18.

907 207 21
                                        

⚠️ banyak typo bertebaran!!

.
.

"Kamu di sini? Kemarin katanya sibuk, apa jangan-jangan kamu sengaja mau jemput aku ya, babe?"

Dyandra dapat melihat bagaimana kakunya reaksi tubuh Chandra yang seketika menegang, tatapannya bahkan tidak lepas sedari tadi dari mata Dyandra.

Mata Dyandra masih terpaku mengamati Chandra yang berdiri tegak, sedangkan Irene terlihat cantik dan seksi. Bahkan Dyandra merasa tidak sebanding dengan Irene. Dyandra hanya apa? Berdiri di sebelah Chandra saja ia merasa tidak percaya diri, Dyandra tidak secantik Irene, tubuhnya pun juga tidak seseksi Irene karena Dyandra sadar tubuhnya pasti berubah karena sudah pernah melahirkan Naga.

Mereka berdiri bersebelahan terlihat begitu serasi. Chandra masih menatap Dyandra, namun Irene menatap Chandra seolah Chandra adalah pusat dunianya.

Dyandra menghela nafasnya berat, mencoba menghalau rasa mindernya yang akan membuat wanita itu semakin kecil.

Biasanya Dyandra sudah biasa melihat Chandra yang wira-wiri bergonta-ganti wanita di berita-berita internet. Namun, melihat interaksi mereka bersama secara langsung, Dyandra bahkan tidak menyangka akan sesakit ini rasanya saat kemesraan itu di sodorkan di depan kedua bola mata Dyandra.

Padahal di sini apa hak Dyandra merasa tersakiti? Chandra bukan miliknya, Chandra bebas melakukan apapun yang lelaki itu mau. Sayangnya hati Dyandra terlalu naif.

Dyandra tidak ingin menunjukan rasa sakitnya di depan mereka, terutama di depan Chandra. Jadi yang Dyandra butuhkan yaitu harus segera pergi dari sini.

"Ekhm... saya permisi, mari." Bibir Dyandra berusaha tetap menyunggingkan senyum tipis walah ada rasa nyeri mengiris begitu dalam.

"Dy--" Chandra berusaha mengejar Dyandra namun di hentikan oleh gelayutan manja dari Irene.

"Babe, aku kangen tahu sama kamu. Kamu akhir-akhir ini nggak pernah mau di ajak jalan, kenapa sih?"

Chandra mengabaikan Irene, berusaha mengikuti langlah Dyandra, pandangannya sejak tadi juga tidak luput dari sosoknya yang berjalan keluar dari dalam butik, tepat di depan pintu Dyandra di sambut oleh kedatangan Sean, dan otomatis langkah Chandra ikut terhenti.

Tubuh Chandra membeku, rahangnya mengeras seketika saat ia melihat sosok yang Chandra ketahui sebagai kekasih Dyandra tengah berdiri tepat di depan Dyandra, atau lebih tepatnya Dyandra dan Sean yang tengah tertawa sambil menatap satu sama lain.

Hell, kenapa kekasihnya Dyandra bisa datang tiba-tiba datang di waktu yang tidak tepat. Batin Chandra tidak suka.

Sial! Chandra mengepalkan kedua tangannya kuat, berusaha setengah mati agar kepalan tangannya tidak sampai pada Sean, karena mau menerima atau tidak, setahu Chandra Sean kekasih Dyandra, Chandra tidak ingin bersikap tidak gentle di depan Dyandra.

Chandra dari dulu selalu posesif akan Dyandra. Jangankan tertawa bersama lelaki lain, Dyandra berinteraksi dengan lelaki lain daja Chandra akan murka. Apa lagi saat tangan Sean menyelipkan rambut Dyandra yang diterpa angin. Rasanya Chandra ingin segera menarik Dyandra menjauh.

Chandra berdecih saat kekasih Dyandra tidak sengaja menatap ke arahnya lalu menganggukan kepalanya ramah. Chandra tidak tahu, apakah kekasih Dyandra sudah mengetahui atau belum tentang dirinya, Chandra melepas tangan Irene yang tengah melingkar di lengannya lalu dengan percaya diri berjalan mendekat ke arah Sean dan Dyandra.

"Chandra..."

"Chan..."

Persetan dengan Irene, Chandra tidak peduli dengan teriakan wanita itu.

Lost In The Past ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang