04

921 213 26
                                        

"Kayaknya hidup kamu bener-bener udah sempurna ya? Karir, keluarga. Sepertinya semua udah kamu dapetin."

Dyandra melongo sambil menerjap-nerjapkan matanya, ia tampak bingung saat Chandra tiba-tiba berbicara seperti itu. Maksudnya apa?

"Karir? Karirku biasa aja, malah kayaknya kamu yang karirnya udah luar biasa. Dan perihal keluarga? Alhmdulillah semuanya baik." Terang Dyandra sambil menggerutkan dahinya sedikit tidak mengerti, kenapa tiba-tiba sekali Chandra membahas karir dan keluarganya.

"Karirku? Ya kamu benar, seperti yang kamu lihat. Bagiku semuanya sempurna, aku mewujudkan mimpiku selama ini. Dan perihal keluarga, doain bakal segera nyusul kamu."

Seolah tidak bisa lagi menahan perasannya saat setelah melihat cicin di jari manis yang melingkar di jari Dyandra, Chandra rasa ia juga perlu bersikap sombong dan songong di hadapan Dyandra. Tentu saja karirnya lebih maju, karya-karyanya di kenal orang, bahkan beberapa orang dari luar negeri juga mengenal karyanya, Chandra juga tampan dan kaya. Tapi untuk keluarga? Lihat saja, Chandra juga akan membangun keluarga seperti halnya yang bisa Dyandra lakukan.

"Nyusul aku? Maksudnya?" Tanya Dyandra benar-benat tidak mengerti akan topik pembicaraan Chandra.

"Tentu saja menikah. Kayaknya dalam waktu dekat aku juga akan menikah, dengan... Irene. Ya, setelah aku pertimbangin dia wanita yang baik."

Mulut Dyandra mengaga. Ini yang mabuk sebenarnya dirinya atau Chandra sih?

"Oh, kamu mau menikah? Congrats. kalau gitu."

Chandra tersenyum pongah dengan penuh kesombongan apa lagi saat menyadari wajah terkejut dari Dyandra. Lo pikir cuman lo aja yang bisa nikah? Gue juga bisa nih, liat aja!

"Ya, thanks. Doakan aja secepatnya, nanti kamu harus dateng ke acara nikahanku. Lagi pula kayaknya aku udah mulai bosan melajang, jadi udah waktunya aku menikah, punya calon istri yang baik, yang nggak tiba-tiba pergi begitu aja tanpa alasan yang jelas!!" Telak Chandra benar-benar menyindir Dyandra.

"Oh... iyaa... aamiin." Ujar Dyandra sambil meringis karena saat ini ia benar-benar merasa tersindir.

"Ngomong-ngomong, siapa suami kamu? Kalau boleh tahu, suami kamu kerja apa?"

Jika Dyandra berada di dunia animasi, mulut Dyandra mungkin sudah jatuh ke lantai akibat mengaga terlalu lebar. "Hah? Suami? Siapa?"

'Hih... siwimi... siipi' batin Chandra julid.

"Ya suami kamu, kamu udah punya suami kan? Atau mungkin masih tunangan, ya?"

"Suamiku? Tunanganku?" Tanya Dyandra berulang-ulang.

"Iya kan, suami?"

"What?? Kata siapa?!!" Jawab Dyandra dengan sedikit memekik karena benar-benar terkejut dengan pertanyaan Chandra yang... entahlah...

Chandra langsung berdiri dari tempat duduknya, jadi Dyandra belum menikah, jadi yang benar Dyandra sudah bertunangan dengan kekasihnya? Lelaki mana yang akan menjadi suami Dyandra? Apa setampan dan sekaya Chandra?

"Oh, sorry. Jadi kamu masih tunangan, belum menikah?"

"Aku juga belum punya tunangan." Jawab Dyandra.

HAH?!!

"Jadi kamu belum punya tunangan, juga belum menikah?" Tanya Chandra dan mendapat anggukan dari Dyandra.

"Menikah dengan siapa? Kamu dapet gosip dari mana sih, katanya nggak pernah tahu kabarku, tapi bisa-bisanya bilang gitu?"

"Tap-tapi cincin--" ujar Chandra sambil menunjuk cicin Dyandra, bahkan Chandra sampai kehabisan kata-kata.

Lost In The Past ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang