Dari pada pusing-pusing memikirkan kelakuan ajaib sang kekasih lebih baik Hikari nikmati saja sepeda baru miliknya yang ternyata di cek di website resminya memiliki harga setara tiga bulan gajinya.
Terkejut sudah pasti, matanya bahkan nyaris terpaku beberapa menit melihat informasi tersebut seakan tak yakin jika kendaraan roda dua itu memiliki harga yang sangat wow sekali jika dibandingkan dengan harga sepeda miliknya yang tak seberapa. Ah harusnya Hikari tidak perlu heran, dengan penghasilan Ayaz yang diluar nurul pastinya sepeda ini tidak ada apa-apa nya.
Usai melepas seluruh bungkus plastik yang membalut sepeda barunya Hikari langsung pakai berkeliling sekitar rumahnya, ia bahkan tak sempat mengganti baju dulu karena tak sabar mencobanya.
Kring...
Kring...
Kring...
"Emang ya sepeda mahal dipakai nya juga lebih nyaman." Gumam nya lantas menyengir sumringah menikmati semilir angin sore yang menerpa.
Iseng Hikari pun mengambil beberapa video singkat kegiatan JJS nya alias jalan-jalan sore untuk ia kirim pada kekasihnya itu.
Lima belas menit Hikari berkeliling ia pun memutuskan untuk mampir membeli bubur mang Dudung."Eh neng Hika udah lama gak mampir kesini." Ucap mang Dudung menyambut kedatangan Hikari.
"Iya nih mang heheh.... Mau satu ya mang dibungkus." Ucap gadis itu seraya mendarat kan bokong nya di kursi kayu.
"Oke neng, kaya biasa kan?"
"Iya mang."
Selagi mang Dudung menyiapkan pesanan nya Hikari pun asik berkutat memilih video yang ia abadikan sebelum dikirim pada Ayaz, ia memilih yang view nya agak bagus dan sesekali menampilkan wajah sumringah nya yang masuk dalam video singkat.
Send....
Hikari mengirimkan satu video untuk pria itu, hitung-hitung sekaligus meriview sepeda baru nya. Heheh
"Ini neng udah siap."
Hikari berdiri dan segera membayar bubur nya sambil mengobrol kecil dengan mang Dudung yang menanyakan soal kabar si Opa yang jarang kelihatan eksistensi nya akhir-akhir ini.
"Setauku lagi liburan mang keluar negeri." Ucap Hikari memberitahu.
"Eh beneran neng keluar negeri?"
Kepala Hikari mengangguk
"Iya mang, kata Tante cantik sih begitu.""Oalah pantes gak kelihatan ya."
Hikari tersenyum tipis menanggapi sebelum beranjak pergi, karena lelah akhirnya ia putuskan saja untuk pulang kerumah untuk beristirahat sejenak sebelum beralih membuat pesanan dua bolu coklat milik bu RT untuk acara kerja bakti esok hari.
*****
Teringat dengan satu janji siang tadi Ayaz pun mendatangi kediaman orang tua Queen untuk makan malam bersama, sejujur nya ia masih ada beberapa pekerjaan namun karena ini permintaan langsung dari Om Chandra- Ayah Queen, mau tidak mau Ayaz pun men-delay pekerjaannya.
Dan disinilah ia, terjebak di tengah-tengah obrolan hangat keluarga gadis yang pernah bermain dengannya saat kanak-kanak usai acara makan malam selesai. Chandra dan istrinya sangat ramah dan baik menyambut nya, ia diperlakukan layaknya anak sendiri.
"Inget gak dulu kamu sering berangkat Sekolah bareng Queen?"
Ayaz tersenyum singkat, rasanya tidak terlalu sering hanya beberapa kali. Itu pun karena Queen yang meminta.
"Ingat Om."
"Dulu masih kurus, baju SMA kamu aja kelihatan kebesaran. Sekarang wah! Om pangling sekali Serhan. Pantas saja anak Om sampai gak kedip-kedip menatap kamu." Ujar Chandra melirik kearah putrinya seraya melempar senyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Boss
RomanceSatu hal yang akan selalu Hikari ingat, "Jangan ada Love Affair di tempat kerja." Terhadap siapapun itu, ia akan menjaga hati nya. Ia tidak mau membuat skandal seperti teman nya di tempat kerja nya yang dulu. Pekerjaan nya terbengkalai, fokus nya h...