9. Naksir!

294 19 1
                                    

Dengan kesadaran penuh Hikari segera melepaskan diri dari pelukan sang Bos, wajah imut nya kontan memerah dengan sempurna membuat pria matang di hadapannya tersenyum miring. Kedua jemari gadis itu terkepal di sisi tubuh nya mencoba menghalau rasa malu yang mendera, kepalanya tertunduk seraya mengucap kata maaf

"S-saya minta maaf pak Bos." tukas Hikari lalu segera melesat pergi meninggalkan ruangan sang Presdir sambil terus merutuki tingkahnya

Masa bodo jika ia dianggap tak memiliki sopan santun, karena nyatanya ia tak berani jika harus berbasa-basi lagi. Kesehatan jantungnya lebih utama saat ini.

Namun karena terus menunduk Hikari malah menabrak bahu Olya yang berdiri di sisi pintu sehingga membuat kedua perempuan itu saling terkejut

"Aduh! Maaf nona Hikari..." sesal Olya ketika tubuh mungil Hikari limbung dan hampir menbruk daun pintu

"Ehehehe ngga papa mba Olya, s-saya yang salah. Ehm- Permisi ya mba."

Olya menyipitkan matanya melihat sikap Hikari yang sedikit salah tingkat lalu berlari dengan cepat seperti orang ketakutan

"Sepertinya aku melewatkan sesuatu?" Olya bergumam sambil menyengir misterius

Kaki jenjang nya melangkah memasuki ruangan sang Presdir dan menutup pintu nya pelan sehingga sang empunya tak menyadari keberadaan nya, Olya bersidekap dan berdeham karena melihat Ayaz yang tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Seolah-olah tengah membayangkan sesuatu hal yang sangat menghibur

"Saya fikir kehadiran nona Hikari sangat berpengaruh merubah suasana hati anda, tuan."

Ayaz merubah mimik wajahnya, senyuman nya hilang dan berganti dengan tatapan malas

"Ck... Aku menggaji mu tidak untuk mengkomentari ku atau orang lain, Olya." Ayaz membalas lalu mengalihkan perhatian nya kepada berkas-berkas yang menumpuk di meja kerjanya

Olya mendengus, tapi nyatanya perkataan Ayaz tak memberi rasa segan malah membuat nya kian gencar untuk menggoda Bos lajang nya itu. Kakinya melangkah mendekati meja Ayaz lalu jemari nya dengan lincah mulai merapihkan tumpukan kertas yang berserak

"Beberapa jam yang lalu wajah anda terlihat kusut dan suram, tapi setelah pertemuan tadi saya lihat wajah anda kembali ceria. Benar-benar di luar dugaan. Sepertinya saya harus berterima kasih kepada nona Hik..."

"Stop it, Olya! Kau terlalu banyak bicara, kembali ke ruangan mu!" titah Ayaz dengan tegas

Olya berdecih pelan sebelum melangkah pergi sambil membawa berkas dan dokumen yang telah Ayaz periksa dan tanda tangan, pria itu memang sensitif tak bisa di ajak bercanda. Tapi tak apa, setidaknya suasana hati Ayaz sudah membaik setelah pergi mengunjungi gadis itu di peristirahatan terakhirnya kemarin

*********

Ke esokan harinya Hikari kembali di sibukan dengan project Design nya yang ternyata memiliki beberapa kendala sehingga ia pun meminta bantuan pak Bima untuk memeriksa nya karena bu Fitri tengah berhalangan hadir, tapi sangat di sayangkan karena hal itu malah memicu kemarahan Ayaz. Bagaimanapun jika Hikari memang merasa kesulitan dengan project tersebut harusnya ia meminta bantuan Ayaz atau setidaknya meminta saran. Bukannya malah meminta bantuan orang di luar tim

Ayaz sudah menekankan hal itu saat pertemuan kemarin, namun sepertinya Hikari melupakan hal itu.

Selang dua jam kemudian waktu istirahat pun tiba, namun Hikari nampaknya tak sadar dan masih sibuk dengan kerjaan nya, mba Anita yang mengetahui hal itu pun menegur Hikari lalu menghalangi pandangan nya dengan kedua tangannya
"Udah stop, istirahat dulu. Jangan di paksain. Tubuh lo bisa drop kalau nggak di isi." ucap wanita itu setelah melepas kedua tangannya

My Beloved BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang