"Naga?"
Tanyanya dengan sepasang mata yang menatap Dyandra tajam.
Seketika wajah Dyandra pias, tubuhnya gemetar cemas. Ya Tuhan, bagaimana jika Chandra setelah ini mengetahui semuanya? Dyandra menggigit bibirnya gelisah, jemarinya saling meremat satu sama lain. Chandra bukan cowok bodoh, setelah ini Chandra akan mengsangkut pautkan dengan tato yang ada di punggungnya.
"Siapa itu, Naga, Dy?" Chandra kembali bertanya, sedangkan Dyandra masih diam seribu bahasa, detik demi detik berlalu dengan kebisuan Dyandra. Tidak mendapat jawaban dari Dyandra, Chandra kembali bersuara.
"Jadi kamu buat tato Naga karena memang ada sosok Naga di hidup kamu?" Kali ini Chandra bertanya dengan nada lirih, sedangkan Dyandra hanya bisa mengangguk.
"Y-ya." Jawab Dyandra dengan suara gemetar, kenapa rasanya ia seperti maling yang ketahuan warga lalu di adili di depan masa.
"Ya Tuhan! Aku bahkan nggak tahu harus bilang apa, Dy." Ujarnya dengan nada frustasi sambil mengusap wajahnya yang pias.
Dyandra menarik nafas panjang. "Chandra. Mari kita perjelas, nggak ada yang perlu kamu khawatirkan dan nggak ada yang akan pernah berubah. Kita sudah punya kehidupan masing-masing kan? Mari kita jalani kehidupan ini seperti sebelumnya, seperti saat kita belum kembali bertemu satu sama lain, kamu bebas menjalani hidupmu, dan biarkan aku menjalani hidupku dengan damai dan tenang bersama--"
"Naga?" Potong Chandra cepat. Dyandra menganggukan kepalanya.
"Begitu berartinya dia sampai kamu buat tato naga di tubuhmu?" Tanya Chandra terdengar sinis tapi juga penuh dengan rasa frustasi.
Tentu saja Naga sanagat berarti bagi Dyandra, bahkan mungkin lebih dari Chandra. Bisa-bisanya Chandra meragukannya.
"Hubungan kita sudah berlalu, Chan. Kita sudah punya kehidupan masing-masing, aku sangat-sangat mencintai Naga dengan sepenuh hatiku." Semoprot Dyandra kepada Chandra.
Dyandra bisa melihat wajah terpukul dari raut Chandra. Entah kenapa ada rasa kasihan di sudut hatinya yang paling dalam.
"Kamu benar-benar mencintainya?"
"Sangat!" Jawab Dyandra tanpa keraguan.
Chandra akhirnya menatap sendu ke arah Dyandra. Kemudian tersenyum tipis. "Aku pikir aku masih punya kesempatan, Dy. Aku nggak tahu salahku apa sampai bikin kamu pergi, setelah sekian lama kita bisa bertemu kembali, tapi kenapa aku masih nggak dapat kesempatan untuk... untuk kembali bersama, aku... aku..." Chandra sampai kehabisan kata-kata, bahkan untuk melanjutkannya saja ia tidak sanggup.
"Jadi, aku kehilangan kamu untuk yang kedua kalinya lagi?" Gumannya sambil menatap sendu ke arah Dyandra.
Dyandra menatap binggung Chandra, kenapa reaksi Chandra setelah mendengar nama Naga menjadi muram seperti ini, apa Chandra masih tidak mengharapkan sosok anak hadir di hidupnya? Apa Chandra tidak ingin sekali saja melihat sosok Naga, anak kandungnya?
"Kamu... hmmm itu, kamu nggak pengen ketemu sama Naga?" Tanya Dyandra ragu.
Awalnya Dyandra benar-benar tidak ingin menunjukan keberada Naga pada Chandra, namun melihat reaksi Chandra, entah dari mana Dyandra mendapat dorongan bertanya seperti itu.
"Aku sudah bertemu dengannya." Jawaban Chandra membuat kedua bolak mata Dyandra terbelalak. Jadi Chandra sudah pernah bertemu dengan Naga? Kapan, dimana? Bagaimana mungkin?
"Kap-pan?" Tanya Dyandra terbata.
"Baru saja, dia yang tadi mampir ke butik kamu kan? Kalian kelihatannya juga sangat akrab sekali, jadi aku yakin kalau lelaki tadi yang bernama Naga, pacar kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost In The Past ☑
RomanceSetelah lima tahun menghilang bak di telam bumi, tiba-tiba Dyandra menunjukan dirinya di hadapan masalalunya dengan niat hanya untuk memastikan jika benar-benar sudah tidak ada yang tersisa di hatinya untuk pria tersebut. Tapi Dyandra lupa, pria yan...