08

880 206 14
                                    

Obrolan-obrolan itupun akhirnya berlanjut, mengalir begitu saja. Sean menatap Naga dengan tatapan menilai. Menurut Sean, Naga itu anak yang mempunyai keingin tahuan besar.

Pernah suatu hari Naga merengek meminta Kuda kepada Dyandra, mungkin jika dia lelaki 15 tahun Sean akan menganggapnya hal wajar, tapi Naga masih under 5 tahun.

Nagara itu suka melihat film, entah film tentang kartun atau wawasan tentang hewan. Dari sana keinginan-keinginan mempunyai peliharaan hewan buas muncul. Kadang Dyandra merasa khawatir, anak seusia Naga seharusnya membutuhkan pendamping untuk mengawasi kegiatannya, namun Dyandra sadar jika dia sendiri pun jarang mempunyai waktu dengan Naga.

"He really-really looks like you, Dy!" Ujar Sean sambil menatap Naga, dan Dyandra tersenyum.

Banyak yang bilang begitu, katanya anak cowok akan mirip dengan ibunya. Tapi menurut Dyandra tidak. Itu karena mereka tidak mengenal ayah kandungnya Nagara saja. Sekilas memang mirip dengan Dyandra, tapi saat Naga berekspresi, tersenyum, cemberut, merengek, ataupun hal lain, Dyandra akan melihat bayangan lain di dalam wajah Nagara.

Dyandra ikut mengamati wajah Naga dari samping. Anak itu masih sibuk dengan kucing barunya, matanya berbinar bahagia, tiba-tiba rasa nyeri menghinggapi hati Dyandra, melihat Naga sama seperti melihat Chandra versi mini, jika di ingat-ingat, mungkin alasan Dyandra susah melupakan Chandra karena ada Nagara yang selalu di sampingnya.

"Terkadang Naga lebih mirip seperti papanya." Guman Dyandra lirih.

Sean menatap ke arah Dyandra, sedangkan Dyandra masih fokus menarap Naga.

"Apa saat bertemu dengan dia kamu cerita soal Naga?" Tanya Sean.

Kini atensi Dyandra sudah tidak lagi kepada Naga, tapi kepada Sean yang tengah menatapnya lurus.

"Nope!" Jwab Dyandra pelan.

"Kamu nggak merasa ini salah, Dy? Dia harus tahu, bagaimanapun dia adalah papa kandungnya."

Dyandra menghela nafasnya. Ucapan Sean menang tidak salah, lelaki itu benar, tapi bagaiman cara Dyandra menyampaikannya, setelah sekian tahun ia tidak pernah bertemu lagi. Apa Dyandra harus tiba-tiba berkata. Hay, Chandra, gimana kabar kamu, ngomong-ngomong aku udah punya anak lo yang umurnya hampir lima tahun, dia anak kandungmu, oke bye!

Tidak mungkin semudah itu kan? Apa semuanya akan selesai jika Dyandra mengucapkan salam perpisahan? Semuanya pasti akan berlanjut, Dyandra sangat-sangat tahu bagaimana watak Chandra dengan kegigihannya, sementara Dyandra sudah tidak mau lagi berurusan dengan Chandra. Memberitahunya tentang keberadaan Nagara, sama saja mengundang kembali kehadiran Chandra.

"Mungkin emang lebih baik dia nggak pernah tahu keberadaan Naga, Se." Jawab Dyandra pada akhirnya.

Sean menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar sikap keras kepala Dyandra. Sejak awal Sean tidak pernah setuju jika Dyandra menyembunyikan keberadaan Naga dari ayah kandungnya.

"Bagaimana jika suatu hari Naga bertanya di mana papanya? Atau mungkin memang Naga suda pernah bertanya menganai papanya? Iya kan Dy?"

Ya, benar. Naga mulai bertanya di mana papanya saat Naga mulai masuk preschool. Dia bertanya di mana papanya, sementara teman-teman yang lainya mempunyai bunda dan juga ayah.

Tapi itupun hanya sekali Naga bertanya seperti itu, entah Naga benar-benar mengerti, atau memang nanti ada saatnya Naga kembali menanyakan keberadaan papanya yang tidak pernah pulang kerja.

"Kamu tahu kalau aku serius ingin menikahimu, kan Dy? Aku juga ingin jadi papa Naga. Tapi bukan berati aku akan menghalangi Naga untuk tahu siapa papa kandungnya, Naga berhak tahu."

Lost In The Past ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang