Berawal dari saling follow di Instagram, Takanael memutuskan membuat perjanjian dengan Navara. Tentunya itu bukanlah kesepakatan yang hanya menguntungkan salah satu pihak, melainkan keduanya.
Dari sekadar basa-basi menanyakan apa kesibukan sekarang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ternyata kantuk itu tidak kunjung datang pada Navara dan Takanael. Keduanya hanya berbaring menatap langit-langit dengan mata yang masih terbuka sempurna.
Takanael bingung harus membangun obrolan yang bagaimana. Sedangkan Navara sedang menahan diri untuk tidak bertanya banyak hal. Navara mencoba untuk membatasi dirinya yang sekarang. Tidak mau membangun kedekatan seperti dulu lagi dengan Takanael.
"Em... Va? Udah tidur ya?" tanya Takanael pelan, seperti berbisik.
"Be-belum. Kenapa?" Navara tiba-tiba gugup.
"Gak jadi deh. Lo tidur aja." Takanael ragu, Jadi mengurungkan niatnya. Sengaja sekali.
Navara sudah terlanjur penasaran. Tapi, Takanael benar-benar tidak melanjutkan ucapannya.
Sampai Navara tiba-tiba menyembulkan wajahnya dari kasur, membuat Takanael kaget, seperti baru saja melihat hantu.
Apalagi Navara sengaja membulatkan matanya.
"Mau ngomong apaan lo tadi? Cepet bilang. Jangan bikin penasaran orang."
Takanael baru ingin menjawab, tapi suara perutnya sudah mendahului. Cengiran malu-malu mencuat pada wajah Takanael saat ini. "Hehe..."
Navara langsung duduk dari tidurnya. Takanael pun sama. "Va, lo mau ngapain? Gak usah. Udah tidur aja. Perut gue emang manja mulu kayaknya kalau deket lo."
"Buatin mie. Kayaknya gue sempet nyimpen. Tapi gak tau udah kadaluarsa apa nggak. Bentar ya, liat dulu ke dapur."
Takanael segera menyusul Navara yang baru berjalan lima langkah. "Va, kalau lo ngantuk gak usah."
"Nggak kok. Gak ngantuk."
Navara mengecek lebih dulu tanggal expired pada bungkusan mie. Rupanya masih bisa. Jadi, Navara akan membuatkan itu.
Takanael berdiri di samping Navara, membantu mengambil dua mangkuk beserta sendok dan garpu.
"Taka lo mau makan satu atau dua?"
Padahal hanya pertanyaan biasa. Tapi, karena sejak tadi Navara terus memanggilnya dengan sebutan Taka, ada secercah kebahagiaan bagi Takanael.