24.

1K 221 14
                                    

⚠️ banyak typo bertebaran!!

.
.

Hari sudah semakin gelap, waktu menunjukan pukul delapan malam, tapi kenapa Chandra belum juga datang?

Dyandra merebahkan tubuhnya di sebelah tubuh Naga. Tadi, sehabis mandi dan makan sore, Naga menonton kartun kesukaannya di televisi, tidak sedikitpun Naga bertanya kepada Dyandra padahal Naga yang biasanya adalah anak yang penuh rasa ingin tahu, tapi Naga benar-benar menuruti permintaan Chandra untuk bersabar, pada akhirnya anak itu kelelahan dan tertidur.

Pintu kamar hotel terbuka menyadarkan lamunan Dyandra, Dyandra langsung menegakan tubuhnya dan melihat Chandra yang tengah berjalan masuk dengan wajah suram. Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Dyandra lalu duduk di tepi ranjang sambil menatap wajah Naga yang terlelap.

"Kalian baik-baik saja?" Tanyanya yang masih memandang wajah Naga kemudian menatap Dyandra.

"Iya." Jawab Dyandra singkat lalu memilih turun dari atas ranjang berjalan mendekati meja, mengambil sebotol air mineral untuk di berikan kepada Chandra.

"Makasih." Ucap Chandra yang kemudian ikut bangkit dan memilih duduk di sofa, di sebelah Dyandra.

"Gimana? Kristian nggak kenapa-napa kan?" Tanya Dyandra dengan wajah khawatir.

Chandra menaikan sebelah alisnya. "Kamu masih sempet-sempetnya tanya keadaan bajingan itu?" Sewot Chandra.

"Justru karena aku khawatir sama kamu. Gimana kalau Kristian kenapa-napa terus dia nuntut kamu?" Jelas Dyandra.

Chandra menghela napasnya berat. Punggungnya menyandar di kursi, sedangkan kepalanya menatap awan-awan.

"Makasih udah khawatir sama aku. Tapi dia nggak apa-apa, cuma luka-luka di wajahnya, sayang sekali nggak mati. Mana berani dia nuntut aku, aku ancam balik dengan tuntutan pelecehan seksual aja dia nggak berani." Jawab Chandra sambil berdecih.

Dyandra menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedangkan Chandra mendesah kesal, Chandra tahu jika Dyandra tidak suka kekerasan apa lagi jika sampai masalahnya berujung panjang, untuk itu dengan berat hati Chandra memilih jalur damai atas nama kekeluargaan.

Bah, kekeluargaan my ass! Chandra bahkan tidak mengenal siapa itu Kristian, lalu dari mana di sebut jalur kekeluargaan. Jika tidak memperdulikan Dyandra, Chandra akan benar-benar membuat perhitungan pada Kristian.

"Maaf semuanya jadi kacau gara-gara aku yang lepas kendali. Jika bukan karena bajingan itu yang berkata... berkata..." Chandra sampai kehilangan kata-katanya sehingga tidak bisa melanjutkan kalimatnya.

Ingatan Chandra berputar kembali di mana saat kata-kata buruk dan menyakitkan keluar dari dalam mulut kotor Kristian. Entah menagapa itu semua kembali menyulut emosi Chandra, namun sebisa mungkin Chandra menghalaunya.

Tidak beda jauh dengan Dyandra, saat kembali mengingat ucapan Kristian yang menyakitkan. Tapi lebih menyakitkan saat mendengar gunjingan orang lain tentang Naga.

"Dyandra, aku nggak bisa melihat kamu menganggung gosip miring selama ini. Ini jelas bukan salah kamu dan Naga, tapi salahku juga, aku nggak bisa..." ujarnya lemah dan putus asa.

Dyandra hanya mengangkat kedua bahunya berusaha terlihat tidak peduli. Selama ini Dyandra memang sudah tidak peduli dengan memasang muka tembok, Dyandra lebih memilih menghindari hal-hal yang berpotensi menyakitinya dan Naga.

Tapi Dyandra sadar, segalanya terasa semakin berbeda saat Naga mulai beranjak dewasa, terlebih saat anak itu sekolah. Hati Dyandra bahkan sempat goyah karena tidak bisa meyakinkan dirinya sendiri jika semua akan baik-baik saja.

Lost In The Past ☑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang