Suasana club malam memang sangat menyenangkan, apalagi jika itu untuk orang-orang yang memang berniat untuk bersenang-senang di sana.
Seperti halnya untuk laki-laki yang masih duduk di bangku SMA kelas tiga bernama Alexie Darel Affandra yang sedang meneguk bir di depannya bersama teman-temannya.
"Woy, Lex. Santai, masih jam dua belas juga" kata Faraz.
"Alex mau ngabisin berapa botol pun gak bakal mabuk kali" goda Dhani.
Faraz Virendra dan Dhani Fadgham Putra adalah sahabat setia Alexie yang selalu berada di samping laki-laki itu di mana pun dia berada.
"Woy, Deana ke sini tuh" kata Faraz.
Alexie dan Dhani pun melihat ke arah yang ditunjukkan oleh Faraz dan benar saja seorang gadis berjalan mendatangi mereka.
"Alexie, coba lihat" kata Deana.
Alexie pun melihat tas yang ditunjukkan oleh Deana dengan pandangan datar.
"Langsung beli lo?" tanya Alexie tanpa ekspresi.
"Iyalah" jawab Deana. "Ih... tau gak, gue jadi yang pertama beli nih tas dari tokonya loh" lanjut Deana senang.
"Balikin kartu gue" kata Alexie dingin.
Deana pun dengan cepat mengambil dompet dari tasnya dan mengambil sebuah kartu berwarna hitam.
"Nih" kata Deana menyerahkan kartu itu.
Alexie pun mengambilnya dan langsung memasukannya ke dalam dompet di sakunya.
"Gue bersyukur banget, punya pacar yang tajir kayak lo, Lex" kata Deana ingin mendekat ke Alex.
"Berhenti di situ atau gue gak bakal ngeluarin uang sepeserpun buat lo lagi" ancam Alexi.
Detik itu juga Deana menghentikan langkahnya.
Merinda Deana Padma, gadis yang berstatus sebagai pacar Alexie di sekolah. Jujur saja, Alexie sama sekali tidak tertarik dengan gadis matre seperti Deana hanya saja dia memanfaatkan gadis itu agar gadis-gadis di sekolahnya tidak mengejarnya terus.
"Lex, gue itu pacar lo. Yah, walaupun cuma status, seenggaknya kita harus kelihatan mesra gitu" kata Deana kecentilan.
"Cuma di sekolah, di luar enggak" kata Alexie dingin.
"Ih... ngeselin" kata Deana kesal. "Udah, ah. Gue mau ngumpul sama temen gue."
"Siapa juga yang nyuruh lo ke sini" kata Faraz.
"Diem lo!" balas Deana.
Deana pun langsung pergi dari sana karna kesal.
"Dasar, nenek lampir" ejek Faraz.
Alexie menghabiskan minumannya dan berdiri dari sana.
"Mau pulang?" tanya Dhani.
"Hm" jawab Alexie malas.
Alexie langsung pergi dari sana.
"HATI-HATI. AWAS NABRAK SEMUT!" teriak Faraz.
Dhani hanya menggeleng dengan kelakuan bar-bar sahabatnya itu.
~~~
Alexie memarkirkan motornya di garasi rumahnya yang bisa dikatakan cukup besar. Rumah itu berlantai dua dengan desain modern.
Dengan langkah lemah Alexie masuk ke dalam rumahnya. Dia berjalan sambil memegang kepalanya yang sedikit pusing. Sebenarnya dia benci rasa pusing yang dia alami setelah minum, tapi entah kenapa dia tidak bisa menghentikan kebiasaannya itu.
"Fuck!" umpat Alexi yang merasakan pusing.
Alexi melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mengambil air minum.
"Masuk rumah itu salam, bukannya malah ngomong kasar"
Alexie melihat ke asal suara dari dapurnya.
Terlihat seorang gadis sedang mengunyah makanan sambil melihatnya dengan tatapan meremehkan di sana.
"Udah tau, kalo bisa bikin pusing. Masih aja minum" sindir gadis itu.
Gadis itu berjalan menuju ke tempat cucian piring dan mencuci piringnya. Setelah selesai, dia pun langsung pergi dari sana dan menaiki tangga menuju ke kamarnya.
