02

926 211 37
                                    

*fyi, font dengan garis miring berlatar belakang masalalu ya.

.
.

"Aku dan Irene nggak punya hubungan apa-apa!"

Dyandra menerjap-berjapkan matanya setelah mendengar ucapan Chandra. Kemudian mengangguk-anggukan kepalanya.

"Iya, tahu kok. Cuma temen gitu?"

Seharusnya mendengar jawaban Dyandra sudah cukup Chandra mengakhiri pembicaraanya sampai di sini. Tapi kenapa rasanya mendengar ucapan Dyandra tidak memuaskan hatinya?

"Tapi... itu, tadi kamu denger kalau dia panggil aku... ya gitulah. Jadi aku pikir kamu bisa aja salah paham kalau kami--"

"Ah, i know. Seorang Chandra di panggil dengan sebutan sayang sama seorang wanita belum tentu mempunyai hubungan yang special kan? Aku benar?"

Chandra semakin tidak menyukai cara bicara Dyandra yang seolah menekankan jika selama ini Chandra memang lelaki yang seperti itu. Tidak suka terikat dengan wanita, namun hidupnya di kelilingi oleh banyak wanita. Sialan.

"Dyan--" ucapan Chandra terpotong saat Irene kembali masuk kedalam butik dan tiba-tiba menggapit lengan Chandra.

"Babe, ayo! Kamu masih ada perlu apa lagi? Satu jam lagi aku mau take." Ujarnya.

Chandra menutup kedua matanya sambil menghela nafas. Chandra kembali ingat jika sebentar lagi mereka akan ada syuting. Dengan berat hati Chandra meninggalkan butik itu.

6️⃣1️⃣2️⃣

Hubungan Dyandra dan Chandra semua baik-baik saja. Hubungan yang di mulai sejak kelas dua belas SMA dan berlanjut sampai kuliah, bahkan di akhir semester kuliahnya Chandra mengutarakan keinginannya untuk melamar Dyandra, tentu saja Dyandra tidak menolak, semuanya berjalan lancar dan pertunangan pun terjadi. Selama itu tidak pernah ada kebohongan, tidak pernah ada pengkhianatan, semua baik-baiknya saja.

Dyandra dan Chandra bersepakat akan menggelar pernikahan setelah mereka wisuda, dan itu bukan sebuah masalah, keduanya setuju, bahkan keluarga Chandra dan Dyandra juga meneytujuinya. Rasanya Dyandra bahagia, sangat bahagia membayangkan sebentar lagi ia akan menjadi istri dari lelaki yang sangat ia cintai sepenuh hati, hingga Dyandra rela malakukan apa saja demi lelaki itu.

Sampai suatu ketika saat Dyandra dan Chandra selesai melakukan ujian skripsinya. Malam itu Chandra pergi kerumah Dyandra, berkata jika ingin menyampaikan sesuatu hal.

Tidak biasanya memang Chandra tengah malam menemui Dyandra dengan begitu semangatnya. Pukul satu dini hari, Chandra menemui Dyandra
Ayah Dyandra tidak pernah menaruh curiga sedikitpun pada Chandra meskipun lelaki itu bertamu dini hari. Ayah Dyandra sangat mempercayai Chandra, seperti halnya Dyandra yang mempercayai Chandra.

Chandra membawa sebuah amplop coklat lalu menunjukannya kepada Dyandra dengan wajah binar bahagia.

"Chan, ada apa? Tengah malam begini? Ini apa?" Tanya Dyandra bertubi-tubi saat membuka pintu rumah langsung di todong dengan sebuah amplop coklat di hadapan wajahnya.

Setelah Dyandra menerima amplop itu, Dyandra mulai membuka lalu membacanya. Isinya adalah pemberitahuan jika Chandra di terima kuliah S2 di University Of California, Los Angeles. Jantung Dyandra bergemuruh hebat saat membaca surat tersebut. Ada rasa bahagia tapi juga ada perasaan aneh yang bahkan ia sendiri sulit untuk menjelaskannya.

Dyandra bahkan masih terdiam, tidak tahu harus bereaksi seperti apa selain berkata. "Waow..."

Chandra meraih jemari Dyandra, menggenggamnya erat, tangannya dingin mungkin karena terkena angin malam.

Lost In The Past ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang