"Ma, Om Chandkha itu temennya mama?"
Dyandra sedikit terkejut saat tiba-tiba Naga bertanya seperti itu. Dyandra hanya mengangguk sambil berdehem.
"Apa dia nggak suka sama Naga ya, ma?" Pertanyaan Naga kali ini sukses membuat Dyandra terpaku.
"Kenapa Naga bilang gitu?"
Naga mengangkat kedua bahunya. "Om Chandkha kayak nangis tekhus tiba-tiba pekhgi gitu aja."
Dyandra tahu jika Naga melihat semua ekspresi Chandra, bahkan saat Chandra meneteskan air matanya sampai tiba-tiba lelaki itu pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata.
Tapi perkataan Naga telak seolah menyinggung kejadian lima tahun yang lalu. Saat Chandra berkata belum siap menjadi seorang papa, lalu Dyandra memilih diam dan pergi meninggalkan Chandra begitu saja tanpa pernah sekalipun Dyandra menceritakan keberadaan Naga.
Apa Chandra masih belum siap menerima kenyataan bahwa lelaki itu sudah mempunyai anak? Lalu apa salahnya, Dyandra juga tidak akan menuntut pertanggung jawabnya, Dyandra sudah terbiasa hidup sendiri dengan Naga, just with Nagara.
Di sini Dyandra tidak akan mencari pembenaran. Tindakannya yang sengaja menyembunyikan keberadaan Naga memang salah, tapi Dyandra juga terpaksa melakukannya, karena dulu Dyandra berpikir inilah keputusan yang terbaik yang perna ia ambil, sampai sekarang mungkin masih seperti itu.
Sekalipun Dyandra tidak pernah membenarkan tindakannya. Katakanlah dulu Dyandra naif, tapi coba orang lain yang berada di posisi Dyandra, dengan secara terang-terangan Chandra berkata belum siap menjadi seorang ayah, lalu apa yang akan Dyandra lalukan? Tentu saja berusaha melindungi anaknya, itu semua bentuk kasih sayang seorang ibu kepada anaknya yang bahkan belum tahu wujudnya.
Meskipun begitu, melihat ekspresi Chandra tadi membuat rasa bersalah Dyandra semakin menggerogoti hatinya.
Dyandra menghela nafasnya sambil mengusap rambut Naga yang tidur di sampingnya. Bibir Dyandra berusaha mengembangkan senyum, namun tidak dengan hatinya.
"Masak sih? Mama lihat Om Chandra nggak nangis, tadi cuma kelilipan kayaknya. Hmm... mungkin om Chandra lagi sibuk jadi buru-buru pergi." Dyandra mencoba menjelaskan agar Naga tidak salah paham.
"Naga nge-fans sama om Chandkha." Kata Naga sambil menatap Dyandra dengan binar bahagia.
"Kok bisa? Kamu baru ketemu sama dia sekali lho." Ucapan Naga cukup membuat Dyandra tercengang.
Dyandra tahu jika Naga bukan sosok yang secara terang-terangan akan berkata suka jika tidak di tanya terlebih dahulu. Bahkan selama kenal dengan Sean, Naga tidak pernah mengungkapkannya secara gamblang, jika Dyandra tidak bertanya terlebih dahulu.
Kali ini Dyandra tidak akan ragu dengan pendapat Naga, Dyandra menganggapnya ini adalah feeling dari seorang anak dengan papanya.
"Om Chandkha punya kadal. Jadi Naga suka." Ya, memang sesimpel itu alasannya, lalu apa lagi yang Dyandra harapkan dari alasan anak yang usianya belum genap lima tahun?
Ngomong-ngomong soal kadal, Dyandra tahu kadal yang di maksud Chandra memang peliharannya sejak SMA, Dyandra bahkan pernah mengutuk kadal itu karena terlalu menggelikan, namun respon Chandra selalu tertawa geli. Huh... kenapa Dyandra jadi ingat masa-masa SMAnya dengan Chandra.
Susah payah Dyandra melupakan Chandra agar tidak menangis di hadapan Naga, bahkan berbicarapun Dyandra harus menahan nadanya agar tidak terlalu bergetar.
"Naga juga mau punya kadal ya, ma..." imbuhnya dengan semangat. Yah, mulai lagi, batin Dyandra.
"Jangan mulai-mulai ya, Nag." Jawab Dyandra tentu saja tidak setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In The Past ☑
RomanceSetelah lima tahun menghilang bak di telam bumi, tiba-tiba Dyandra menunjukan dirinya di hadapan masalalunya dengan niat hanya untuk memastikan jika benar-benar sudah tidak ada yang tersisa di hatinya untuk pria tersebut. Tapi Dyandra lupa, pria yan...