47. Monster Gorila Merajuk!

185 19 3
                                    


*3k Word loh, yuks ramaikan heheh...

******

Ayaz menghela nafas nya berulang kali ketika pesan nya tak mendapat balasan dari gadisnya, usai kejadian terpergok Jayden- orang kepercayaan nya selain Olya di ruangannya, saat makan siang tadi, Hikari seperti nya agak sedikit kalut. Meski Ayaz sudah berulang kali mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja dan tidak perlu ada yang ditakuti.

Tapi tetap tak mampu meluluhkan hati gadis imut itu, beberapa menit setelah kejadian Hikari langsung pamit undur diri meskipun makan siangnya masih tersisa banyak, beralasan ingin menemui teman nya- Riri. Padahal tanpa mengatakan yang sebenarnya sekalipun Ayaz tahu jika Hikari dilanda panik atas insiden Jayden yang menerobos masuk.

Ayaz tentu tak tinggal diam, Jayden dan Olya yang tidak sedang berada di lokasi ia tegur habis-habisan karena dianggap menganggu privasi nya padahal biasanya juga Jayden dan Olya memang biasa seperti itu. Keluar masuk keruangan nya tanpa perlu susah payah harus meminta izin dengan cara menghubungi nya dulu, tapi setelah kejadian tadi SOP kerja mereka pun berubah.

Kembali mengingat kejadian itu suasana hati Ayaz memburuk, ia berdecak seraya melepas dasi kupu-kupu yang sudah terpasang rapih di kerah kemeja nya, lebih nyaman menggunakan kemeja dengan dua kancing terbuka dan jas. Tak perduli nanti Mommy nya akan mencibir penampilan nya, toh sehari-hari pun Ayaz lebih nyaman tampil seperti ini. Tidak terlalu formal, kecuali acara meeting yang sifatnya penting.

Malam ini ia akan mendatangi acara ulang tahun pernikahan nenek dan kakek tiri nya yang diadakan dikediaman sang kakek tiri, sejujur jika boleh memilih Ayaz ingin nya tidak datang tapi nenek nya sudah mewanti-wanti dirinya dari jauh hari.
Apalagi Ayaz memang jarang sekali berkunjung menengok wanita lansia itu dikarenakan jadwalnya yang padat, maka mau tidak mau kali ini Ayaz harus meluangkan waktunya sejenak demi hadir di hari bahagia kedua lansia itu.

Tapi dibalik semua itu ada rasa kasihan Ayaz terhadap kakek kandung nya yang kini tengah mengungsi ke Eropa, alasannya sih katanya ingin berlibur padahal Ayaz tahu alasan yang sebenarnya. Tapi tetap kakek kandung nya itu tidak pernah mengatakan yang sebenarnya.

Ya sangat mustahil sebab gengsi kakek nya itu setinggi langit apalagi soal perasaan.

Ekhem... Tidak beda jauh sepertinya, mungkin gengsi yang Ayaz miliki juga di turunkan dari kakek nya.

Tring...

Tring...

Mendengar dering Ponselnya dengan cepat Ayaz meraih benda pipih itu, berharap jika kekasihnya lah yang menghubungi nya.

Tapi sial nya bukan!

Nama sang Mommy lah yang terpampang di layar Ponselnya, dengan ekpresi datar Ayaz pun mengangkat panggilan itu. Belum sempat Ayaz menyapa suara Mommy nya langsung menyambar terlebih dahulu.

"Sayang, kamu tidak lupa dengan acara malam ini, kan? Awas ya! Jangan pura-pura lupa, apalagi berniat kabur."

Ayaz memutar kedua bola matanya malas, Mommy ini tahu sekali dengan tabiat nya.

"Mommy jangan khawatir, aku tengah bersiap. Sebentar lagi akan berangkat kerumah nenek."

"Bagus, kalau begitu. Sampai ketemu disana ya sayang."

"Hmmm... "

Dan panggilan itu terputus, Ayaz memasukkan Ponselnya kedalam saku lantas mengambil sebuah hadiah yang telah ia siapkan untuk pasangan lansia yang tengah berbahagia itu sebelum beranjak pergi. Sesampainya disana Ayaz tak begitu banyak basa-basi dan langsung menemui nenek nya yang masih terlihat cantik tengah duduk disebuah sofa empuk.

My Beloved BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang