32. Hadiah Kecil Dari Ayaz!

179 19 4
                                    

Hikari berhasil melarikan diri setelah terjebak selama sepuluh menit diruang meeting bersama Ayaz setelah Mr. Nam datang membawa senter ditemani dua orang security, ketika ketiga orang itu datang Hikari langsung mendorong Ayaz lantas berlari kearah pintu dan berlari meski suasana agak sedikit remang-remang tapi ia berhasil menemukan pintu darurat.

Mungkin karena dorongan rasa takut Hikari tak memperdulikan suara-suara bapak security yang terus memanggilnya khawatir, ia terus memacu langkahnya menuruni anak tangga sampai berada di lantai tempat dimana ruangan nya berada.

Nafas nya tersenggal dengan kedua kaki gemetar, Hikari mendarat kan bokong nya di anak tangga terakhir dengan tubuh yang sedikit meremang ketika mengingat kata-kata pria itu.

Hikari.... Aku tidak akan pernah melepaskan mu. Ingat itu.

Gadis itu memejamkan matanya mencoba mengusir bayang-bayang pria itu, tapi ternyata tak semudah itu. Ia sedikit tak tenang tapi di sisi lain hatinya merasakan sesuatu yang aneh, seperti tak menyangka, senang dan takut. Selama berada diruang itu bersama Ayaz, Hikari hanya diam di dalam dekapan hangat tubuh besar yang melingkupinya, ia sudah berontak tapi ternyata Ayaz memang sekuat gorila. Ia pun hanya bisa pasrah membuat Ayaz diam-diam merasa senang

Hikari tak mau munafik, sejujur nya pelukan Ayaz sangat nyaman dan membuat nya tenang di tengah-tengah rasa takutnya dalam kegelapan terlebih dengan aroma tubuh pria itu yang sangat harum membuat Hikari tanpa sadar ikut memegang kedua lengan pria itu yang melingkari tubuhnya.

Entah apa maksud Ayaz berkata seperti itu, Hikari semakin merasa  pening. Semakin di abaikan rasanya Ayaz semakin menjadi, ada saja tingkah nya yang selalu membuat Hikari gentar dan pasrah.


*********

"Permisi Presdir, staff perempuan tadi sudah kembali keruangan nya."

Ayaz mengangguk mendengar laporan petugas keamanan yang ia perintahkan untuk mengecek Hikari setelah melarikan diri begitu saja dari ruang meeting, ia khawatir dengan keadaan gadis itu yang pergi ditengah-tengah penerangan yang minim. Tapi sekarang ia bisa melega

"Baiklah, terimakasih atas laporan nya." Ayaz tersenyum ramah dan petugas keamanan tersebut mengangguk lantas pergi meninggalkan petinggi perusahaan itu.

Ayaz tersenyum puas setelah menyesap kopi hangat miliknya, ia sama sekali tak menyesal dengan sikap agresif nya kepada Hika saat diruang meeting tadi. Ia hanya mempertegas sekaligus memberikan ultimatum kepada gadis itu jika dirinya tidak sedang bermain-main.

Sekali ia ingin maka ia akan berusaha untuk mendapatkan nya, bukankah begitu sikap seorang pria dewasa?

"Satu langkah lagi dan kamu gak akan bisa mengabaikan ku lagi, Hikari." ucap nya seraya melirik foto gadis mungil yang terpampang di layar ponsel nya

Ayaz berdiri seraya meraih jas nya yang tersampir di kursi, ia harus bergegas menuju sebuah tempat untuk menemui seseorang. Seseorang yang mampu membantu nya melancarkan kisah percintaan nya

*******

Hikari menatap pias layar Ponselnya yang kini menampilkan sederet pesan, ia menyandar kan tubuhnya di loker usai mengemasi semua barang-barang nya yang tak banyak. Hanya tas dan payung kecil juga jaket. Ingin nya ia mengabaikan pesan tersebut karena tanpa membukanya pun ia sudah bisa menebak isi pesan dari Budhe nya itu- ibu dari mba Via, sodara sepupu nya yang tinggal tepat di sebelah rumah nya.

Hika hari sabtu nanti kamu ada  waktu?

Oma pengen kumpul-kumpul keluarga, kamu dateng ya sama mba Via.

My Beloved BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang