26.

1.1K 217 32
                                    

⚠️ banyak typo bertebaran!!

.
.

"Jadi Om Chandkha papaku?"

Pagi ini setelah menyelesaikan sarapan, akhirnya waktu di mana rasa ketakutan Chandra di uji. Takut jika dirinya jujur namun anaknya kecewa dan marah kepadanya, takut jika Naga tidak mau menerima dirinya sebagai ayahnya, takut akan segala hal yang berkaitan dengan penolakan Naga.

Chandra duduk berhadapan dengan Naga, sedangkan Dyandra duduk bersebelahan dengan Naga. Chandra berusaha keras menyembunyikan getaran yang akan menujukan rasa takutnya, sementara kedua mata polos Naga tengah menatap Chandra dengan penuh tanda tanya.

"Janji dulu sama Om. Apapun yang Om ceritakan nanti, satu hal yang harus Naga tahu, jangan pernah ragu kalau papamu sangat-sangat mencintaimu, kamu ngerti kan?"

Naga mengangguk, wajahnya begitu polos, rasanya Chandra tidak sanggup jika melihat mata polos itu berubah menjadi pancaran kebencian.

Chandra mengambil napas sebanyak-banyaknya kemudian menghembuskannya kuat untuk melonggarkan rasa sesak di dada. Chandra melirik ke arah Dyandra, wanita itu menganggukan kepalanya tanda persetujuan, lalu Chandra mulai menguatkan hati dan mulai menjawabnya.

"Iya, Om Chandra adalah papa kamu." Jawab Chandra mantap.

Chandra bisa melihat wajah binggung juga rasa terkejut dari Naga, bahkan bocah itu sampai terperangah. Matanya membola sementara bibirnya terbuka.

Ya Tuhan, bahkan saat seperti ini pun Naga masih terlihat menggemaskan. Chandra semakin mengeratkan genggaman tangan Naga yang mungil, menanti kalimat apa yang akan keluar dari mulut bocah kecil itu.

"Jadi... Om Chandkha benekhan papaku?" Naga kembali bertanya namun kali ini terdengar lirih.

"Iya." Tanpa ragu Chandra menjawab sementara matanya tidak luput dari mata Naga.

Naga menoleh ke arah Dyandra seolah mencari jawaban kebenarannya dengan sepasang mata yang penuh tanya. Dyandra hanya mengangguk dengan mata berkaca-kaca sambil memeluk tubuh Naga dari samping, lalu Naga kembali menoleh menatap Chandra dengan mata berkaca-kaca.

"Aku papamu, Nag. Maaf... maaf... papa baru bisa pulang sekarang, maaf karena papa terlalu lama pergi kerjanya, maaf karena selama ini papa nggak pernah ada di samping Naga, maaf..."

Chandra akhirnya menundukan wajahnya sambil terisak. Awalnya keinginan untuk menangis tidak pernah ada, tapi melihat mata Naga yang berkaca-kaca membuat hati Chandra diliputi rasanyeri yang luar biasa.

Chandra tidak sanggup melihat anaknya menangis. Rasa takut begitu mengcengkam kuat, takut jika Naga tidak mau memaafkannya, takut jika Naga marah dan kecewa kepadanya.

Tubuh Chandra menegang saat pipinya merasakan usapan lembut dari tangan mungil milik Naga. Mata Chandra terpaku melihat perlakuan Naga kepadanya.

"Jangan nangis... papa." Ujarnya lembut namun mampu membuat jantung Chandra berhenti berdetak seketika.

Untuk pertama kalinya Naga memanggil Chandra dengan sebutan papa. Tanpa keraguan, tanpa prasangka, tanpa kebencian, begitu tulus hingga membuat dada Chandra semakin sesak.

"Tapi kenapa papa pekhginya lama? Apa papa nggak kangen sama mama, sama Naga? Apa papa nggak sayang sama Naga?" Tanyanya lagi dengan wajah sedih yang membuat Chandra semakin sesak oleh rasa bersalah.

"No! Nggak. Papa sayang banget sama Naga, papa juga kangen sama Naga dan mama. Tapi kerjaan papa memang membutuhkan waktu yang lama. Jadi papa baru bisa pulang sekarang dan nemuin Naga."

Lost In The Past ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang