09

858 206 18
                                    

Sudah hampir seminggu W.A Chandra di blokir dan Chandra tidak bertemu lagi dengan Dyandra.

Padahal Chandra hampir setiap hari mencari-cari alasan pergi ke butik demi bisa bertemu dengan Dyandra. Entah sengaja atau tidak, setiap Chandra datang ke butik, Dyandra tidak sedang berada di butiknya.

Sebenarnya Chandra sendiri ingin melupakan Dyandra, selama ini wanita itu yang menghilang, lalu sekarang setelah sekian lama kembali bertemu masih saja suka menghilang, maunya apa? Sebenarnya itu semua sudah cukup jelas untuk membuat alasan di hati Chandra agar bisa melupakan Dyandra, terlebih Dyandralah yang menghilang dari hidupnya, tapi di sudut bagian terkecil dari hati Chandra berjalan tidak sesuai kinerja otak Chandra.

Meskipun sudah berusaha mati-matian abai, nyatanya sekarang mobil Chandra sudah terparkir rapi di depan butik Dyandra. Jadi yang salah sebenarnya siapa? Chandra tidak ada niatan untuk mengunjungi butik ini lagi, mungkin gara-gara GPS yang ada di dalam mobilnya rusak yang membawanya kesini. Tolong ingatkan Chandra untuk segera memperbaiki GPSnya, ingat Chandra di sini juga gara-gara navigasinya yang eror.

"Selamat sore kak, ada yang bisa di bantu?" Seorang karyawan butik langsung menyambut kedatangan Chandra.

Entah karyawan ini hafal atau tidak padanya, tapi yang jelas Chandra hafal dan sekarang sudah sangat bosan lagi-lagi ia bertemu dengan karyawan butik, bukan pemilik butiknya.

"Saya mau pesan setelan jas."

Karyawan tersebut langsung mempersilahkan Chandra untuk duduk.

"Jadi bisa tolong di jelaskan kak? Setelan jas yang sepert--"

"Saya mau ketemu langsung sama atasan kalian." Potong Chandra cepat.

Karyawan butik yang bernama Naya tersebut langsung meringis, seperti apapun Naya ingat sekali jika Chandra sering datang kemari hanya untuk mencari Dyandra.

"Tapi maaf kak--"

"Saya ini mau pesan sepuluh setel jas, jadi saya harus ketemu langsung sama atasan kalian itu." Potong Chandra sambil bersedekap dada, oke sampai sini Naya merinding karena aura Chandra tidak lagi ada ramah-ramahnya.

Naya sedikit terkejut saat tiba-tiba Chandra berkata ingin memesan sepuluh setel jas? Ya, baiklah namanya juga orang kaya.

"Kami bisa membantu--"

"Apa begini pelayanan butik Bright, saya padahal memesan dalam jumlah banyak, seharusnya atasan kalian bisa menghargai saya sebagai pelanggan."

Melihat kekalutan dari wajah karyawan itu, Chandra tahu jika perkataanya berhasil memprovokasinya. Dan tidak lama setelahnya Chandra medengar denting pintu butik yang terbuka. Seorang lelaki berpakaian rapi dengan setelan jasnya lengkap dengan dasi, khas sekali dengan istilah eksekutif muda, langsung melangkah menuju meja resepsionis.

"Dyandra ada, Fan?"

Telinga Chandra masih bisa mendengar lelaki itu tengah menyebut-nyebut nama Dyandra, entah kenapa radar tanda baha dalam diri Chandra mendadak aktif. Siapa itu cowok?

"Ada mas, di dalam gallery." Setelah karyawan itu berkata demikian, Sean langsung berjalan menuju gallery, mata Chandra mengikuti langkah Sean, sampai matanya tidak sengaja menangkap sosok Dyandra dari sela pintu yang terbuka, Dyandra tengah terlihat sibuk dengan menggulung asal rambutnya namun entah mengapa menambah kesan cantik di diri Dyandra.

"Kok nggak ngasih kabar kalau mau mampir ke butik? Kamu nggak kerja?"

Entah Chandra harus bersyukur atau merasa apes saat telinganya masih bisa mendengar dengan baik percakapan mereka yang terdengar sangat akrab. Mendengarnya saja Chandra ingin melempar vas bunga kemana saja.

Lost In The Past ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang