Berawal dari saling follow di Instagram, Takanael memutuskan membuat perjanjian dengan Navara. Tentunya itu bukanlah kesepakatan yang hanya menguntungkan salah satu pihak, melainkan keduanya.
Dari sekadar basa-basi menanyakan apa kesibukan sekarang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah baca komen kemarin, ada yang minta untuk ada konflik. Ini aku kasih gambaran aja dikit. Ada kok, pasti ada konflik. Aku munculinnya dikit-dikit kalau kalian notice itu. Tinggal tunggu waktunya aja, kapan meledak.
Dan menurutku ini masih chapter awal-awal, jadi gak harus langsung ke konflik juga.
Niat awal nulis ini juga untuk healing buat aku sendiri dan sebenarnya untuk kalian juga yang baca ini.
Kalau kalian cari cerita yang nyesek, konflik berat, dan minta disakitin lewat cerita, jangan di aku >.<
Aku gak bisa nurutin kalau mau yang sesuai kesukaann kalian. Jadi, kalau masih ada yang mau baca cerita seru-seruan ku di sini, makasih. Yang memilih pergi, tidak apa-apa.
Semoga kalian suka chapter ini ya. Jangan lupa tinggalin jejak. Biar aku rajin update :)
Agak panjang nih. 3.1K words
| |
•• Happy reading ••
Takanael mengenal suara ini. Ia lantas berbalik untuk menatap orang itu. Capung yang berada di tangannya sudah kembali terbang ke udara. Kini, pemandangan yang terlihat jelas adalah satu tangan Takanael yang masih memeluk pinggang Navara.
"Ma-mama... sama papa ngapain di sini?" tanya Takanael tidak masuk akal. Otaknya blank dan membuat pertanyaan bodoh itu keluar begitu saja.
"Mau lihat keadaan kamu lah! Pake nanya segala. Kamu lagi ngapain anak orang, Takanael?!"
Takanael menutup mata. Astaga... jangan sampai orang tuanya jadi salah sangka karena kejadian capung tadi. Takanael bego.
Mamanya Takanael-Gita-lansung menarik Navara untuk lepas dari pelukan Takanael. Membawa Navara masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Takanael di sana.
Bagaimana bisa Takanael lupa kalau orang tuanya akan datang hari ini? Padahal kemarin malam ia sempat membaca pesan yang dikirimkan oleh Gita.
Takanael bisa melihat papanya menatap curiga ke arahnya. "Pa, aku cuma lagi iseng aja ke Navara. Aku bukan ngelakuin hal yang enggak-enggak." Takanael mencoba menjelaskan kejadian tadi pada papanya-Raka-
Raka menaikan satu alisnya. "Cewek yang kamu peluk tadi namanya Navara? Dia siapa? Pacar kamu? Kok udah di rumah pagi-pagi begini? Kalian gak ngelakuin hal yang bener kan?"
Pertanyaan bertubi-tubi langsung dilayangkan Raka untuk Takanael. Ia benar-benar belum bisa memikirkan apapun selain yang negatif karena melihat perlakuan Takanael pada Navara tadi.