Satu minggu kemudian, pada akhirnya Hikari berhasil menyelesaikan project Design nya dan kini telah sampai pada tahap pembuatan sample. Namun rasanya ia belum terlepas dari semua beban berat yang masih membelenggu nya sampai Sepatu tersebut rilis dengan hasil sempurna, bahkan satu jam sebelum makan siang tadi bu Fitri tiba-tiba mengajaknya untuk mengikuti meeting untuk membahas beberapa kendala mengenai hasil sample tersebut.
Kepalanya sedikit pusing karena terus memikirkan pekerjaan nya itu sampai Hikari tidak fokus dan nyaris menabrak seseorang ketika ia berbelok di balik tembok
"Maaf, maaf saya nggak sengaja... " ucap nya belum sadar dengan sosok pria yang di tabrak nya
Tapi ketika sosok itu mengeluarkan suara geraman kesal Hikari pun mendongak dan terkejut mengetahui sosok tersebut adalah Presdir nya, pria bertubuh tegap itu menatap wajahnya sekilas dengan tatapan tajam nan dingin sebelum berlalu begitu saja. Mengabaikan permintaan maaf nya
Hikari menunduk, sedikit merasa tertohok dengan sikap tidak ramah pria itu. Ini bukan sekali sang Presdir memperlakukan nya amat dingin, setelah pertemuan nya di loby satu minggu yang lalu pria itu tiba-tiba berubah. Senyum menyebalkan, suara husky yang menggoda ketika berbicara dengan nya, atau tatapan tajam penuh kelembutan hilang seketika. Bahkan ketika Hikari menyerahkan hasil Design akhir nya Ayaz hanya bersikap tak acuh, pria itu hanya berbicara kepada Dirga tak menganggap sosok Hikari yang duduk di antara mereka berdua. Dirga bahkan mendapat sebuah apresiasi sementara Hikari tidak
Ia sadar kemampuan nya masih belum seberapa, bahkan di tengah-tengah pengerjaan project tersebut Hikari sempat membuat kesalahan dan mungkin saja hal itu juga yang membuat sang Presdir tidak puas dan bersikap sedikit berbeda kepadanya. Tapi apa iya karena itu sikap Ayaz berubah tidak ramah kepadanya?
"Ck... Dasar bodoh! Emangnya aku ini siapa harus di perlakukan seramah itu! Sadar Hi, kamu cuman babu disini... " gerutu gadis itu pelan
Sebelum berfikir terlalu jauh Hikari segera menyadari posisinya dan Ayaz, pria itu pantas memperlakukan nya seperti itu karena ia memang tak sebanding dengannya. Lagipun memang nya ia siapa disini sudah sok pede ingin selalu di perlakukan ramah, dan perhatian dari Bos nya. Memalukan sekali kalau di fikir-fikir
Hikari pun kembali memacu langkah nya dengan sedikit lebih cepat karena ponselnya terus berdering, dan itu karena ulah Riri yang terus menelepon nya. Bocah satu itu memang tidak sabaran
..................
Riri dengan semangat menggiring Hikari menuju meja yang terletak di pojok kantin, masih tersisa beberapa kursi kosong di sana dan tempat itu sangat strategis untuk dijadikan tempat berkeluh kesah dan menggibah. Astaghfirullah!
"Teh lo tau nggak... "
Hikari bahkan belum menyuapkan satu sendok nasi pun kedalam mulutnya tapi bocah jahanam itu sudah mulai dengan mukadimah andalan nya, benar-benar...
"Apa?" dengan nada setengah jutek Hikari menyahut, gadis itu memasang wajah malas namun tetap fokus memperhatikan Riri yang ternyata tengah mengeluh kan rekan kerjanya yang selalu mencari muka kepada atasannya.
"Kesel banget teh, makin menjadi-jadi orang itu. Padahal dia sama-sama anak baru tapi dia udah berani fitnah gue ke bu Febri." Sambil mengacak-ngacak nasinya dengan sendok Riri terus meracau
Hikari mengunyah pelan nasi di mulutnya mencoba memahami perasaan Riri yang begitu kesal dengan rekan kerjanya itu
"Emang dia fitnah kamu gimana?" Hikari bertanya
"Gini teh pagi tadi bu Febri tiba-tiba negur gue katanya dia dapat laporan kalau gue kerja nya malas dan susah di atur, di meja kerja gue juga sering banyak sampah makanan. Padahal semua itu nggak benar adanya, gue selalu ngerjain tugas on time, setiap senior nyuruh apapun gue nurut, dan masalah makanan gue emang punya banyak makanan tapi nggak pernah di makan di dalam kantor. Gue selalu makan di depan loker atau ketika pergi ke toilet, jadi sampah makanan siapa yang di maksud itu? Meja gue bersih nggak ada satu pun sampah... " Riri menghentikan ucapannya, lalu memasukkan satu suap nasi beserta lauk kedalam mulutnya. Mengunyah nya dengan penuh amarah
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Boss
RomanceSatu hal yang akan selalu Hikari ingat, "Jangan ada Love Affair di tempat kerja." Terhadap siapapun itu, ia akan menjaga hati nya. Ia tidak mau membuat skandal seperti teman nya di tempat kerja nya yang dulu. Pekerjaan nya terbengkalai, fokus nya h...