"Fara! Lo langsung pergi aja gitu?" tanya Alexie kesal.
Fara menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Alexi dari tangga. Dia menghela nafas kasar.
"Terus, lo maunya kaya apa?" tanya Fara datar.
"Yah, ambilin gue minum atau tanyain gue udah makan atau belum gitu" jawab Alexie makin kesal melihat Fara.
"Lo kan di dapur, lo bisa ambil sendiri. Terus ngapain gue tanya gitu, lo pasti udah makan di luar kan?" kata Fara dingin.
Fara pun kembali melanjutkan langkah kakinya.
"Apa gitu sikap lo sebagai ISTRI gue" kata Alexie menekan kata 'istri'.
Yah, gadis yang dari tadi ada di sana bukanlah adik atau sepupu Alexie, melainkan istri sahnya.
Reverie Fara Qalesya, gadis yang seumuran dengannya yang terpaksa menikah dengan Alexie enam bulan yang lalu karna permintaan terakhir nenek Alexie.
"Seenggaknya, lo harus sadar apa kewajiban lo sebagai istri gue" sindir Alexie.
Fara sama sekali tidak memperdulikan perkataan Alexie dan langsung masuk ke dalam kamarnya.
Alexie yang melihat hal itu hanya bisa diam dan menahan amarahnya. Dia membuka kulkas dan mengambil sekaleng bir untuk menenangkan dirinya.
"Apa gak bisa lo buka hati buat gue, Far" kata Alexie pelan.
Yah, walaupun ini pernikahan yang tidak diharapkan, tapi Alexie mencoba menerima Fara dengan membuka hatinya pada awal pernikahan mereka.
Sebisa mungkin Alexie bersikap lembut kepada gadis itu. Tapi apa, semuanya sia-sia. Gadis itu hanya memperlihatkan wajah dinginnya, bahkan saat Alexie mencoba bersikap manis.
Terakhir, saat Alexie menyiapkan candle light dinner di sebuah restoran bintang lima untuk gadis itu. Bukannya terharu, gadis itu hanya berwajah datar dan biasa saja.
Pada akhirnya, Alexie menyerah dan kembali ke kehidupannya seperti biasa. Dimana tidak ada kata, lembut atau manis.
~~~
Fara terbaring di ranjangnya sambil memandang langit-langit kamarnya. Siapa sangka diumurnya yang ke-17 dia sudah menjadi istri dari seseorang.
Dia masih ingat hari dimana, Alexie dan kedua orangtuanya datang ke rumahnya untuk melamarnya. Mereka menjelaskan apa yang terjadi dan mengatakan jika Fara adalah orang yang pas untuk menikah dengan Alexie saat itu dengan alasan tidak ada waktu untuk mencari gadis lain.
Memang keluarga Fara dan keluarga Alexie bertetangga, tapi itu baru sebentar karena Fara dan keluarganya baru saja pindah ke sana saat dirinya masuk ke SMA.
Tapi sekali lagi, karna hatinya tidak tega mengetahui alasan keluarga Alexie. Akhirnya, Fara menerima lamaran yang tidak pernah dia duga akan datang secepat itu. Padahal, dia sama sekali tidak pernah dekat atau berbicara pada laki-laki itu.
Bersyukur, dirinya membuat perjanjian bahwa Alexie tidak boleh menyentuhnya sebelum dirinya lulus sekolah. Fara juga yakin, jika suatu saat Alexie akan berpisah darinya jika keadaan sudah membaik setelah kepergian sang nenek.
"Apa maksudnya Alex 'kewajiban' gue? Apa maksudnya 'itu'?" gumam Fara.
***
Gimana? Lanjut?
Tinggalkan komentar kalian yah...
Sekian and see u.
💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Love Me
Teen FictionMenikah karna keinginan terakhir dari 'Nenek'? Hal yang selalu didengar dari cerita klasik, tapi siapa sangka di zaman sekarang hal seperti itu masih terjadi. Alexie, laki-laki nakal yang disayang oleh neneknya itu terpaksa harus menikah dengan anak...