20.

948 219 25
                                    

⚠️ banyak typo bertebaran!!

.
.

"Mungkin papa nggak sayang sama Naga."

Rasanya ada belati yang tak kasat mata tengah menyayat ulu hati Chandra, air mata yang sedari tadi coba Chandra tahan akhirnya tidak dapat lagi menampungnya. Chandra menangis, namun dengan cepat Chandra mengusapnya saat Naga menatap Chandra.

"Nggak mungkin. Nggak ada papa yang nggak sayang sama anaknya, Nag." Jawab Chandra sambil bersusah payah menahan rasa sesak di dadanya.

Naga mengangguk. "Yahhh... kata mama juga gitu."

"Mamamu benar, jadi Naga nggak usah sedih lagi, Om yakin nggak lama lagi papa Naga akan pulang."

"Hmm... mudah-mudahan ya, Om. Kalau ada papa Naga mau ajak libukhan bakheng, main game bakheng tekhus Naga minta di beliin kadal. Papa pasti nggak takut sama kadal, nggak kayak mama, nggak cool."

Senyum Chandra terbit saat melihat betapa menggemaskannya Naga saat mengeluhkan tengang Dyandra. Ngomong-ngomong soal kadal, Chandra jadi ingat, betapa bencinya Dyandra dengan kadal peliharaanya. Bagaimana ekspresi saat Dyandra ketakutan, saat Dyandra terkejut lalu tiba-tiba melompat kearahnya. Padahal menurut Chandra, kadal peliharannya tidak pernah melukai Dyandra.

Chandra jadi mempunyai keinginan untuk mengajak Naga berlibur, apa lagi jika bersama dengan Dyandra yang ikut serta, bukankah menyenangkan, hitung-hitung sambil menyelam minum air. Bisa pedekate sama anaknya, dapet mamanya.

"Naga pengen beli kadal?" Tanya Chandra.

Naga mengangguk. "Iya, tapi mama nggak bolehin." Ujarnya dengan lesu.

"Mau Om beliin?" Tawarnya yang di sambut dengan binar hagaia dari Naga, namun binar kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, wajah Naga berubah menjadi lesu lagi, dan Chandra tahu alasannya. "Kenapa? Nanti kadalnya bisa di titipin di tempat Om."

Ucapan Chandra membuat Naga bersorak gembira. "Benekhan Om?"

"Yap! Selesai makan kita beli kadal, okay kiddo?" Jawab Chandra yang ikut merasa bahagia hanya dengan melihat tawa Naga.

6️⃣1️⃣2️⃣

Chandra menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Dyandra. Sebelum keluar, Chandra mengamati rumah Dyandra yang tergolong asri, banyak tenamam hijau serta bunga yang tertata rapi, tipikal Dyandra sekali.

Saat sedang melepas seatbelt milik Naga, tepat saat itu juga Jaremmy keluar dari dalam rumah. Chandra tahu, cepat atau lambat dia akan segera bertemu dengan ayah Dyandra. Apa lagi saat ini Chandra harus memulangkan Naga.

Bergegas Chandra membuka pintu dan turun, mengikuti langkah Naga yang sudah jalan terlebih dahulu.

"Kakek!!! Naga punya kadal." Serunya sambil berlari ke arah Jaremmy sambil menenteng box yang berisikan kadal.

"Jangan lari-lari, Nag!" Seru Chandra sambil melangkah mendekati sosok lelaki paruh baya tersebut.

"Masuk Nag, kamu ganti baju dulu!" Perintah Jaremmy yang diangguki oleh Naga. Sebelum itu Naga masih sempat menoleh ke arah Chandra sambil melambaikan tangannya dan Chandra membalasnya dengan melambai sambil tersenyum.

Melihat Naga yang sudah menghilang dari pandangannya, kini atensi Chandra kembali menatap Jaremmy. "Ayah." Sapa Chandra.

Jaremmy menatap dalam, di dalam tatapannya, Chandra dapat melihat rasa kekecewaan serta kesedihan yang membuat hati Chandra sakit oleh penyesalan. Betapa bodohnya Chandra di masalalu sehingga melukai orang-orang yang ia sayangi di masalalunya.

Lost In The Past ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang