"He's my son, right? Our son?"
Chandra kembali bertanya saat sedari tadi Dyandra belum bersuara sama sekali.
"Matanya mirip kamu, tapi senyumnya mirip aku, telinganya juga, bahkan dia juga punya lesung sepertiku." Ujar Chandra sambil membayangkan wajah Naga, kemudian wajah Chandra menoleh menatap Dyandra yang duduk di sampingnya. Keduanya kini terlihat serius, suasananya menjadi dingin, semakin dingin karena di luar sedang hujan.
Dyandra mencoba menyelami perasaan Chandra lewat sepasang matanya yang tengah menatap Dyandra lekat. Ada raut kemarahan, kekecewaan namun lebih dari itu Dyandra melihat raut kesedihan yang begitu dalam. Dyandra masih menatap Chandra, tidak sedetikpun memalingkannya.
"Iya." Jawab Dyandra pelan sambil mengangguk singkat. Kekecewaan di wajah Chandra semakin terlihat melalui kedua matanya.
"Ya Tuhan." Hanya itu yang bisa terucap dari mulut Chandra. Wajahnya mendongak ke atas menatap awan-awan, kali ini Dyandra tidak bisa membaca ekspresi Chandra, namun melihat nafasnya yang memburu serta genggaman tangannya yang saling bertaut, Dyandra tahu Chandra tengah berusaha menahan segala emosi yang berkecamuk di dalam hatinya.
Chandra kembali terdiam, sibuk dengan pikirannya, sedangkan Dyandra tidak tahu harus berkata apa sementara rasa bersalah kembali menggerogoti hatinya. Dyandra mendengar Chandra tengah menghela nafas panjang lalu ia menatap Dyandra dengan tatapan sendu, kemudian tubuhnya sedikit menyerong ke arah Dyandra, ujung lututnya bersentuhan dengan ujung lutut milik Dyandra.
Dyandra langsung menegakan tubuhnya, meskipun mereka duduk di kursi masing-masing, namun jarak mereka sekarang sangat dekat sekali. Dyandra berdehem beberapa kali, berusaha meredakan rasa gugup yang tiba-tiba menyerang.
Chandra kembali mengingat bagaimana senyum Naga, bagaimana cara bocah kecil itu mengekspresikan wajahnya. Saat Naga tertawa sangat mirip sekali dengan Chandra, Chandra yakin tidak akan ada yang bisa membantah fakta itu.
"Namanya Naga?" Guman Chandra seolah memastikan jika nama anaknya benar-benar Naga.
Entahlah, awalnya Dyandra sudah menyiapkan nama, tapi saat tepat Dyandra selesai melakukan persalinan dan dokter memberi tahunya jika bayinya berjenis kelamin lelaki yang tampan, Dyandra teringat sosok Chandra lalu menggumankan nama Naga begitu saja sebelum akhirnya Dyandra tidak sadarkan dirinya.
Jika di tanya kenapa Dyandra memberinya nama Nagara, mungkin sosok Nagara mengingatkannya dengan sosok Chandra. Berharap jika suatu saat Naga bertemu dengan papanya, papanya akan mau menerima dan merawatnya sepenuh hati, meskipun Dyandra tidak tahu kapan hal itu akan terjadi. Tapi itu dulu, saat pikiran Dyandra masih kacau.
"Ya, Nagara Eilshan Jaleed, adalah nama Naga." Dyandra menjawab apa adanya.
"Kamu nggak merasa kalau tindakanmu yang berusaha menyembunyikan Naga dariku adalah sesuatu hal yang salah, Dy?" Tanya Chandra dengan nada lirih. "Tidak kah aku berhak tahu akan keberadaan Naga?" Imbuhnya.
Nada Chandra memang terdengar menyalahkan Dyandra, mungkin jika Dyandra tidak mendengar suara Chandra yang penuh akan sarat kepedihan, mungkin Dyandra akan langsung meledak.
Dyandra menghela napasnya. "Apa yang kamu harapkan, Chan? Memintamu bertanggung jawab, padahal kamu jelas-jelas tidak pernah siap?" Tanya Dyandra lemah, Chandra menatap Dyandra dengan tatapan sendunya.
"Ya, kamu benar Dyandra. Apa yang mau di harapkan dari lelaki bajingan sepertiku? Saat kamu berkata bahwa kamu sedang hamil saja aku masih menganggapnya lelucon." Jawabnya sambil tersenyum pahit, entah kenapa hati Dyandra ikut sedih saat mendengarnya.
"Aku tahu kalau aku salah, Dyandra. Tapi tidakkah aku mempunyai hak untuk tahu bahwa dia adalah anak kandungku?" Suara Chandra terdengar begitu frustasi, seakan mengucapkan kalimat itu begitu menguras energinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In The Past ☑
RomanceSetelah lima tahun menghilang bak di telam bumi, tiba-tiba Dyandra menunjukan dirinya di hadapan masalalunya dengan niat hanya untuk memastikan jika benar-benar sudah tidak ada yang tersisa di hatinya untuk pria tersebut. Tapi Dyandra lupa, pria yan...