54. Patah Hati Queen!

145 14 2
                                    

*Sebulan lebih tidak muncul ehe, maafkan ane guys.

Suka lupa diri emang wkwkwk

Semoga gak lupa sama cerita ini ya, yuks ramai kan kawan kawan....

*****

Nyatanya Hikari tidak langsung pulang kerumah melainkan singgah terlebih dahulu di sebuah alun-alun yang tak jauh dari tempat tinggal nya nya, disana banyak sekali pedagang kaki lima yang menjual aneka jajanan, mainan, bahkan disana ada penjual hewan juga.

Hewan yang diperdagangkan pun masih normal-normal saja, bukan sejenis hewan yang dilindungi. Hanya ada burung, ayam, ikan, kelinci dan teman-teman nya. Penjaja hewan berada di sisi lain, tak disatukan dengan tempat pedagang makanan.

Mengingat hari ini adalah week end ada banyak orang tua yang mengajak buah hatinya bermain, dan para remaja yang berburu jalanan.

Sejujur nya Hikari terlalu canggung pergi seorang diri ketempat ramai, karena biasanya ada Danisa yang selalu menemani nya. Tapi apa daya sahabat nya satu itu akhir-akhir ini sulit dijumpai.

Jika Hikari langsung pulang kerumah pun ujung-ujung nya hanya rebahan karena semua pekerjaan rumahnya telah ia selesaikan sebelum pergi kerumah Tante cantik pagi tadi, jadi Hikari putus kan saja untuk berkeliling mencari jajanan sambil melihat-lihat berbagai hewan yang di perdagang kan disana.

Lumayan bisa mengobati fikiran nya yang mendadak over thingking pada kekasihnya itu.

Mulut nya sibuk mengunyah siomay yang baru dibeli nya sementara kedua kakinya beralih melangkah mendekati area penjaja hewan, Hikari hanya sekedar ingin melihat-lihat saja. Tidak berniat membeli.

Langkahnya melambat seiring pandangan nya mengarah ke sebuah akuarium kecil berisi beberapa ikan mas koki berwarna oren ke emasan serta ikan kecil yang tak tahu namanya apa tengah berenang kesana kemari, mata coklat terangnya mengerjap lucu asik memperhatikan itu. Tapi tak lama sebab takut mengganggu orang yang berniat ingin membeli.

Mendadak Hikari haus jadi ia melipir untuk membeli es teh dulu.

"Abang mau ya satu." Ucap nya pada penjual minuman tersebut.

"Oke neng, sebentar ya."

Hikari mengangguk, sambil menunggu ia memperhatikan pedagang di sekitar dan tanpa sengaja pandangan terfokus kearah sepasang kekasih yang tengah asik melukis sambil bercanda ria di sebuah stand melukis yang seharusnya diperuntukkan untuk anak-anak. Tapi pengunjung nya malah di dominasi para muda mudi yang berpasangan.

Seru banget sih mereka, aku jadi pengen ikutan. Tapi masa sih sendirian doang.

Batin nya bersuara, sedikit merasa sedih karena ia tak memiliki teman satu pun. Sementara kekasihnya tak memiliki waktu luang. Dan lagi, mana mungkin kekasihnya itu mau diajak melukis di tempat seperti ini.

Tapi ia tidak akan menyalahkan hal itu, ia tahu siapa kekasihnya. Sampai kapan pun Hikari akan selalu memaklumi ketidak hadiran sang kekasih yang notabenenya adalah seorang petinggi perusahaan. Sudah syukur ia masih bisa bertemu di beberapa waktu, jadi ia takkan menuntut lebih.

Sekalipun dalam lubuk hati nya yang paling dalam ia menginginkan pria itu menemaninya, mengobati kerisauan hatinya karena kejadian semalam tentang foto yang tak sengaja ia temukan juga sosok gadis yang bersama pria itu di lift.

"Neng ini minuman nya udah jadi."

Hikari pun tersentak dalam lamunannya.

"Oh iya bang. Makasi."

Sambil menyeruput minuman miliknya ia pun kembali berkeliling, masih belum mau beranjak pulang jadi memutuskan untuk kembali melihat-lihat. Mungkin sampai bosan atau risih karena semakin siang pengunjung pun semakin ramai.

My Beloved BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang