Padahal Takanael sudah marah dan mengusirnya.

Pacar BayaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang