13. Penguntit!

248 16 4
                                    

Hikari berjalan sedikit tergesa memasuki ruangan kerja nya sambil memeluk ketiga botol minum, kehadirannya langsung di sambut tatapan terkejut dari beberapa rekan kerjanya yang merasa sedikit aneh dengan sikap gadis itu yang biasa tenang kini berganti terlihat resah, khawatir bercampur takut. Seperti baru saja menjadi saksi kejadian tabrak lari

"Kamu kenapa, Hi?" mba Ratna melempar pertanyaan begitu Hikari menyerahkan botol minum wanita hamil itu

"Hah? Eh, gapapa kok mba. Maaf ya lama soalnya tadi aku ke Toilet dulu" sambil mencoba menampilkan senyuman tipis Hikari menukas, merasa tidak enak membuat kedua temannya menunggu karena kejadian tak mengenakan yang dialami nya beberapa menit yang lalu. Dan sayang nya ia kali ini terpaksa berbohong

"Gapapa Hi, santai aja. Btw makasi ya." sahut mba Ratna ,Hikari mengangguk. Untung saja mba Ratna percaya dan tidak lagi bertanya

"Makasi Hikaaa... " ucap mba Anita seraya tersenyum lebar

"Iya mba sama-sama." tukas Hikari sebelum menjatuhkan bokongnya di kursi

Gadis itu mulai berkutat dengan pekerjaan nya, menyembunyikan ekspresi tak terbaca nya di balik papan kubikel. Rasanya Hikari ingin segera pulang ke rumahnya, membenamkan dirinya di balik selimut tebal dan menumpahkan semua perasaannya yang tak lagi tertata.

Beberapa kali Hikari mencoba fokus, menenangkan dirinya, mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja, itu semua hanya masalah sepele. Keinginan tahuan Ayaz hanyalah sebuah angin lalu, mungkin pria itu tidak sengaja melihat jari nya yang tidak utuh saat dirinya tengah bekerja.

"Huft!!! Harus nya aku bisa lebih berhati-hati lagi... " gumam Hikari dalam hati seraya menghela nafasnya berat, melirik jari telunjuk nya sejenak sampai nyaris membuat bola matanya berkaca-kaca

Hikari mendongak, sebisa mungkin menahan rasa emosional yang membuncah tapi sial nya ia tanpa sengaja malah menangkap basah mba Anita, dan mba Ratna yang tengah memperhatikan nya. Terpergok, keduanya pun dengan cepat langsung mengalihkan pandangan dan berpura-pura berkutat dengan kerjaan masing-masing sambil sesekali mencuri-curi pandang ke arah Hikari. Melihat itu seketika Hikari terdiam, ia melupakan kepekaan tingkat dewa yang dimiliki kedua wanita dewasa itu. Pasti sekarang keduanya bertanya-tanya mengenai sikapnya

Tapi melihat gelagat mba Anita dan mba Ratna yang terlihat lucu membuat keresahan yang melanda nya sedikit terkikis, gadis mungil itu tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya pelan. Setidaknya wajah-wajah kepo kedua wanita itu lumayan mengalihkan perhatiannya


...............

Tak terasa waktu ternyata sudah menunjukkan pukul lima dan Hikari pun langsung bergegas keluar dari ruangan nya setelah selesai mematikan komputer, sore ini ia telah memiliki janji dengan sahabatnya- Danisa yang sudah menunggu nya di sebrang jalan depan pintu masuk perusahaan. Mereka akan mampir sebentar pergi ke toko yang menjajakan bahan-bahan kue, lalu setelah nya membeli bakso lava karena sahabatnya satu itu tengah ngidam bakso super pedas itu

Ah sahabatnya memang pembohong ulung, itu hanya alibi agar Hikari tidak memarahinya jika mamakan makanan pedas, gadis itu saja tidak hamil masa sih sudah ngidam. Tapi ya karena Danisa terus saja membujuk nya dan mengatakan akan mentraktirnya pula, alhasil Hikari pun meng-iyakan.

Hikari berlari-lari kecil setelah menggesek kartu absensi nya, Riri sudah pulang terlebih dahulu sebab  Hikari ada lembur satu jam jadilah gadis mungil itu terus menyusuri jalan seorang diri melewati komplek-komplek pabrik yang mengeluarkan sura bising mesin. Tak banyak orang di sekeliling nya, hanya beberapa pekerja, dan petugas keamanan yang di hilir mudik.

Berjalan sampai ke bagian terdepan perusahaannya cukup memakan waktu dan menguras tenaga, sambil menyeka bulir peluh di dahi nya Hikari terus memacu langkah sampai di sebrang jalan ia bisa melihat sosok pengedaran motor Beat hitam beserta jaket dan helm hitam senada, itu Danisa yang tengah menunggu nya sambil bergaya layaknya mamang ojek. Hihi...

My Beloved BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang