45. Membongkar Rahasia Ayaz!

162 13 13
                                    


*Spesial double Update buat yang selalu dukung cerita ini mueheheh...

Vote dan komentar nya kakak jangan lupa ehe...

Warning!

Mengandung sedikit ke uwu'an yang membuat para jomblo menangis dipojokan wkwkwk....


*****







"Pak Bos, maaf s-soal itu-" nafas Hikari tercakat, matanya mengerjap liar, bingung harus berkata apa. Pertanyaan Ayaz benar-benar membingungkan dan membuat nya serba salah. Padahal ia tidak salah.

"Hahahah... Aku bercanda, Tingker Bell. Kenapa kamu serius sekali?"

Tawa Ayaz pecah, pria itu menunduk dan mencubit kedua pipi gadisnya gemas. Melihat Hikari yang ketakutan setengah mati membuat nya merasa tak tega tapi juga terhibur entah kenapa.

"Pak Bos.... " Hikari merengek setelah Ayaz melepas cubitan nya. Gadis itu malu sekaligus bingung.

Ayaz kembali menegakkan tubuhnya, tatapan nya berubah melembut.
"Maaf tapi kamu terlalu gemas Hika, pagi ini aku tidak jadi pergi. Ada Lee dan beberapa staff lain yang pergi mewakili ku, tapi sebagai ganti nya aku harus melakukan pertemuan lain dengan berbagai kolega sampai lupa mengecek ponsel ku. Maaf tidak sempat mengabari mu." papar pria itu menjelaskan.

Hikari sedikit melega sekarang, tapi tetap saja kehadiran Ayaz terlalu mengejutkan untuk nya.

"Aku membawakan mu beberapa makanan dan kue kesukaan mu." Ayaz mengambil dua buah papper bag yang tersimpan didalam mobil nya dan menyerahkan kepada gadis mungil itu.

Ayaz sangat amat perhatian, bagaimana Hikari tidak melted dibuat nya. Tapi ia teringat lagi dengan adegan Ayaz pergi dengan Luna membuat ia hanya terdiam ragu.

"Hei... Kok melamun." tegur Ayaz dan menarik satu tangan Hikari.

"Pak Bos gak perlu repot-repot kasih aku-"

"Jangan berbicara seperti itu, aku gak suka. Kamu sama sekali gak repotin aku." ujar pria matang, tampan, rupawan itu. Tersenyum hangat. Tidak suka menerima penolakan gadisnya.

Hikari pasrah, menolak pun sia-sia. Ia hendak mengambil alih papper bag tersebut, namun tatapannya malah salah fokus kearah goresan cukup dalam di area lengan Ayaz. Luka menganga itu sepertinya masih baru karena terlihat memerah, bahkan ada setitik darah mengering di ujung nya.

"Tangan pak Bos kenapa?" tanya Hikari sedikit agak panik. Tapi yang ditanya nampak biasa saja, seolah-olah luka itu hanya haiasan semata.

"Oh- ini, aku mendapatkannya ketika tengah mengecek bahan baku di gudang. Tidak sengaja tergores gagang Troli pengangkut barang." jelas Ayaz menceritakan tentang asal usul luka nya, seperti tengah memamerkan hasil karya unik kebanggaan nya.

Benar-benar tak habis fikir, apalagi ekspresi nya yang tenang sambil menunjuk-nunjuk luka gores cukup dalam ditangan nya membuat Hikari sedikit meringis.

Gadis itu jadi membayangkan, setajam apa gagang Troli pengangkut barang itu sehingga tangan kekasihnya bisa-bisa terluka seperti ini?

"Terus kenapa gak di obati?" Hikari kembali bertanya.

"Aku sudah membersihkan nya dengan air dan alkohol, juga memberinya salep ointmen." sahut Ayaz dengan enteng.

Hikari menghela nafas, tanpa banyak bicara lagi ia tarik tangan lain pria itu, dibawa nya Ayaz masuk kedalam rumah minimalisnya.

"Maaf kalau pak Bos gak nyaman, rumah aku sempit dan berantakan." ujar Hikari ketika membuka pintu rumahnya.

Ayaz menggeleng pelan, ketika masuk kedalam rumah itu matanya langsung disugguhkan dengan beberapa perabot yang tertata rapih, aroma ruangan nya pun terasa harum dan membuat nya seketika nyaman.

My Beloved BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang