46. Ketahuan!

191 15 7
                                    

Tes ombak dulu nich...

Ayooo kemarin siapa yang nunggu cerita ini Up?

Ramein dong guys, komen sama vote nya bisa kaleeee...

*****

Hikari terkekeh seorang diri dibalik selimut tebalnya mengingat percakapan nya dengan sang Bos, usai kepulangan Ayaz dari kediaman nya beberapa saat yang lalu Hikari langsung membersihkan tubuhnya dan masuk kedalam kamar. Namun alih-alih langsung tertidur gadis itu malah sibuk dengan Ponselnya, memberitahu sang sahabat tentang cerita mengejutkan yang ia dapatkan.

Tapi reaksi Danisa biasa saja, tak terlalu terkejut sama sekali karena ia sudah menduga jika Luna dan Ayaz bersaudara, Danisa yang sekilas melihat foto Ayaz dan Luna saja langsung bisa menerka kesamaan fisik keduanya. Berbeda denga Hikari yang agak lemot, didalam selimut yang membungkus tubuhnya Hikari berguling-guling kecil membuatnya tak ubah bagaikan Mumi- Mumi bogel.

Hikari merasa malu sendiri karena bisa-bisa nya salah menduga, bahkan sebelum nya dibuat over thingking pada dua orang itu yang ia fikir ada main dibelakangnya, padahal keduanya adalah saudara. Iya sih Hikari kan memang tidak tahu mangkan nya bisa mengira jika Luna dan Ayaz memiliki hubungan spesial mengingat interaksi tak wajar diantara keduanya.

Tapi, tapi tetap saja ia seperti seorang pasangan pencemburu. Ayaz saja tadi sampai terkekeh mendengar tudingan nya.

"Isaaa ... Aku malu. Pak Bos pasti ngira aku perempuan pencemburu." Hikari merengek pada Danisa lewat Voice note.

Tak menunggu berapa lama sahabatnya itu kembali membalas.

"Yaelah malu malu amat. Gapapa yang penting sekarang lo lega, kan?"

"Cemburu itu tanda cinta tau!"

Hikari mencebik setelah mendengar rekaman suara Danisa, dalam hati membenarkan perkataan sahabat nya itu. Sekarang ia memang lega setelah mendengar fakta yang sebenarnya, tapi kalau cemburu?

E-entahlah ... Hikari fikir ia tidak cemburu, hanya sedikit risau, dan penasaran. Mungkin

Ting...

Ponselnya berkedip sekali, satu notif pesan tertera dilayar Ponselnya. Hikari meraih benda pipih itu dan melihat satu pesan masuk, awalnya ia fikir itu pesan dari Danisa ternyata bukan.

Matanya membulat penuh bahkan Hikari langsung berubah posisi menjadi duduk.

Sudah nyaris tengah malam kenapa belum tidur, hm?

"Ya ampun, ya ampun. Lagi diomongin orangnya malah muncul." gumam gadis itu dengan detak jantung tak karuan dan jemari bergetar memegang Ponselnya.

Ia melirik jam di Ponselnya, waktu menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh menit. Nyaris tengah malam dan Hikari tidak menyadari itu karena saking asik nya mengadu pada Danisa.

Hikari seakan tertangkap basah, mungkin Bos nya tahu karena melihat status online di ruang chatnya.

"Ini gak usah dibales aja kali ya?" monolog nya dengan mimik panik.

Hikari berniat menyudahi interaksi nya dengan Danisa dan mengabaikan chat sang kekasih, dibalas nya nanti lagi saja. Niatnya. Namun gerakannya terhenti saat ia hendak me-non aktifkan Ponselnya.

Pak Bos is calling....

"Mampus!" Hikari melirih, dan tiga kali deringan dengan ragu gadis berparas imut itu mengangkat panggilan itu.

Suara berat khas pria itu menyapa pendengaran nya, Hikari tak mampu mengeluarkan suaranya karena lebih asik mendengar suara sang kekasih yang terdengar sexy itu.

My Beloved BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang