⚠️ banyak typo bertebaran!!
.
."Gimana? Chandra udah datang?"
Dyandra yang baru memasuki kamar hotel langsung di berondong pertanyaan dari ayahnya. Tapi tatapan Dyandra langsung tertuju pada anak lelakinya, Naga yang hari ini tengah merayakan pesta ulang tahunnya yang ke lima.
Namun, bukanya bersuka cita selayaknya anak-anak yang di buatkan pesta. Naga malah rewel, ngambek di pojokan sana. Padahal Dyandra sengaja merayakan pesta ulang tahun Naga yang ke lima di hotel berbintang bertemakan outdoor party khusus di lingkungan tepi pantai yang memang ombaknya tidak besar.
"Yah, Chandra nggak ada kewajiban untuk ada di sini kalau dia emang nggak bisa."
"Coba telepon dulu lah, Dy. Tanya kenapa kok belum dateng, gitu."
"Chandra juga punya kesibukan sendiri, Yah. Kalau dia nggak dateng yang jelas Chandra nggak memprioritaskan Naga. Lagi pula, ada atau nggak ada Chandra, toh biasanya juga tanpa Chandra, kan?"
"Tapi kamu lihat sendiri kan anakmu itu."
"Tapi Yah--"
"Nggak mau!! Aku nggak mau tukhun kalau nggak ada om Chandkha." Pekikan Naga kembali terdengar saat mbak Wulan mencoba membujuk Naga. Dyandra yang pusing malah semakin pusing melihatnya.
"Nggak usah egois lah, Dy. Apa salahnya coba telepon Chandra, setidaknya kalau dia sibuk, biar Chandra ngomong sendiri sama Naga. Itu anakmu kalau kemauannya belum terpenuhi, acaranya nggak akan di mulai."
Ingin sekali rasanya Dyandra menjambak kuat-kuat rambut, mendengar rewelan Naga serta desakan dari ayahnya yang sama-sama menginginkan Chandra untuk ada di sini.
Sebenarnya Dyandra sendiri juga sedang kesal dengan Chandra. Apa coba, beberapa minggu yang lalu bilangnya akan selalu ada untuk Naga, mengobrankan semua yang dia punya demi Naga, rela berubah demi Naga. Meh! Terus ini apa? Chandra bahkan tidak bisa datang pun juga tidak ada itikat baik untuk memberi tahu Dyandra. Tapi Dyandra ini siapa minta di kabari kemana-mana? Ia juga sadar diri, Dyandra bukan siapa-siapanya Chandra, hanya kebetulan saja ibu dari anaknya Chandra.
Kenapa mengingat status itu membuat hati Dyandra sesak, ya?
"Oke fine! Dyandra coba, tapi kalau sama dia tetep nggak di angkat, Dyandra nggak akan telepon ulang!" Final Dyandra sambil melangkah keluar dari kamar hotel.
Menghela napasnya panjang sambil menatap layar yang menampilkan nama kontak Chandra, tampak ragu dengan satu kali tarikan napasnya, Dyandra pun menempelkan ponselnya ke telinga dan akhirnya ia mencoba menghubungi Chandra. Namun, tepat saat dering ke lima tiba-tiba ada seseorang yang menarik ponselnya.
Terkejut, Dyandra sontak menoleh ke belakang, sosok Chandra sudah berdiri di sana, sedikit berantakan serta napasnya yang naik turun tidak beraturan, mungkin lelaki itu tengah terburu-buru?
"Chan... loh?"
"Maaf, maaf, aku telat. Soalnya tadi waktu syuting molor. Kamu udah kangen banget sama aku ya, udah bela-belain sampai telepon aku?"
Dyandra memutar kedua bola matanya malas mendengar bualan Chandra. Lelaki itu, masih bisa saja menggombal padahal napasnya saja masih tersengal-sengal.
"Nggak usah GR, bukan aku yang harus kamu rayu sekarang, tapi Naga tuh di dalem."
Mengambil ponselnya dari tangan Chandra, Dyandra segera menarik lengan Chandra untuk masuk ke dalam kamar hotel di mana Naga berada. Dan seperti yang di harapkan, Naga benar-benar berhenti berteriak-teriak, bahkan senyumnya seketika mengembang sempurna saat bocah itu melihat keberadaan Chandra.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In The Past ☑
RomanceSetelah lima tahun menghilang bak di telam bumi, tiba-tiba Dyandra menunjukan dirinya di hadapan masalalunya dengan niat hanya untuk memastikan jika benar-benar sudah tidak ada yang tersisa di hatinya untuk pria tersebut. Tapi Dyandra lupa, pria yan...