Sebenarnya acara pertunangan Kasih masih berlangsung dan mungkin akan berlanjut sampai malam, namun entah memiliki kepentingan lain di tengah-tengah acara, usai mengobrol singkat dengan para sahabatnya Ayaz memutuskan mengajak Hikari undur diri. Gadis itu tentu langsung meng' iyakan tanpa perlu berfikir dua kali, juga merasa lega karena setidaknya ia bisa terlepas dari segala pertanyaan dari sahabat-sahabat Bos nya itu.Suasana hati Hikari sedikit memburuk, dikepala nya ada banyak sekali pertanyaan yang bermunculan setelah mengikuti acara tadi. Sepanjang perjalanan pulang ia hanya bungkam seraya membuang pandangan melihat kearah jendela mobil dengan jari-jemari nya asik memilin dress cantik yang dikenakan.
Aku meresetui hubungan kalian, cepatlah menyusul. Aku tidak sabar melihat mu berdampingan dengan pria pemarah itu.
Bisikan Kasih terus berputar di kepalanya.
Merestui?
Menyusul?
Ia tidak bodoh dan mengerti semua ucapan orang-orang untuk nya, tapi mereka semua salah paham dan itu semua berkat Bos tampan nya itu. Alih-alih memperkenalkan nya sebagai karyawan nya, dia malah seenak jidat mengakui Hikari sebagai calon istrinya.
Yang bener aja, kapan si Bos nembak aku? Kapan ngelamar aku? Gak kasian apa sama aku kalo nanti baper kan ribet.
Bisik Hikari dalam hati. Ia harus meluruskan semua ini sebelum dirinya benar-benar tidak waras, kepalanya berputar menoleh pelan melirik kearah Ayaz yang tengah fokus menyetir. Sangat keren dengan balutan kemeja putih gading yang membalut tubuh kekarnya, jangan lupakan dengan bibir Pink tipis, garis tegas wajah yang membingkai, hidung mancung bak perosotan, dan kedua mata yang menyorot sayu namun tajam benar-benar membuat siapapun yang melihat sosok pria itu seketika akan terpana dan memuji.
Siapapun perempuan akan luluh juga bergetar ketika bertemu dengan Ayaz untuk pertama kalinya, begitu pun dengan Hikari. Bahkan sampai sekarang pun masih seperti itu, ia tak bisa benar-benar mengendalikan dirinya secara normal ketika berdekatan dengan pria itu.
"Pak Bos..." suara pelan nya mengalun mencoba menarik atensi pria itu.
Dan berhasil, pria itu melirik nya seraya berdeham pelan dengan suara sexy nya.
"Hmmm.... "
Mendadak Hikari jadi gugup setengah mati, seolah kehilangan semua isi hati yang ia ingin utarakan. Ia kembali menatap lurus kearah depan dengan tubuh menegang.
"Jangan membuat ku penasaran. Katakan apa yang ingin kau tanyakan Hika?" tanya Ayaz, mengerti jika gadis disisi nya mendadak ragu.
Sedari awal ia sudah sangat peka dengan kondisi Hikari, tapi Ayaz memilih diam dan menunggu gadis itu yang pertama berbicara. Dan sekarang akhirnya ia tak bisa menahan lagi, ketika Hikari mengintrupsi lalu mendadak kembali diam Ayaz tak bisa membiarkan nya begitu saja.
Terdengar helaan nafas sebelum Hikari memulai berucap, seakan-akan sangat sulit mengucapkan sepatah kata kepadanya.
"Pak Ayaz... Mengenai hubungan kita, ma-maksud nya tadi saat diacara pertunangan mba Kasih kenapa pak Ayaz bilang kalo aku- aku... " nada suara Hikari kian mengecil dan kata-kata nya mengaggantung
Terlalu malu untuk melanjutkan perkataannya, namun jika Hikari berhenti begitu saja maka rasa penasaran itu akan kian menghantuinya. Tidak mungkin juga ia akan kembali menjaga jarak dengan sosok Bos nya itu, jadi dengan segenap keberanian yang tersisa ia mencoba melanjutkan perkataan nya.
Ia bergerak, duduk agak menyerong menatap setengah berani kearah sosok Bos nya yang terlihat begitu tenang dengan senyum tipis menghiasi bibir ranum nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Boss
RomanceSatu hal yang akan selalu Hikari ingat, "Jangan ada Love Affair di tempat kerja." Terhadap siapapun itu, ia akan menjaga hati nya. Ia tidak mau membuat skandal seperti teman nya di tempat kerja nya yang dulu. Pekerjaan nya terbengkalai, fokus nya h...