Sedari tadi yang Chandra lakukan hanya mengetuk-ngetuk dagunya sambil menatap Daeri, rekan kerjanya yang saat ini duduk di sampingnya.
Saat ini keduanya tengah berada di kelab malam, niat awal ke kelab untuk bersenang-senang, tapi yang ada Chandra banyak melamun, mabuk juga tidak. Kan aneh.
"Kenapa sih wajah lo tegang banget kayak kurang orgasme." Daeri memecah keheningan karena merasa merinding melihat tatapan Chandra.
Chandra berdecak sambil merotasikan matanya, Daeri mana tahu jika baru saja kemarin malam Chandra medapatkan orgasme hebatnya selama lima tahun terkahir ini. Ya, menurutnya, hanya Dyandra yang mampu membuat Chandra terbang melayang. Sesering apapun Chandra berganti-ganti wanita demi menghangatkan ranjangnya, nyatanya tetap Dyandra yang bisa menghangatkan ranjang sekaligus hatinya.
"Dae..."
"Hmm."
"Gue mau tanya sama lo."
"Apa?"
"Kira-kira apa penyebabnya ketika gue telepon seorang wanita, tapi tiba-tiba telepon gue di matiin gitu aja?"
Awalnya Daeri sedikit terkejut, hanya sedikit, tapi saat kembali mencerna ucapan Chandra, Daeri malah tambah terkejut. Sebentar, wanita mana yang berani memutus sambungan telepon dari seorang Chandra.
Terlepas ajakan untuk membintangi filmnya, banyak wanita di luar sana yang mengantri bahkan hanya untuk kencan satu malam.
"Jadi, lo telepon tuh cewek nih, terus telepon lo di matiin gitu aja?"
Chandra mengangguk. "Iya, kira-kira kenapa ya?"
"Dia tau nggak kali kalau yang telepon itu lo?"
Chandra kembali menggeleng. "Tau kok, orang gue sebutin nama, tapi setelah itu langsung dia tutup."
Daeri terlihat serius dengan mengetuk-ngetukan ujung jarinya di dagu. "Mungkin ceweknya kaget dapet telepon dari lo?"
Alis Chandra tertarik sebelah. "Menurut lo gitu? Kaget karena terlalu seneng nggak nyangka gitu?"
Daeri mengangguk. "Mungkin. Tapi itu cewek telepon lo balik kan?"
Chandra menggeleng. Dan Daeri semakin binggung. "Alah tungguin aja, obatnya belum bereaksi sih itu, tunggu aja satu atau dua jam, nanti tu cewek juga bakal telepon lo balik."
"Masalahnya ini udah 24 jam!"
Daeri menerjap-berjapkan matanya, entah mengapa ucapan Chandra sulit di cerna oleh otaknya, lebih mudah mencerna alur cerita film. Daeri itu produser film. Keduanya bisa kenal karena mempunyai kesukaan yang sama, terlebih sering terlibat kerja sama.
"Kayak gimana sih tuh cewek? Cantik banget apa?" Daeri semakin penasaran siapa sosok wanita yang di maksud Chandra.
"Ngapain lo tanya-tanya, awas naksir gue gibeng lo!" Jawab Chandra sewot.
Eh buset! Daeri sampai cengo. Mulutnya sampai mengap-mengap di tuduh tiba-tiba seperti itu.
"Wow! Santai bro!! Gue ini cuma penasaran, ceweknya kayak gimana kok bisa-bisanya nolak panggilan orang ganteng kayak gini?"
Oke, Chandra setuju dengan ucapan terkahir Daeri. Bisa-bisanya Dyandra mengabaikan panggilan dari orang ganteng?
"Ada fotonya?" Tanya Daeri lagi.
"Ada sih, foto W.A."
"Boleh liat nggak nih?" Tanya Daeri hati-hati, takut kena semprot lagi.
Chandra menyodorkan ponselnya yang sudah terbuka aplikasi W.A, seingat Chandra kemarin, Dyandra menggunakan foto profilnya yang cantiknya gak ketulungan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In The Past ☑
RomanceSetelah lima tahun menghilang bak di telam bumi, tiba-tiba Dyandra menunjukan dirinya di hadapan masalalunya dengan niat hanya untuk memastikan jika benar-benar sudah tidak ada yang tersisa di hatinya untuk pria tersebut. Tapi Dyandra lupa, pria yan...